Awal.

25.8K 776 16
                                    

"Mas sudah pulang?," Wanita itu
Dera Kayeora menghampiri suaminya dengan nampan berisikan teh hangat.

Dera terus memperhatikan gerak gerik suaminya,mengambil inisiatif Dera maju hingga ia berhadapan dengan suaminya.

Kepalanya pas di depan dada suami
nya.Dera mengulurkan tangannya berniat membantu melepaskan dasi polkadot coklat milik suaminya.

Tapi saat ia hendak memegangnya,
tangan besar itu menahannya.
Sesaat Dera mendongak menatap mata suaminya,berharap suatu jawaban dari sorot mata suaminya.

Mata itu seolah menyiratkan bahwa ia tak perlu bantuannya,lantas Dera
menarik tangannya kembali dan memilih melangkah ke ranjang.
Dera menaikkan tubuhnya pada ranjang,ia bersandar pada kepala ranjang.

Mata Dera mengadah ke atas langit
langit atap,sebentar matanya terpejam,ia lantas melirik pada suami
nya yang keluar dengan handuk sebatas pinggang,dengan rambut yang basah dan tubuh yang masih licin karena air.

Sungguh pemandangan yang menggoda siapa saja yang melihatnya.

No!,

Anggara hanya miliknya.
Tak ada yang boleh mengambil Mas Gara dari dirinya.Sampai ia mati pun Gara tetap miliknya.

Dera turun dari ranjang besarnya,
ia lantas memakai sendalnya dan berjalan menuju sebuah lemari besar.
Tangannya terulur mengambi gaun malam berwarna merahnya.

Dera melepas bathrobe nya tanpa malu sedikit pun,lagipula untuk apa dia malu jika ia telah sah secara agama maupun hukum sekalipun.

Sedang Anggara lantas merasakan hawa kamar yang begitu panas saat
ia dengan jelas melihat istrinya dengan tubuh telanjangnya.

Sekarang ia butuh air dingin,
padahal baru saja ia mandi dan sepertinya ia harus berlama lama di dalam bathube untuk meredam gairahnya.

"Mas mau makan?," Istrinya itu nampak cantik dan sexy dengan gaun malam yang di pakai.

Anggara berdeham,ia lantas mengambil laptopnya dan membawa nya ke ranjang berniat menyelesaikan sedikit pekerjaannya.

Dera mengangguk mengerti,
ia lantas melangkahkan kakinya keluar dengan perasaan yang berkecamuk di dadanya.Nyatanya suaminya itu mengabaikannya.
Sungguh ia tak tahu apa yang salah hingga ia di abaikan seperti ini.

Mengusir segela perasaan itu,lantas
ia menuruni tangga dengan hati hati dan menuju dapur.Sesampainya di
dapur,Dera lantas membuka kulkas dan mengambil sebuah masakan yang akan ia panaskan.

Tangannya bergerak lincah memanaskan makan,ia beralih memotong selada,suaminya itu sangat suka jika selada ada dalam makanan
nya.Dera tersenyum kecil,mengingat sangat beruntungnya dia dapat menikah dengan Anggara,pria sejuta pesona segudang prestasi.

Dera mencintai Anggara,sangat malahan.Ia ingat sekali pertemuan mereka yang pertama.Saat itu ia hanyalah mahasiswi biasa yang mengagumi Anggara kakak tingkat
nya.

Nyatanya ia sangat kaget saat tahu
pria itu juga mencintai dirinya.
Sangat beruntung sekali ia di cintai oleh pria se sempurna Anggara.

.

Dengan nampan berisikan makanan untuk suaminya,Dera melangkah senang saat suaminya itu mau memakan masakannya.

Dera memutar kenop pintu kamar,
dengan hati hati ia melangkah menuju suaminya yang sedang sibuk dengan laptop di atas pangkuannya.

Dera menaruh nampan diatas laci,
ia lantas mendaratkan bokongnya ke atas ranjangnya tepat di samping suaminya.

"Mas mengerjakan apa?,"Tanya Dera lembut sambil mengambilkan teh yang ia buatkan tadi.

Anggara meneguk pelan teh yang istrinya buatkan,ia beralih pada istrinya sebentar,lalu menaruh laptopnya yang sudah ia mati kan.

Anggara bangkit,ia berjalan menuju jendela kamar,menatap keluar sana.
Dera lantas mengikuti langkah suami
nya,ia berdiri tepat di belakangnya.

"Kemana kamu kemarin?,''Anggara membuka suara,tanpa berbalik sedikit pun.

