10

83 14 3
                                    

"Yuri, makan sayurannya"

"Eh~ sayuran itu pahit. Aku tidak mau"

"Pantas tubuhmu tidak meninggi" Gumam Daiki.

"Kau mengatakan sesuatu Dai chan?"

"Tidak" Daiki memasukkan makanan ke dalam mulutnya dan berpura pura tidak tau apa apa.

"Hei... apa kalian menerima tawaran mereka?" tanya Daiki berbicara dengan mulut yang penuh dengan makanan.

"Hah? Telan dulu makananmu"

Daiki menelan makanannya, "apa kalian menerima tawaran mereka?"

Keito mengehela nafasnya panjang, dia tidak ingin membicarakan hal ini.

"Iya" jawab Keito dan Yuri bersamaan.

"Eh? Kau menerimanya kak? Bukankah kau yang paling menolaknya?"

"Mau bagaimana lagi, aku panik saat Yuto berpura pura mati. Karena itu aku mengatakan jika aku akan menuruti semua keinginannya" Keito menyesap tehnya.

"Eh? Itu berbanding terbalik denganku, Ryosuke bilang dia akan menuruti semua keinginanku jika aku mau datang ke pesta itu dengan pakaian wanita"

"He~ Yama chan benar benar memanjakanmu"

"Aku tidak minta untuk dimanjakan, dia sendiri yang memanjakanku"

"Memangnya siapa yang bisa menolak permintaanmu hah~?" Daiki mencubit pipi Yuri.

"Kau Dai chan? Takaki san membujukmu dengan apa?"

"Alih alih membujuk, si bodoh itu menyita semua pockyku jika aku tidak mau datang. Tsk. Menyebalkan." Daiki kembali menyumpal mulutnya dengan makan siangnya.

Dia benar benar kesal dengan Yuya. Jika saja Daiki yang membeli pockynya sendiri, sudah dipastikan dia tidak akan menginjakkan kakinya ke pesta itu.

Hanya karena Yuya lebih dominan, bukan berarti dia bisa memperlakukan Daiki sesuka hatinya!

"Hei, apa kalian memikirkan cara untuk membeli pakaian itu?" Tanya Yuri.

Yan dikatakn Yuri ada benarnya.

Bagaimana mereka membeli pakaian wanita sedangkan mereka sendiri pria?

"Bilang saja jika kau mau membeli pakaian itu untuk ulang tahun kekasihmu"

"Tapi Ryosuke itu pria kakak~"

"Yuri chan~ maksudku itu berpura puralah jika kekasihmu itu perempuan, dan belilah baju yang cocok untukmu"

"Ah~ begitu~ harusnya kau mengatakannya lebih awal!" Yuri mengkerucutkan bibirnya.

Sudahlah, Keito tidak bisa menahan dirinya untuk tidak mencubit pipi Yuri sekeras apapun dia mencoba.

"Ngomong ngomong kalian belum membeli pakaian itu kan?"

Keduanya menggangguk.

"Kalian kosong hari minggu?"

Keduanya kembali menggangguk.

"Kalau begitu kita ke mall minggu ini"

"Untuk apa?"

"Tentu saja untuk membeli pakaian itu Yuri~" kali ini giliran Daiki yang mencubit pipinya.

"Ah iya, kalian nanti memakai wig atau tidak?" Tanya Keito.

"Aku tidak, dengan 2 jepit rambut, aku sudah terlihat seperti wanita" Daiki membanggakan dirinya sendiri.

Our StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang