12-Sakit

10.2K 722 16
                                    

Harapan itu sama seperti kepercayaan. Jika kita simpan pada manusia maka kita akan kehilangannya,tapi jika kita simpan pada Tuhan, maka kita akan mendapatkannya
.
Happy reading, jangan lupa vote:)
Ada lagunya, kalo kalian punya bisa sambil dengerin lagunya di pustaka musik kalian📍


.

Arfan membereskan buku-buku dan menutup laptopnya. Ia menatap keluar jendela hujan masih mengguyur, awalnya ia ingin segera pulang dan menengok Hana. Ia merasa kasihan pada orangtuanya yang kini pasti sedang kecapean mengurusi Hana. Daripada membuang waktu lebih baik ia melaksanakan sholat Ashar terlebih dahulu.

Membutuhkan waktu 10 menit bagi Arfan untuk melaksanakan sholat dan dzikir. Setelah itu ia menggunakan sepatunya dan berjalan ke tempat parkiran,untung saja hujan sudah reda. Kemudian ia menyimpan hp nya diatas dashboard mobil. Tiba tiba datang mobil merah dari arah samping, memberikan kode dengan membunyikan klakson. Kaca dari kursi kemudi terbuka menampilkan Daffa dengan senyumnya

"Ar! Jangan lupa bawa si Calon ya" teriak Daffa. Arfan tersenyum

"Do'a in dia mau" Daffa membalas dengan ancungan jempol. Setelah itu mobil Daffa melaju terlebih dahulu

Arfan melajukan mobil dengan kecepatan sedang. Jalanan cukup ramai mungkin karena memang sudah memasuki waktu libur tahun baru. Sambil menunggu lampu merah berubah warna,Arfan menerima telfon. Disana tertera jelas nama Ummi

"Assalamualaikum,mi kenapa?"

"Waalaikumussalam. Kamu dimana Fan? Secepatnya ke rumah sakit ya"

"Iya Arfan lagi dijalan mau kesana sekarang, Hana baik baik aja kan?"

"Insya allah baik baik aja. Coba kamu telfon Zahra dia kan yang ngurus Hana dari pagi"

"Loh emang ummi dimana?"

"Ummi lagi dijalan sama Abi mau pulang dulu"

"Oh ya Ummi, iya Arfan secepatnya ke Rumah sakit. Hati hati mi"

Arfan menancap gas kemudian secepatnya ia ke Rumah sakit, namun sebelum itu ia menyempatkan untuk membeli nasi goreng, perutnya dari siang belum terisi sama sekali

💫💫💫

Arfan berjalan santai menuju kamar dimana Hana dirawat. Ia memutar knop pintu, terlihat 2 orang gadis yang tengah tertidur pulas. Yang satu tidur dengan berbaring diatas ranjang yang satu lagi tidur dengan posisi duduk. Ingin membangunkan tentu saja Arfan tidak tega melihatnya. Zahra pasti kelelahan karena mengurus Hana, apalagi Fatimah tadi bilang Zahra dari pagi sudah disini. Tangan Zahra menggenggam kuat tangan Hana, seperti yang tidak ingin ditinggalkan.  Kemudian Arfan membereskan beberapa sisa makanan dari meja, karena kurang hati hati gelas dari meja terjatuh sehingga menimbulkan suara cukup keras dan membangunkan Zahra. Arfan berusaha untuk membersihkannya sendiri namun tangannya malah tergores oleh puing gelas tadi

"Kak Arfan?" Ucap Zahra sambil mengucek matanya, Zahra berjalan mendekati Arfan yang masih sibuk megurusi tangannya. Zahra melihat tangan Arfan berdarah dan sepertinya sobek, itu pasti sakit

"Astaghfirullah, tangan kak Arfan berdarah. Bentar Zahra bawain dulu obatnya" Arfan hanya diam dan memperhatikan darah yang terus keluar dari telapak tangan kirinya. Tak lama kemudian Zahra sudah tiba dengan kotak P3K yang sudah ada di laci kamar. Zahra menyerahkan kotak itu

Sujud Terakhirku [OPEN PO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang