Binding Melody (Indonesian)

725 29 1
                                    

Boboiboy and MechAmato (c) Monsta
Penulis tidak mengambil keuntungan materi dari karya tulis ini.

Selamat menikmati :)

Rindu. Boboiboy merindukan kehidupan normalnya di bumi. Sudah berapa lama ia mengabdi diatas sini? Dia rindu akan masakan ibunda tercinta, rindu menghabiskan waktu di waktu senja bermain bola bersama sang ayah, namun ketiga anggota keluarga ini mengambil jalan berbeda, berpisah secara fisikal, namun tak ada satupun faktor yang dapat melemahkan ikatan keluarga diantara mereka. Meskipun begitu, rindu tetaplah rindu, tidak bisa dilawan.

Langit gelap gulita Boboiboy perhatikan dari jendela koridor stasiun TAPOPS seraya berjalan menuju kamarnya untuk beristirahat. Angkasa lepas tidak mengenal perbedaan antara siang dan malam, untuk itu Boboiboy dan kawan-kawan dari bumi mengikuti waktu lokal Malaysia untuk menentukan waktu shift mereka di stasiun. Boboiboy bertanya dalam hati, apa yang Mama dan Ayahnya sedang lakukan pada saat ini? Mungkin mereka sedang sibuk dengan urusan masing-masing, atau mungkin mereka sudah terlelap memandang waktu sudah menunjukkan jam setengah sebelas malam, cukup larut untuk tetap terjaga. Boboiboy tetap berjalan dan sampai ke kamarnya dimana ia dan Gopal berbagi ruangan bersama.

Selepas cuci kaki, sikat gigi dan sembahyang malam, Boboiboy merebahkan diri diranjangnya dan memejamkan mata, namun kesadarannya tak kunjung memudar. Ia masih merasa resah. Beberapa kali ia mengganti posisi tidurnya tetapi boboiboy tidak merasa nyaman. Kali ini, Boboiboy yakin ia tidak bisa mengabaikan perasaan rindu ini. Tidak bisa ditahan atau dibungkam lagi. Tapi mana mungkin Boboiboy menangis malam-malam, bisa jadi masalah kalau Gopal bangun karenanya, lagipun yang Boboiboy rasakan kali ini bukanlah perasaan yang membuat Boboiboy ingin menangis, bukan. Boboiboy butuh melakukan sesuatu hal lain.

Boboiboy beranjak dari kasurnya dan membuka lemari personalnya, dimana ia menyimpan semua barang-barang, artifact dan oleh-oleh yang menurutnya berharga. Diambilnya sebuah case yang agak besar dari bagian bawah lemari dan dengan senyap ia keluar dari ruangannya. Boboiboy berjalan ke ruangan observatorium disebelah perpustakaan dimana ia bisa melihat langit berbintang lebih jelas di langit-langit dan ruangan itu hampir tidak pernah digunakan kecuali jika sedang ada study yang dilakukan.

Boboiboy duduk ditepian tembok disebelah teleskop utama dan membuka case hitam yang ia bawa. Dikeluarkannya sebuah gitar bass bersenar empat dan ia cek kondisi senar-senar itu. Satu per satu Boboiboy cek dan benarkan nada senar dari bass tersebut dan Boboiboy mulai memainkan instrument tersebut tanpa bernyanyi. Memang terdengar aneh bila hanya gitar bass saja yang terdengar ditelinga tanpa iringan alat musik lain ataupun alunan suara yang melantunkan sebuah lagu, namun itu semua tak dihiraukan oleh Boboiboy karena...

.

.

.

.

.

.

.

.

"Jangan takutkan langit yang gelap...."

"Ayuh! Beranikan diri sahaja~~"

"Kita hadapi semua bersama~~"

.

.

.

.

.

.

.

Cukup dengan intuisi Boboiboy dapat mendengar petikan gitar akustik dan suara merdu menyanyikan lagu yang sama dengan dirinya dari sisi semesta yang lain.

Monsta Bois Short fanfics and Drabbles CollectionsWhere stories live. Discover now