12

78 15 2
                                    

Di hari kedua, proyek Keito dan Hikaru, semuanya berjalan dengan lancar.

Berkat Hikaru yang bekerja cepat dan Keito yang merapikan pekerjaan Hikaru, proyek itu berjalan dengan sangat cepat.

Tidaklah mudah merakit semua bagian bagian kecil dari proyek kali ini. Butuh kesabaran yang sangat besar untuk membuatnya menjadi suatu bentuk tanpa kecacatan.

Dan karena itulah Hikaru menyerahkannya pada Keito. Bagian bagian kecil itu benar benar menguras waktunya.

Sedangkan Keito, dia bisa bekerja dengan apapun dan siapapun. Tangannya sudah terlatih untuk membuat prototype.

Begitu pula di hari ketiga sampai hari keenam.

Namun, di hari ketujuh, mereka mulai menyadari jika mereka melewati beberapa bagian sehingga mereka mengalami keterlambatan dari jadwal yang sudah diperhitungkan.

Perakitan ulang pun tidak terelakkan. Untungnya mereka hanya harus mengulang 40%. Tapi, mau itu 40% atau 30%, pengulangan tetaplah pengulangan. Dan keterlambatan tertaplah keterlambatan.

Mereka tetap harus merakit ulang dan memperbaiki kesalahan mereka.

Kesal.

Tertekan.

Tergesa gesa.

Semua anggota divisi 2 merasakan itu. 1 lagi kesalahan dan proyek itu sudah dipastikan tidak akan selesai tepat waktu. Yuya terpaksa harus lembur berhari hari menemani Keito dan Hikaru yang kalang kabut membuat prototype.

Dengan tenggat waktu yang tinggal dihitung jari, mereka terus bekerja dengan cepat untuk menyusul ketertinggalan mereka. Beberapa diantara mereka bahkan harus rela tidak pulang untuk menyelesaikan proyek ini.

Kemunduran proyek pun akhirnya sampai ke telinga Yuto. Yuto sesekali mengunjungi divisi Keito dengan tampang yang sangat santai.

Dia sudah menduga hal ini akan terjadi. Toh sangat mencurigakan mereka bisa secepat itu mengerjakan proyeknya.

Bukannya Yuto tidak mempercayai karyawannya atau bagaimana. Dari awal Yuto mengira mereka pasti melewati beberapa hal.

Dengan ukuran proyek yang sebesar itu dan kerja mereka yang terlalu cepat, semuanya patut untuk dipertanyakan.

Namun Yuto tetap menutup rapat mulutnya.

Dia ingin karyawannya menyadari dengan sendirinya kesalahan mereka. Walaupun itu akan memakan waktu yang cukup lama.

Memberi tau kesalahan mereka hanya akan membuat mereka semakin ceroboh seiring dengan berjalannya waktu.

Yuto ingin karyawannya menjadi karyawan yang teliti dan mandiri.

Dan disinilah kalian bisa melihat aura pemimpin Yuto.

"Aku akan pergi ke konbini kalian mau apa?"

Langit yang mulai menggelap dan jarum jam yang sudah menunjukkan pukul 8 malam, membuat perut Yuya meronta ronta minta diisi.

"onigiri" Jawab keduanya serempak.

"Baiklah" Yuya langsung memakai jasnya sambil mengatakan "aku pergi" pada mereka berdua lalu pergi ke konbini.

"Hati hati dijalan" sahut Keito.

Hikaru merebahkan dirinya di kursi yang dia duduki. Meregangkan semua tubuhnya yang kaku karena terus membungkuk sambil membuat prototype.

Keadaan ruangan mereka yang berantakan semakin membuat dirinya lelah. Satu helaan nafas berhasil lolos dari mulutnya tanpa disadarinya.

Our Storyحيث تعيش القصص. اكتشف الآن