19 [ Terluka ]

622 150 2
                                    

Gue masih sakit hati tentu saja, tapi gue juga menepati janji gue untuk membantu Ryujin mempersiapkan pesta untuk Noa nanti. Gue nggak sendiri, Ryujin ternyata udah minta tolong ke Mashiho dan Junkyu juga untuk membantu.

"Cumi lo kenapa deh seharian ini ? Lesu gitu ? Lagi sakit ya ?" tanya Ryujin sambil mengecek dahi gue. Gue menggeleng pelan, seharian ini gue memang lebih banyak diam. Padahal hampir setiap hari gue tuh pasti cerewet dan berantem sama Junkyu, cuma hari ini pengecualiannya.

Pukul 15.45 persiapannya telah selesai. Ryujin menyuruh kami bertiga untuk menunggu di dapur, dimana gue akan membawakan kue kecil sedangkan Junkyu dan Mashiho akan membawa confetti.

"Nanti gue bakalan kasih aba - aba ya kalo Noa udah sampai" ucap Ryujin yang tersenyum senang dan berlalu meninggalkan kami bertiga di dapur nya. Gue mengepalkan tangan, berusaha menahan sakit di hati gue. Berusaha agar air mata gue nggak jatuh disaat - saat bahagia nya Ryujin sama Noa.

Dari dapur, bisa gue dengar suara Noa yang telah memasuki rumah dan ngobrol bersama dengan Ryujin. Nggak berapa lama kemudian, Ryujin memberikan aba - aba kepada kami bertiga untuk segera mempersiapkan kejutan untuk Noa.

"Taraaaa !! Ciee akhirnya jadian !!" ucap Mashiho yang disambut tawa dari Noa dan Ryujin. Mereka semua bahagia, tapi gue nggak. Gue ngerasa hati gue sakit banget saat ini, bahkan untuk ngucapin selamat pun gue rasa gue gabisa.

"Cumi lo kenapa ? Lagi sakit ?" tanya Noa yang saat ini menaruh tangannya di dahi gue. Oke, gue nggak bisa lagi nanggung semua rasa sakit ini sekarang.

"Gue keluar dulu ya, pengap banget soalnya disini hehe" ucap gue sambil meninggalkan mereka berempat.

***

Setelah gue keluar ternyata gue disusul sama Junkyu. Sekarang kami duduk di taman dekat rumah Ryujin. Suasana hening karena baik gue maupun Junkyu, kami sama - sama nggak buka suara satupun.

"Lo mau pulang ?" tanya Junkyu sambil menatap gue.

Gue hanya diam, pikiran gue kosong. Setelah itu, bisa gue dengar suara langkah kaki yang semakin mendekat ke arah kami berdua.

"Cumi, Junkyu ternyata kalian daritadi disini ? Kirain udah pulang" ucap suara seseorang yang amat sangat familiar di telinga gue. Suara Ryujin dengan Noa yang ada disampingnya.

Gue langsung berdiri dan berusaha meninggalkan mereka berdua. Tapi, lagi - lagi tangan gue di tahan.

"Lo kenapa sih seharian ini ?" tanya Noa sambil tetap memegang pergelangan tangan gue.

Gue tidak menatapnya dan berusaha melepaskan tangannya dari tangan gue namun dia justru menahannya lebih kencang.

"Sakit Noa !" ucap gue dengan sekuat tenaga, gue berusaha agar air mata gue nggak tumpah lagi. Bisa gue rasakan Noa mengendurkan pegangannya pada tangan gue, namun dia belum melepas tangan gue saat ini.

"Mata lo sembab gitu, lo habis nangis ? Kenapa ?" tanya Noa sambil menatap ke gue dengan tatapan mata khawatir.

Gue ingin sekali menjawab bahwa gue nangis karena gue kecewa dan itu semua karena Noa dan Ryujin pacaran. Tapi tetep aja gue nggak mampu mengeluarkan suara, lidah gue kelu.

"Dia baik - baik aja kok, kita pulang dulu" ucap Junkyu yang melepas pegangan tangan Noa dan menarik gue untuk segera pulang.

***

Saat ini gue berada di taman yang nggak jauh dari rumah gue dan rumah Junkyu. Kita berdua duduk di ayunan dan nggak ada niatan sedikit pun untuk menggerakkan ayunan tersebut.

Gue masih dalam tangisan gue sedangkan Junkyu hanya diam dan melihat ke arah gue. Hingga akhirnya semuanya hening, gue berhenti menangis.

"Udah nangisnya ?"

Gue menoleh ke samping sambil menatap Junkyu yang menatap gue dengan lembut. Gue hanya menganggukan kepala kecil, nggak lama kemudian Junkyu pun bangkit dari ayunannya dan berjongkok di hadapan gue.

"Lo itu jelek kalo nangis" ucap Junkyu sambil bersihin sisa air mata yang ada di pipi gue dengan lembut.

"Lo ih bukannya ngehibur gue malah ngejek !" balas gue sambil menepuk bahu Junkyu dengan keras.

"Sakit cum ! Lo itu jelek kalo lagi nangis, makanya gue nggak mau ngeliat lo nangis lagi" ucap Junkyu sambil mengelus - ngelus bahu nya yang gue pukul tadi.

"Ih apaansi kyu" ucap gue sambil mengelap ingus gue yang sedikit keluar.

"Ayo ke indoapril, gue beliin coklat sama es krim" ajak Junkyu sambil sedikit menarik tangan gue untuk bangkit dari ayunan.

Setelah gue berdiri, Junkyu langsung memeluk gue dengan sangat erat.

"Jangan sedih lagi, inget kalo gue selalu ada buat lo"

***

Saat itu, gue belum tau tentang perasaan gue ke Junkyu, tapi yang jelas saat itu gue tau satu hal dan gue sangat yakin dengan hal ini sampai sekarang. Gue ingin Junkyu untuk selalu ada disisi gue sampai kapan pun.

***

Tetangga [ Kim Junkyu ]Where stories live. Discover now