19. - All of my life [READ NOTE]

Start from the beginning
                                    

Namun sekarang semuanya seakan sirna, tak ada lagi candaan yang mereka lontarkan untuknya, tak ada pembelaan, tak ada yang menguatkannya saat ia terpuruk. Reyhan tahu, ini semua salahnya, salahnya yang terlalu gegabah memilih pilihan. Reyhan hanya merasa takut jika adik satu-satunya itu pergi meninggalkannya, Reyhan bahkan berani menukar nyawanya jika itu akan membuat Arkan bangun.

Bagi Reyhan keluarganya adalah segalanya. Reyhan sangat-sangat menyayangi mereka lebih dari nyawanya sendiri dan apapun akan Reyhan lakukan untuk menjaga mereka.

Reyhan menunduk meraih dua lembaran foto yang menunjukkan sepasang suami istri yang tengah tertawa dan satunya lagi menunjukkan foto laki-laki sebayanya yang tersenyum dengan kamera yang menggantung di lehernya.

"Kenapa kalian pergi secepat ini di saat Rey baru mengetahui itu semua?" Reyhan menghela napas panjangnya merasakan matanya memanas. "Sialan!"

Reyhan mengusap kasar air matanya yang jatuh dengan punggung tangannya. Reyhan merasa seperti cowok yang menyedihkan setelah fakta itu menampar keras hidupnya. Hidup Reyhan terasa hancur saat itu seakan ia telah kehilangan segalanya, Reyhan benar-benar rapuh dan hampir saja menyakiti dirinya sendiri jika ia tidak mengingat Arkan, kedua orang tuanya juga Calista. Reyhan tak tahu lagi harus mengadu pada siapa saat ini, semuanya nampak tak tersisa, Reyhan kehilangan segalanya.

Keluarganya, sahabatnya juga Calista.

Sentuhan lembut di pundaknya membuat Reyhan menoleh. Calista duduk tepat di sampingnya, menyorotnya dalam seakan ikut merasakan perasaannya saat ini.

Reyhan membung muka. "Lo ngapain di sini?" tanya Reyhan dingin, sebisa mungkin menahan desakan air matanya yang kembali keluar karena tidak ingin membuat Calista ikut sedih karenanya. Gadis itu sudah cukup menderita karena ulahnya dan Reyhan tak mau menambah beban di diri gadis itu.

Biar Reyhan sendiri yang menanggung rasa sakit itu semua.

"Hati gue yang nuntun gue kesini" jawab Calista yang sontak membuat Reyhan menoleh.

"Are you okay?" tanya Calista lembut, membuat Reyhan terlena akan suara lembut gadis itu dan semakin ingin memeluk Calista sekarang juga, namun Reyhan tetap bersikukuh pada pendiriannya. Reyhan tak ingin Calista mengetahuinya, lebih baik gadis itu membencinya dari pada harus ikut tersiksa bersamanya.

"Sangat baik. Mending lo pergi, lo bikin mood gue buruk" ujar Reyhan ketus sembari menatap ke depan. Calista menghela napas panjangnya.

"Lo gak baik-baik aja, Rey" ujar Calista yang membuat Reyhan terdiam seribu bahasa. Rasanya ia ingin sekali merasakan pelukan Calista dan meminta gadis itu menyemangatinya namun lagi-lagi Reyhan menampik itu semua dari fikirannya. Reyhan tidak mau Calista berfikir jika ia cowok yang lemah.

Tubuh Reyhan menegang ketika Calista memeluknya  dan mengucapkan sesuatu hal yang membuat sebagian pertahanannya runtuh.

"Gue tau kenapa lo lakuin ini, Rey. Arkan dan Maura, Semuanya demi mereka, kan?" Calista menghela napas panjangnya di tengah kedua matanya yang memanas. 

"Berhenti Rey, jangan siksa diri lo kayak gini" lanjut Calista dengan suara yang bergetar, air mata sudah mengalir deras di kedua pipinya. Alex sudah menceritakan semuanya padanya dan tentu saja itu membuat Calista terguncang mengetahui fakta bahwa Reyhan mengorbankan semuanya hanya untuk Arkan dan Maura. Alex juga menceritakan tentang janji Reyhan yang akan membantu Arkan mengingat Maura perlahan-lahan jika cowok itu benar-benar hilang ingatan.

Reyhan ikut menitihkan air matanya, namun cowok itu tetap mengunci bibirnya, memilih mendengarkan Calista berbicara.

"Please Rey ... Jangan berjuang sendiri, jangan sakit sendiri dan jangan pernah berfikir kalo gue bakal ninggalin lo karena hal ini" Calista menggeleng pelan.

My Cold Prince 2 || (T A M A T)Where stories live. Discover now