"Aku t-tidak kemana mana mas,"
Ujar Dera gugup,ia meremas gaun malamnya.

Anggara mendengus,ia tahu Dera berbohong,lagi pula mereka telah menikah selama tiga tahun,ia tahu kapan wanita jujur atau pun berbohong.

"Kamu pergi kan dengan laki laki itu,"
Mata Anggara menyorot keluar,ia
berusaha untuk tenang dulu.

"T-tidak mas,"Dera menggeleng kecil di balik punggung Anggara.

"Kamu mau berbohong?,"Anggara menggeram,nyatanya Dera sama sekali tak jujur terhadap dirinya.

"Tidak mas,"Ujar Dera lirih,sambil meremas jari jari nya gugup.

"Jawab!,"Pria berusia dua puluh enam itu berdiri tegak menjulang,di depan dirinya ada seorang wanita yang tak
lain adalah istrinya.

Dera menunduk,ia meremas jarinya gugup,sedangkan tubuhnya telah keringat dingin.Ia tak tahu harus mulai darimana saat suaminya itu telah mengetahui semuanya.

"A-aku minta maaf mas,"Dera  mengangkat kepalanya,matanya bertatapan dengan mata biru pria itu.

Anggara menghembuskan nafasnya kasar,ia mengacak rambutnya kasar dan berbalik,tangannya terulur mengambil sesuatu di atas .Anggara lantas memberikannya pada wanita di depannya.

"Apa ini mas?,"Ujar Dera tenang,
sambil mengeluarkan isi dari amplop coklat itu.Dera mengatur nafasnya
membaca kalimat demi kalimat yang tertulis pada surat itu.

Surat perceraian,ia tahu akan saatnya suaminya itu memberikannya ini,
ia tahu semua kesalahannya akan terbongkar juga saatnya.Tetapi,
bolehkah ia egois,ia hanyalah manusia biasa,dan dia ingin
menebus kesalahannya.

Anggara diam,ia memperhatikan gerak gerik wanita berumur dua puluh empat di depannya.

Sesaat Anggara menemukan wajah wanita itu berubah,ia tak tahu apa arti perubahan itu,karena yang ia tahu wanita di hadapan dirinya pandai menyembunyikan segalanya,
termasuk semua perselingkuhan wanita itu.

"Kamu mau aku menandatanganinya
mas?,"Ujar wanita itu,ia nyatanya terkejut bukan main saat suaminya
Anggara memberikan surat berisikan tentang perceraian,perpisahan mereka.

"Ya!,sekarang tanda tangani,"

Dera menggeleng,ia lantas memasukkan surat itu pada amplopnya kembali.Ia menarik nafas
nya dalam.

"Aku mohon jangan mas,aku cinta kamu,"Ujar Dera lirih.

Ia tahu awal kebencian pria di hadapannya adalah saat ia
menghianti pria itu.

Yakinlah nyatanya ia tak sepenuhnya salah di sini,ia hanyalah korban.

Dera ingin sekali menjelaskan semua ini,tetapi saat ini bukan waktunya,di lain hari pastinya ia akan menjelaskan semuanya kenapa ia melakukan semua itu.

"Cinta?,kamu menghianatiku!,"
Anggara berteriak di depan wajah Dera,aura kemarahan pria itu jelas jelas terpancar.

Dera tak pernah main main dengan ucapannya,nyatanya ia memang mencintai pria itu,ia tak bohong.
Justru ia lah pihak yang tersakiti di sini,ya!dia memang bersama pria lain tapi nyatanya realita yang suaminya lihat itu tidak sebenarnya betul.

"Aku minta maaf mas,apakah tak cukup maaf ku untukmu?,"Dera menatapnya lemah,sungguh ia tak bohong mencintai pria di depannya itu.Ingin sekali ia memeluk suaminya itu,kerinduannya teramat dalam karena suaminya yang selalu sibuk.

"Munafik kamu!,yang jelas aku sudah mendaftarkan perceraian kita.Mau kamu tanda tangani atau tidak aku bisa memudahkannya dengan uang!,
kamu camkan itu,"Anggara dengan nafas memburu,wajahnya memerah
ia meraih dengan kasar surat perceraian dari tangan Dera.

"Mas,kenapa uang selalu mengalahkan segalanya.Apakah kamu pikir aku tak seberharga itu?,"Ujar Dera menatap sendu suaminya yang terlihat lelah.

Anggara lantas berbalik,Anggara
pergi meninggalkan Dera yang menatap sendu punggungnya.

"Maaf,"Ujar Dera lirih.

Tbc.

Kisah baru semoga suka❤.

Not Ex-Wifeजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें