"Nih, bisa pake sendiri kan?"

Arfan tak menjawab ia langsung saja menerima kotak nya dan membukanya. Awalnya ia kesulitan ketika membuka Rivanol nya karena masih baru. Zahra pun terus saja memperhatikan, Zahra malah gemas sendiri, kenapa Arfan sama sekali tak meminta bantuannya. Dasar cowok sok bisa,dingin,ketus,hilih

"Sini biar Zahra yang bukain" ucap Zahra dengan nada kesal. Setelah itu Zahra menyerahkan kembali kapas yang sudah ditetesi rivanolnya. Ketika Arfan fokus membersihkan lukanya tiba-tiba terdengar suara aneh diantara mereka. Suara perut yang kelaparan

"Suara apa itu?" Tanya Arfan sambil melirik Zahra yang masih setia disampingnya. Zahra hanya menyengir tanpa dosa, Arfan beranjak dari duduknya kemudian menyerahkan kresek yang berisi nasi goreng.

"Jangan bilang belum makan dari pagi" ucap Arfan awas jangan lupa ekspresi dingin nya

"Hey, terus siapa yang jagain Hana disini kalo gue kebawah? Nanti malah gue yang disalahin lagi"

"Tuh nasi goreng. Makan aja" jangan lupakan dinginnya Arfan yang kata Zahra mah kaya minus 100 derajat celicius

"Yang ikhlas dong, kok nadanya kaya yang gak ikhlas"

"Kalo sampe terjadi sesuatu sama perut kamu jangan nyalahin saya"

"Kok gitu sih"

"Ya mau apa nggak?"

"Yaudah iya mau" Zahra membuka kreseknya dan mulai menyantap nasi gorengnya. Zahra sangat menikmati, sedangkan Arfan? Ia malah sibuk dengan detak jantungnya yang berdetak 2x lipat. Alasannya adalah Zahra yang selalu mengajaknya bicara. Arfan hanya membutuhkan jawaban ya atau tidak. Tapi Zahra malah memperpanjang obrolannya, pernah rasain kan diajak ngobrol sama orang yang kita suka? Gimana rasanya? Deg deg an kaya bedug dipukul kalo takbiran,xixi

"Heh, terus kak Arfan mau kemana lagi?"

Astaghfirullah sabar Arfan, Zahra mengujimu

"Mau keluar beli nasi" sebelum Zahra mengeluarkan kata katanya lagi Arfan secepatnya pergi keluar. Ternyata efek berbicara lama dengan Zahra sangat luar biasa membuat hati Arfan..

💫💫💫

Arfan duduk di kursi ruang tunggu. Tubuhnya sangat lelah setelah seharian mengajar para mahasiswa dan kali ini ia harus menjaga Hana. Tiba-tiba ia teringat seseorang, apa dia masih disini? Sekarang sudah hampir pukul 9 malam

Arfan pun segera melanjutkan langkahnya menuju kamar rawat Hana, disana ia melihat Fatimah dan juga Asya. Setelah kejadian beberapa hari yang lalu hubungan Arfan dan Asya kembali membaik setelah Arfan berjanji tidak akan lagi melakukan kesalahan yang sama

Jujur waktu itu Arfan sangat khawatir pada kondisi Hana, ia belum siap jika harus kehilangan Hana. Arfan pun sebenarnya tidak tega ketika melihat Zahra menangis karenanya, Arfan sendiri kecewa pada dirinya, ia tidak bisa mengontrol kemarahannya

"Ummi,abi kapan kesini lagi?"

"Baru saja. Oh ya Fan, kamu anterin Zahra pulang ya kasihan dia, Aditya tidak bisa menjemputnya karena sedang di Jakarta" ucap Asya mewakili

Jika Asya sudah memerintah berarti tidak ada penolakan, Arfan pun mengangguk lemah,

"Tapi keadaan Hana gimana bi?"

"Alhamdulillah dokter sudah bisa mengizinkan Hana besok untuk pulang" Arfan mengelus dadanya bersyukur bahwa Hana masih bisa pulang

"Ummi,Abi,Zahra pulang duluan ya. Hana kamu harus sembuh kamu kan kuat, katanya pengen liat teh Zahra...."

Sujud Terakhirku [OPEN PO]Where stories live. Discover now