East Germany

Mulai dari awal
                                    

Latvia dan Lithuania punya satu kesamaan, yaitu mereka anak yang paling susah bangun pagi, jadi perlu tenaga ekstra untuk membangunkan mereka

"JANGAN!! Kita udah bangun kok, ya kan Lat"

"i-iya, baru mau mandi, kakak keluar dulu ya,ntar kita nyusul" Latvia ikut menyahut

Aku pergi meninggalkan mereka lalu menuju kamar adik-adikku yang lain untuk membangunkan mereka, setelah mereka semua bangun aku kembali kedapur, mengecek apakah sarapan sudah siap.

Namun sesampainya aku didapur tak ada orang yang telihat, samar-samar terdengar suara beberapa orang sedang berbincang-bincang di ruang makan.

Karena penasaran, aku memutuskan untuk pergi ke ruang makan untuk melihat apa yang sedang terjadi

"oh, kakak disitu ternyata, sarapannya sudah jadi, gabung aja" Esto menyodorkan sepiring блин kesukaanku

"eh.. спасибо"

"Semuanya, tolong perhatikan sebentar" papa masuk keruang makan

"sekarang kita memiliki seorang anggota keluarga baru"

"woah.... benarkah? Siapa dia?" Kaza menatap heran kearah papa

"biar dia yang memperkenalkan dirinya sendiri" papa menyuruh seseorang masuk

"h-halo semuanya, na-nama ku.. East Germany... salam kenal" anak itu hanya menundukkan kepalanya dan bicara terbata-bata

Kami sarapan seperti biasa dengan satu anggota baru yang berada di tengah-tengah kami, tak lama kemudian kami selesai menghabiskan sarapan yang dibuatkan Estonia. Masakan Estonia memang yang paling enak :)

Papa menyuruh kami untuk pergi bermain keluar, kecuali East Germany, katanya papa ada urusan dengan teman-temannya. Sebenarnya aku tak tega meninggalkan 'adik baruku' tinggal dirumah sendiri, ya... walaupun ada papa (tapi tetap saja, papa akan sibuk dengan teman-temannya)

Karena aku bingung mau pergi kemana, aku memutuskan untuk pergi kerumah Nesia lagi (ini sudah kesekian kalinya aku kerumah Nesia pada minggu ini)

Sesampainya aku didepan rumahnya, aku melihat dia bermain dengan seseorang, aku tak tau dan tak peduli siapa yang sedang bermain dengan Nesia, yang pasti aku sudah berjalan menghampiri Nesia (biasa.... sapa-sapa dulu)

"hai Nes, apa kabar?"

"oh, hai Russia senang sekali kau berkunjung kemari, aku lebih dari baik, untuk sekarang" kata Nesia sambil menunjukkan senyumannya yang cantik

"Nesia, aku pergi dulu ya, aku harus membeli sesuatu nih" kata anak yang itu

"hati-hati di jalan ya" Nesia melambaikan tangannya kearah anak itu

"Nesia, aku punya adik baru lho" aku memulai percakapan

"woah, beneran?!, aku mau liat dong, ganteng apa nggak?, dia dingin kayak kamu atau ramah kayak Ukra?, suka baca buku atau nggak? Dia lebih tinggi dari kamu atau lebih pendek?"

"eh... kok kamu malah kepo sih"

"eheheheheh, gapapa dong, lagipula aku juga belum ketemu sama adik barumu kan, jadi normal aja kalau aku nanya begitu"

"nanti deh kamu ketemu sama dia nya, kita jalan-jalan dulu yuk"

"kemana?"

"kemana-mana aja nggak masalah"

"ke Neraka yuk, tapi aku cuman nganterin sampai gerbang depan aja"

"boleh aja, tapi kamunya bakal kutarik juga biar ikut masuk neraka bareng-bareng"

"ish... kok kamu jahad sih, kan aku cuman bercanda" Nesia menggembungkan pipinya

"lha, siapa suruh kamu bercanda begituan"

"nyesel aku bercandaan sama orang kayak kamu"

"sudah deh, ayo kita pergi ketaman"

"taman lagi?!, sampai kapan kamu mau ngajak aku hang-out di taman?!" Nesia protes

"kalau kamu nggak mau, kita bisa pergi ke bukit aja"

"beneran?" mata Nesia berbinar-binar

Aku hanya mengangguk kan kepala, lalu kami pergi kesebuah bukit yang letaknya tak jauh dari rumah Nesia, diatas bukit kami disuguhkan pemandangan yang sangat indah.

Aku yang biasanya hanya melihat salju dimana-mana, sekarang bisa melihat rerumputan hijau dan bunga-bunga kecil yang bermekaran serta kupu-kupu yang terbang kesana kemari dengan sayap indahnya (kurasa aku terlalu berlebihan mendeskripsikannya)

"disana kamu jarang melihat pemandangan seperti ini ya?" Nesia melirikku

"gitu deh... memang lagi musim dingin, jadi satu-satunya pemandangan cuman salju" aku terkekeh pelan

"aku mau merasakan salju, disini tak pernah turun salju, membosankan sekali"

"jangan begitu, setiap musim dingin beralih ke musim semi, banyak salju yang mencair akhirnya jalanan jadi 'banjir air es' "

"woah, pasti dingin sekali"

"namanya juga air es, pasti dingin dong" balasku

Kami menghabiskan siang di bukit itu, ketika jam sudah menunjujkkan pukul 12:00 aku memutuskan pulang kerumah dan menyiapkan bahan-bahan untuk makan siang nanti

Countryhuman RussiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang