11-Makhluk Teraneh

Start from the beginning
                                    

"Bukan nggak, tapi lebih tepatnya belum. Jangan sampe lo ketelatan menyadar-.."

"Makin gak jelas lu Ela!" Zahra memilih untuk meninggalkan Ela yang masih komat kamit dengan mulutnya mengenai Cinta. Sudah dipastikan Ela mengalami Bucin level Max!

"Heh! Mau kemana?"

"Mau sholat lah"

"Cieee yang gak jadi sholat berjamaah sama kak Arfan" Ela menertawakan Zahra yang pipinya bersemu warna merah. Walaupun berusaha Zahra menutupinya Ela masih bisa melihatnya

"Dih.. sukur sukur gue gak sholat sama dia. Lo pikir tadi gue mau beneran? Ya nggak lah"

"Masa?"

"Nih lo liat mata gue, ada yang disembunyikan? Ada kecurigaan kalo gue bohong?" Zahra menarik lengan Ela untuk menatap matanya secara langsung namun Ela malah bengong dan malah bukan menatap mata Zahra

"Ada kak Arfan" lirih Ela, Zahra memutar bola matanya malas sambil tersenyum miring

"Makin gak jelas lo. Mana ada kak Arfan dimata gue, dia itu harusnya sama pingiun atau nggak beruang kutub. Biar hidupnya sama sama di benua terdingin. Antartika sekalian" Zahra kemudian tertawa, sedangkan Ela merasa gugup dan juga takut. Sudah mengingatkan dengan berbagai macam kode namun Zahra masih belum peka juga

"Gak cuman dingin dia juga kejam,egois,gak pekaan. Pokoknya makhluk teraneh deh yang pernah gue temuin selama gue hidup"

Mati kau Zahra,ya allah cepat sadarkanlah sahabat hamba yang satu ini. Maafkanlah dia yang suka bener kalo ngomong, tapi gak didepan orangnya langsung jugaa, batin Ela

Ela menepuk jidatnya kemudian membalikkan badan Zahra sehingga Zahra bisa melihat secara langsung siapa orang yang didepannya kali ini. Pemandangan wajah Arfan yang dingin itu membuat jantung Zahra semakin berpacu 2x lipat. Hidung yang mancung,alis yang tebal mata berwarna kecokelatan.

"Kenapa?" Tanya Arfan

Zahra hanya membalasnya dengan cengiran. Zahra merasa malu. Dan sekarang dalam hatinya ia merutuki dirinya sendiri. Pasti Arfan semakin membencinya dan akan sangat sulit memaafkannya. Arfan menatap wajah Zahra sekilas dan memang selalu begitu. Kemudian Arfan pergi, napas Zahra berjalan normal lagi. Alhamdulillah

💫💫💫

Hari ini Arfan lebih awal datang ke kampus. Ia memarkirkan mobilnya kemudian berjalan melewati para mahasiswa yang tengah asyik memainkan aplikasi video yang tengah viral akhir akhir ini

Arfan merasa khawatir pada mereka, sebenarnya tidak ada yang salah selagi mereka masih diambang batas normal hanya saja ia pernah mengikuti kajian dengan teman temannya bahwa ada ulama Ibnul Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah, berkata menyia-nyiakan waktu lebih berbahaya dari kematian, karena menyianyiakan waktu akan memutuskanmu dari Allah dan negri Akhirat. Sedangkan kematian hanya memutuskan dirimu dari dunia dan penduduknya. Jadi bisa disimpulkan bahwa jika kita menyianyiakan waktu berarti lebih berbahaya dari kematian.

"Arfan!" Lantas Arfan memutar tubuhnya dan mendapati teman sesama dosennya, ia melempar senyum tipis kemudian berjalan saling beriringan

"Ente kemana aja sih, rindu ane"

"Maksudnya rindu apa?" Arfan mulai curiga dengan tingkah teman atau mungkin bisa dibilang sahabat

Sujud Terakhirku [OPEN PO]Where stories live. Discover now