Help

4.3K 414 32
                                    


Kakashi sudah tahu apa yang terjadi pada kedua murid bertolak belakang ini. Di lihat dari Bibir bengkak dan berdarah itu tentu siapapun tahu apa yang telah terjadi pada mereka sebelumnya.

"Aku bisa memaklumi Hasrat muda kalian. Tapi apa baiknya jika kalian melakukannya di tempat tersembunyi. Jangan di depan kelas, kasihan jika yang melihat nya seorang jomblo." Ucap Sensei berambut putih perak itu dengan kalem.

Sasuke memalingkan wajahnya dengan raut sebal. Hinata sendiri segera masuk ke dalam kelas tanpa permisi dengan kepala berasap.

*

Uchiha Sasuke adalah pemuda terburuk yang pernah ia kenal. Majikan yang ia akui tampan itu tidak pernah sedikit pun berbuat baik pada nya. Kecuali kejadian menggendong itu. Tidak, seharusnya ia tahu jika Pemuda itu pasti ujung nya meminta Sesuatu pada nya. Kenapa dia tidak pernah melakukan kebaikan dnegan tulus tanpa pamrih?

Mesum dan Mengerikan adalah dua kata yang sangat cocok untuk pemuda berdarah Uchiha itu. Tidak seperti Uchiha Sai, sepupunya. Lebih baik ia bersama Sai  walaupun nantinya ia selalu di berikan senyuman poker face.

Hinata setia menggerutu. Sesekali bibir berpoles pelembab itu mengerucut sebal. Mata bulan nya  tetap memperhatikan barang di hadapannya dengan tangan nya yang sibuk memasukan beberapa bahan belanjaan yang ia butuhkan ke dalam Troli Supermarket.

Di antara para majikannya, kenapa dirinya selalu di tempatkan dengan pemuda Berambut bebek itu? Apakah dirinya sudah di kutuk agar sial terus?

"Apa kau belum selesai dengan gerutuan mu?" Ucap Sosok tinggi yang tidak jauh dari tempat nya memilah barang. Mata kelam nya sibuk dengan ponsel hitamnya, tidak menghiraukan lirikan genit dari Kaum Hawa yang tidak jauh dari tempatnya.

Hinata mendelik. Ia memutar tubuhnya hingga dirinya dengan jelas bisa melihat sosok  mahluk Adam yang sangat tampan. Pria tinggi berambut kelam itu tampak asyik dengan game di ponsel nya. Jaket Merah bergaris hitam nya yang tidak di retsleting melorot hingga menampilkan bahu nya yang putih. Kalian juga bisa melihat Tulang Selangka dan dada bidang yang seakan mengintip dari kaos hitam tanpa lengan. Apa-apaan pose pakaiannya itu? Tidak bisakah dia memakai pakaiannya dengan benar?

Sasuke mendecakkan lidah nya dan menatap langsung pada manik gadis itu. Mengakibatkan sang gadis  gelagapan karena ketahuan memperhatikan pemuda tinggi itu. Hinata segera berbalik dan kembali sibuk dengan barang yang akan di beli nya.

Sasuke mendengus ketika seorang gadis tidak di kenal  diam-diam mendekati tempat nya berada. Ia lantas berjalan menuju Hinata dan berdiri di belakang punggung gadis itu.  Pria berdarah Uchiha itu menatap Gadis itu dengan intens dan langsung tersadar akan sesuatu. Manik kelam nya memperhatikan puncak rambut gadis itu sambil berpikir. Jika di perhatikan, Hinata ternyata memiliki tinggi yang cukup pendek. Bahkan ujung kepala gadis itu hanya mencapai tulang selangka nya saja.

Hinata berusaha tenang. Gadis manis itu tidak tahu kenapa  pemuda di belakangnya itu terus menghujam tatapan pada nya. Apakah aku melakukan kesalahan? Batin gadis itu takut-takut.

Hinata berjengit kaget saat Sasuke menyentuh telinga nya yang memerah.

"A-apa yang kau lakukan?" Cicit gadis itu merasa geli karena jemari panjang itu masih di telinga nya.

"Tidak ada." Jawab pemuda itu kalem. Ia lantas melepaskan jemari nya dari telinga merah Hinata. "Kau sudah selesai?" Sambungnya. Mata onyx menatap Troli yang penuh dengan bahan makanan.

Hinata menggeleng pelan. Ia menggeser Tubuh nya sedikit agar lebih jauh dari Pemuda itu lalu berjalan menuju Rak Berisi sabun mandi. Tentu saja pemuda itu mengikuti Hinata.

Gadis itu terlihat menimbang sesuatu, di kedua tangannya ada dua botol sabun cair berbeda jenis. Rencana nya Hinata ingin mengganti sabun cair nya, bukan karena apa. Dirinya hanya ingin wangi yang berbeda. Dia sudah membelikan Sabun cair untuk para majikannya. Tentu nya setelah ia bertanya wangi apa yang mereka sukai.

