Akhir perjalanan[Part 33]

3.4K 159 3
                                    

Please kalian jangan sedih di Part ini:(
Author si jujur ikut kebawa sedih pas bikin,

Happy reading all

________________________

<di RS>

Gue and bang Arki langsung menghampiri bibi yang sedang mundar mandir kebingungan di depan ruang rawat Anna
"Bi gimana Ann?" Tanya gue
"Neng Anna kritis lagi neng bibi takut neng Anna kenapa kenapa." Kata bibi lalu menangis
"Sudah bi, tenang aja Cinta yakin Anna kuat kok." Kata gue sambil memeluk bibi mencoba menenangkan
"Cinta aku bayar adminitrasi dulu ya." Kata bang Arki berpamitan

Selang waktu yang lumayan lama dokter dari ruangan Anna keluar
"Bagaimana dok keadaan Anna?" Tanya gue
"Saya turut berduka cita atas kepergian saudara Anna, mohon maaf sekali saya belum bisa menyelamatkan pasien." Kata dokter lalu pergi berlalu

Kata kata yang di ucapkan dokter tadi terngiang ngiang di kepala gue
Seorang sahabat pergi membawa segala kenangan, pikiran gue kacau, gue mencoba untuk mengulang masalalu gue bersama Anna, mulai kita pertama kali ketemu, saling mendukung, selalu mendoakan dan saling melindungi

Kenangan yang gue lalui bersama Anna cukup banyak, mungkin kalau di ungkit satu persatu bisa sampai 1 tahun yang akan datang:v

Gue hanya bi menangis melihat tubuh Anna yang terbaring di ranjang rumah sakit
"Naa... kenapa kamu pergi duluan? Banyak impian impian kita yang belum tercapai." Kata gue mengeluarkan unek unek dari diri gue
Bang Arki masuk ke ruangan Anna dan mendapati bahwa gue and bibi yang sedang menangis
"Kalian kenapa?" Tanya bang Arki
"Neng Anna,, neng Anna meninggal." Kata bibi dengan suara tersendat sendat
"Apa?!" Kata bang Arki syok
"Udah cin, mendingan kita mencoba mengikhlas kan kepergian Anna nggak baik kalo kamu bersikap kayak gini." Jelas bang Arki menasehati gue sambil memberikan pundak nya
"Emm... oke." Kata gue lalu mencoba menghentikan air mata yang mengalir
"Aku telp orang tua kita dulu ya." Kata bang Arki lalu pergi ke luar untuk menelfon orang tua kita

Berselang waktu yang cukup lama orang tua gue sudah datang
"Cintaaa... sabar ya nakk... bunda tau pasti kamu terpukul sekali, nggak boleh nangis yah." Kata bunda langsung memeluk gue
"Iya bunn.." jawab gue "tapi yang ngurusin ini semua siapa? Orang tua Anna sedang ada konflik." Tambah gue
"Nanti kita selesaikan bersama. Oh ya makasih ya kik kamu udah 24 ngasih tau keadaan nya Cinta." Ujar Bunda
"Sama sama te." Jawab bang Arki sambil fake smile

~rumah Anna

Setiba nya kita semua di rumah Anna, bibi langsung membersihkan rumah dan menata keperluan, gue yang masih tidak percaya akan hal ini hanya bisa terdiam dan meratapi jena**h Anna
"Udah nggak usah sedih, aku yakin Anna sudah bahagia disana." Hibur bang Arki yang duduk di samping gue dan mengelus ngelus kepala gue
"Kik,, kamu tenangin dulu Cinta, tante mau bicara ke pak RT dan mengurusi pemakaman nya ya." Perintah bunda
"Iya te." Jawab bang Arki

Setelah bunda pergi ke rumah pak RT dan mengurusi segala keperluan mama dari bang Arki datang ke rumah Anna
"Halo kik, gimana? Udah di urusin?" Tanya mama bang Arki
"Pemakaman nya udah di urusin bunda nya Cinta ma, jadi kita siapin aja yang di rumah." Jelas bang Arki
"Yaudah kamu tenangin dulu Cinta, mama mau ngebantuin bibi nya oke." Kata mama bang Arki
"Iyaa mamaaaa..." kata Bang Arki lalu duduk kembali di samping gue

"Orang tua Anna udah tau belum?" Tanya gue ke bang Arki
"Aku nggak tau cin, kan kita nggak punya nomor hp nya." Jawab bang Arki
"Emmhh... bibi punya nggak? Kasihan kalo mereka nggak tau kalau putri nya telah tiada." Kata gue
"Yauda aku ke bibi dulu ya." Tambah gue lalu meninggalkan bang Arki dan mencari bibi

-ketemu bibi
"Bii.. punya nomor ke -2 orang tua Anna nggak?" Tanya gue
"Ada neng ini, tapi kata nyonya besar jangan telfon kalau itu bersangkut paut dengan keadaan rumah ataupun neng Anna." Jelas bibi sambil memberikan gue selembar kertas yang berisi nomor hp
"Nggak papa bi, aku aja yang ngomong." Kata gue lalu menelfon nomor tersebut

'Tut... tuttt.... tutt.... nomor yang anda hubungi sedang tidak aktiv harap telfon kembali setelah beberapa menit'

"Nomor nya nggak aktiv bang." Kata gue ke Bang Arki
"Coba sekali lagi." Kata bang Arki, gue langsung menelfon nomor tersebut kembali dan lagi lagi nomor nya tidak aktiv
"Udah hampir 30x lo aku telfon, tapi kok nggak di angkat." Omel gue
"Yauda biarin, mungkin lagi sibuk." Kata bang Arki

Para tetangga pun mulai berdatangan untuk melayat, dan yang di sayangkan lagi orang tua Anna pun belum kunjung datang

Ketua Kelas X Ketua Osis (Tamat)Where stories live. Discover now