Kenalan [Part 31]

3.4K 158 2
                                    

Waktu tidak akan lama,
jadi bahagiakan mereka yang ada di dekat mu selagi ada
Karena kelak,
Pasti ada saat nya kau merindukan itu.

***

Hayy gaizz!!! Nggak nyangka author udah sampai part 30 lebih and thank you all udah sampai 4k pembaca!!

I love you all❤️❤️

Jangan lupa Votte cerita ini terus⭐️❤️

~kembali ke cerita

'Ting Tung' suara bel utama rumah
"Biar bunda buka pintu." Kata bunda saat gue sekeluarga minus bang Adam lagi asik bercanda

Tak lama setelah bunda membuka pintu bunda berjalan ke arah kita
"Siapa bun?" Tanya ayah
"Itu ehem nya si kakak." Kata bunda ngode
"Apaan si bun? Bang Arki emang?" Tanya gue
"Siapa lagi." Jawab bunda

Dengan cekatan gue langsung ke ruang tamu menemui bang Arki

"Hayy good night." Sapa gue
"Good night!" Sapa bang Arki balik
"Ada apa bang?" Tanya gue
"Mau ngajak cari angin malam si, tapi kayak nya kamu lagi kumpul keluarga jadi nggak usah deh kapan kapan aja." Kata bang Arki
"Enggak papa kok, santuy aja." Kata gue
"Yauda aku siap siap dulu bentar yak!" Kata gue lalu meninggalkan bang Arki

Saat gue lagi otw ke kamar si ayah kayak nya lagi otw mau ke ruang tamu
'Ayah kepo sumpahh.' Gerutu gue lalu segera bersiap siap

~skip ruang tamu

"Hayukk mluncurrr!!!" Kata gue mengajak bang Arki
"Ayok!!" Kata bang Arki
"Yauda om saya sama Cinta keluar sebentar." Kata bang Arki berpamitan ke ayah
"Iya iya, jangan pulang malem malem." Kata ayah memberi amanat
"Iya yahh, nggak pulang malem kok pulang pagi aja:v" kata gue membuat bang Arki and ayah tertawa

-sepeda motor

"Tadi ngobrolin apa sama ayah?" Tanya gue
"Enggak apa apa, urusan cowo cewe nggak boleh." Kata bang Arki
"Hilih ilisin sikili kimi." Kata gue
"Cin besok kan masih ada class meating, aku nggak bisa nonton pertandingan yak, ada urusan yang harus aku selesaiin." Jelas bang Arki membuat gue mikir keras apa urusan bang Arki
"Emang ada apa?" Tanya gue langsung mengangkat kepala yang sebelum nya gue senderin di pundak nya
"Urusan masa depan." Jawab bang Arki membuat gue penasaran
"Masa depan banget." Kata gue lalu bang Arki melajukan motor nya agak cepet

Hp gue bergetar sepertinya ada telfon
Dan iya ternyata ada telfon dari Bibi asisten rumah Anna

"Bang bisa minggir dulu nggak? Ada telfon nih." Kata gue lalu bang Arki meninggirkan sepeda motor nya
"Siapa?" Tanya bang Arki
"Asisten rumah nya Anna." Kata gue
"Gedein volume nya." Perintah bang Arki, lalu gue segera gedein suara hp gue

Bibi
"Halo non,, neng Anna koma lagi nonn,,, tuan besar belum pulang nyonya juga nggak kesini, saya bingung mau ngapain. Kasia neng Anna." Kata bibi seperti sedang menangis, kepikiran, ketakutan, dan gelisah akan keadaan Anna
"Iya bi, bibi tenang dulu, aku kesana. Sekarang." Kata gue lalu menutup telfon
Tak butuh waktu yang lama gue and bang Arki sudah datang di rumah sakit

"Kamu duluan biar aku telfon om and tante biar kamu nggak di cariin." Kata bang Arki
"Nanti nyusul oke!" Kata gue lalu berlari masuk ke RS
"Oke!" Kata bang Arki lalu menelfon bunda atau ayah

- - -

"Gimana bi?" Tanya gue ke bibi
"Tadi kata suster nya tadi kata nya neng Anna kehabisan darah lagi, dan kondisi tubuh neng Anna nggak stabil seperti kemarin." Kata bibi agak rumit
Mendengar perkataan bibi, tubuh gue langsung lemes tatapan gue kosong, pikiran gue murat marit
"Udah tenangin diri kamu." Kata bang Arki yang menyadari bahwa tubuh gue mulai lemes

"Orang tuanya kemana si bi? Kok nggak tanggung jawab?" Tanya bang Arki
"Sebenarnya tuan besar itu sudah tidak perduli lagi ke nyonya dan nona dan akhirnya tuan pergi meninggalkan rumah, lalu kemarin nyonya dan nona bertengkar karena nona nggak mau kalau ke -2 orang tuanya cer*i setelah itu terdengar suara benturan yang cukup keras lalu nyonya pergi begitu saja, dan pada saat saya periksa nona sudah terbaring tak berdaya." Jelas bibi menceritakan kronologi kejadian
"Jadi gitu." Kata bang Arki dengan tatapan kosong

Terdengar suara sepatu suster yang jalan ke arah kami,
"Maaf ada anggota keluarga dari pasien Anna?" Tanya suster
"Saya sahabat nya." Kata gue
"Jadi gini, saya hanya memberi tahukan bahwa biyaya adminitrasi pasien Anna mulai membengkak, dan ini baru terbayar hanya 10%." Kata suster itu memberikan rincian keuangan
"Saya harap keluarga segera membayarnya terimakasih." Tambah suster lagi dan berjalan menjauh dari kita

"Gimana ini?" Tanya gue
"Gimana kalau besok kita minta sumbangan si sekolah untuk pengobatan Anna." Saran bang Arki
"Boleh juga sih ide bagus, tapi apa boleh?" Tanya gue
"Kita cari bukti yang kuat untuk minta izin." Kata bang Arki
"Oke!" Kata gue

Ketua Kelas X Ketua Osis (Tamat)Where stories live. Discover now