Semu.

10.2K 487 22
                                    

Bahu Anggara naik turun karena amarahnya,ia menaiki undakan tangga dengan pelan.Hatinya seakan melemah saat ia melihat istrinya mengeluarkan air mata yang Anggara sama sekali tak pernah melihatnya.

Hati Anggara sakit dan sesak saat ia menyaksikan sendiri tatapan sendu dan sedih wanita itu,terbayang wajah pias dan penolakan wanita itu saat Anggara bersikeras memutuskan berpisah.

Anggara tak tahu harus apa lagi,
walau nyatanya ia tak perlu lama lama begini,ia merasa berada dalam lingkaran permainan istrinya.

Lihatlah istrinya sangat sok polos saat berada di dekatnya,padahal ia tahu istrinya itu hanya memainkan sebuah sandiwara.

Kalau Anggara mau ia pasti telah membayar proses perceraian dengan mudah,tapi entahlah ia tak tahu kenapa dirinya berubah ubah seperti ini.

Anggara menatap cermin di depan
nya,ia melihat pantulannya sendiri di sana.Anggara jadi teringat sebuah hal saat pernikahan mereka masih hangat hangatnya.

Wajah Anggara seketika berubah,
di masa lalu ia memang terlihat mencintai wanita itu hingga ia rela melakukan apa saja,apakah selama ini ia bodoh?,mencintai Dera yang tidak ada apa apanya di banding dunia seisinya pun.

Anggara meragu,memikirkan ulang kenapa ia bisa mencintai sesuatu yang tak sebanding dengannya.
Tanpa sadar Anggara mengacaukan segalanya,termasuk isi hatinya yang ia jaga dalam dalam untuk terus mencintai Dera Kayeora istrinya.

Dera memegang dadanya sesak,
ia tahu watak suaminya yang keras kepala tak dapat mengalahkan opini
dari nya.Ia tahu semua adalah salah
nya,kalau saja ia tidak..

Bukan!,Dera menggeleng.Sepenuhnya ini bukan salahnya,ialah pihak yang di rugikan jika kalian ketahui.
Tapi ada saatnya ia membuka semuanya walau awal memang menyakitkan.

"Nyatanya mencintaimu sesulit ini
mas,aku harus berjuang sementara
kamu selalu menutup telinga,bahkan realita yang kamu lihat tak semua benar,"

Dera bersender pada pintu lemari es,
perlahan bahunya merosot,isak Dera terdengar pilu,sekarang ia tahu bahwa orang sepertinya tak akan pernah bahagia.

.

"Tante Er!,"Suara gadis kecil itu menggema,kaki lincah nya bergerak melompat lompat.

Dera tersenyum kecil,dengan daster motif bunga selutut,ia nampak segar pagi ini.Dera membuka tangannya lebar lebar saat gadis kecil itu berlari ke arahnya.

"Hai Neya!,"Dera memeluk tubuh gadis kecil itu,mengusap rambut panjang gadis kecil itu dengan lembut.

"Tante Er,kita main keluar yuk!,"
Gadis kecil itu mendongak menatap Dera yang menjulang di depannya.

"Eh,tunggu dulu.Mama mana sayang?,"Dera melongo,dia melirik mobil yang terparkir.Lalu muncul ibu dari gadis kecil di hadapannya.

Kening Dera mengernyit bingung,
ia dapat melihat perubahan kakak ipar nya itu,ya kakak perempuan Anggara.

"Neya!,"Wanita itu bernama Freya,
kakak kandung dari suaminya.

Gadis kecil itu berbalik,ia menatap tajam mamanya yang mengganggu dirinya.

"Apa ma?,"Neya berkacak pinggang,
ia lalu melipat tangannya di dada menatap mamanya tajam.

Dera lantas bergegas ingin memeluk kakak ipar nya,tetapi saat tangannya terulur membuka,nyatanya tangan Freya menolak dengan telapak tangan
nya.

"Ada apa kak?,"Dera yang merasa bingung lantas menarik lagi tangan nya.

Freya tak menjawab,ia melewati anaknya Neya dan juga Dera.
Freya melirik ke sekeliling,matanya menerawang di dalam rumah.

Not Ex-WifeWhere stories live. Discover now