Tidak.

13.7K 754 73
                                    

Anggara menatap nanar punggung wanita itu,Dera membuka pintu rumah dengan tangannya yang menarik kopernya.

Bahu Anggara naik turun,sedangkan
mama Anggara hanya tersenyum kecil.Kali ini ia benar benar berhasil walau sudah tiga tahun ia mencoba untuk memisahkan mereka.

Katakanlah ia sangat jahat,dengan
menghancurkan kebahagiaan putra
nya,katakanlah ia egois sangat karena tak memikirkan ada orang yang paling terluka di antara mereka.

Semua demi putranya,bahkan jika nyawa pun diminta maka ia akan memberikannya.Karena semua demi
Anggara.

"Cepatlah kunci pintu Dion,mama mau ke kamar dulu,"Ujarnya berjalan pelan menaiki tangga,hilang dalam kegelapan.

Anggara sama sekali tak bergeming,
bahkan mama nya berkata pun tak ia dengarkan sama sekali,dirinya hanya tefokus dari tadi pada wanita yang telah keluar dari rumahnya.

Anggara lantas maju,ia tepat berada di depan jendela,menatap keluar jendela.Punggung Dera masih ia dapat lihat,bahkan ia masih melihat Dera sedikit berbincang pada salah satu penjaga rumah.

Lantas di lihatnya Dera menyeret kopernya,dengan baju yang dilihat telah basah kuyup dan tangan yang memeluk tubuhnya sendiri.

Hati Anggara nyeri,ia terlalu tega membiarkan Dera pergi malam ini juga,saat cuaca sedang buruk.Bukan
kah ia sangat kejam?,laki laki macam apa dia.

Membiarkan seorang wanita keluar di malam hari,apalagi cuaca malam ini sangatlah tidak bagus untuk tubuh.
Bahkan ia sendiri dapat merasakan dinginnya malam karena angin yang masuk lewat celah jendela.Membuat bulunya naik karena kedinginan.

Dia jahat bukan?

Setidaknya ia memikirkan sebagai seorang manusia yang peduli.Bukan
secara kejam mengusir seorang wanita tanpa berperasaan.

Bukankah ini yang aku mau?,

Ada apa jangan plin plan begini!

..

Setelah berpamitan dengan penjaga rumah lantas Dera menyeret koper
nya,diliriknya langit yang sangat gelap.Hujan rintik rintik membuat tubuhnya basah dan bajunya menjadi menempel pada tubuhnya,lantas ia mengeratkan jaketnya pada tubuh
nya lalu menarik kopernya kembali.

Sebelum itu ia berbalik,menatap rumah yang pernah menjadi tempat persinggahannya.Rumah tempat ia berlindung dan rumah saat ia menjalin rumah tangga dengan Anggara.

Berbagai kenangan mereka bahkan terlintas sangat jelas di benaknya.
Bahkan ia masih sangat ingat segala kenangan bersama Anggara dulu,di mulai dari awal mula ia dan Anggara membeli rumah itu dan-ah sudahlah sekarang semua hanya tinggal kenangan.

Dera menghembuskan nafasnya kasar,Dera lantas berbalik lagi.
Tangannya menyeret kopernya
meninggalkan rumah yang pernah menjadi kenangan manis bersama Anggara dulu.

Selamat tinggal Gara..

Aku mencintaimu.

Dera memeluk tubuhnya sendiri,
sedari tadi ia tak menemukan satu pun kendaraan yang dapat mengantar
nya.Bahkan terminal pun sedang tutup karena cuaca malam ini sedang buruk.

Dera tak tahu harus kemana lagi,
tidak punya sanak saudara yang dapat ia datangi,setidaknya yang dapat memberikan tempat tinggal semalam atau sehari karena ia belum menemukan pekerjaan.

Diliriknya dompet yang ia pegang,
tersisa beberapa lembar saja.Dan
satu lagi yang ia lupakan,mengembali
kan kartu atm yang seharusnya sudah ia taruh bersama barang barang yang lain.

Nanti saja,pikirnya.Lagipula ia tak akan menggunakan atm pemberian
Anggara.Ia tahu diri,tak usah diingat
kan.Melirik kembali isi dompet nya hanya terdapat beberapa lembar uang.Sisa ia mengambil uang kemarin sesaat Anggara pergi dari rumah.

Not Ex-WifeWhere stories live. Discover now