Ketika gadis itu sedang berpikir, Sasuke kembali berada di belakang punggungnya. Tubuh tinggi pemuda itu menunduk untuk melihat apa yang berada di tangan gadis itu.

Hinata bergidik ketakutan saat Kulit leher nya merasakan nafas hangat seseorang. Mengendus tubuh nya.

Kedua tangan kekar itu lalu meraih  Kedua tangan Hinata dan mendekatkan botol yang masih di genggam gadis itu ke hidung mancung nya. Wajah Hinata sontak memerah. Jantung nya berdegup mengerikan di dalam rongga dada nya.

"Aku lebih suka yang ini." Pemuda itu mengangkat botol bewarna biru muda. Sabun Cair yang biasa gadis itu pakai.

"T-tapi aku ingin mencoba sabun yang lain." Ucap Gadis itu pelan.

Tubuh besar itu semakin mendekat hingga Hinata merasakan dada bidang itu menghimpit punggung nya. Deru nafas pemuda itu semakin terasa di kulit nya hingga menimbulkan sensasi meremang.

"Kenapa harus yang lain? Aku lebih suka aroma ini. Membuat aroma nya bisa berpadu dengan aroma tubuh mu." Ucap pemuda itu dengan nada menggoda. Hidung mancung nya sudah bertengger manis di lekukan leher gadis itu.

Alaram bahaya di kepalanya berbunyi nyaring.

"U-Uchiha-san.. hentikan.. kitaa sedang di tempat umum!" Jerit Hinata pelan. Menggigit bibir bawah nya untuk menahan suara aneh di mulut nya saat tangan pemuda itu sudah berada di sekitar bahu gadis itu. Melingkupi tubuh nya dan Mencegah agar Hinata tidak bisa kemana-mana.

Hinata semakin panik saat Pemuda itu sudah berani menjilat leher nya.

"U-Uchiha-san! Onegai!" Ucap Hinata takut.

Sasuke segera menjauhkan tubuhnya sambil mendecak kesal. "Kau gadis menyebalkan." Gerutu nya. Ia lalu berjalan menjauh dan kembali bermain dengan ponsel nya.

"Jika dalam 10 menit kau belum selesai. Lihat saja apa yang akan  kulakukan nanti." Ancam Pemuda itu. Sasuke memang tidak suka menunggu apalagi harus menunggu seorang gadis yang sedang berbelanja.

Hinata bergerak secepat mungkin. Ancaman Sasuke tidak pernah main-main. Sesekali mulut mungil nya kembali menggerutu. Kalau saja bukan karena paksaan Naruto yang menyuruhnya pergi bersama Sasuke. Dia tidak akan mau bersama Pemuda Uchiha itu!

Aku tidak pernah meminta untuk di temani oleh mu!  Teriak Hinata di dalam hati nya.

Pukul 19 : 11 PM.

Hinata menatap jam di ponsel nya lalu meletakan ponsel putih itu ke dalam tas tangannya.  Sebentar lagi akan makan malam, mereka memang akan pulang, Namun Hinata benar-benar tidak bisa menahan hasrat buang air kecil.  Ia harus cepat. Dia tidak mau kena sembur amarah Sasuke lagi .

Gadis itu menghela nafas lalu mulai mencuci kedua tangannya di wastafel. Ia melirik Kaca besar  yang memantulkan Seluruh rupa nya untuk melihat siapa gerangan yang masuk ke Toilet. Gadis itu membelalak kaget saat melihat pantulan seorang pemuda tinggi berambut putih. Dia!

Hinata membalikkan  Tubuh nya dengan cepat. Mata bulan menatap pemuda itu dengan tidak percaya.

"Kau!"

Pemuda itu tersenyum kecil. Menatap Hinata dengan intens. "Kita bertemu lagi, Hinata."

Kami-sama!

Hinata gemetaran. Gadis itu mundur lalu dengan gerakan panik, berusaha mencari ponsel miliknya untuk menghubungi Sasuke. Namun gerakan Hinata kurang cepat, pemuda itu berhasil mencengkeram tangan nya lalu sebuah kain kembali dibekap pada mulutnya.

yang lagi-lagi

berhasil melumpuhkan kesadarannya.

siapapun... Tolong aku...

*






Yo minna.. Gomen karena nggak update2, dan sekali update agak dikit cerita nya dan berakhir penasaran... 😂

Chapter selanjutnya, ame masih nggak tahu mau update cepat ato nggak. Tapi kita liat aja nanti ya.. 😐

Sekian. Jaa ne! 😶

Minggu. 1 Maret 20.



[6] MY MAIDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang