Insiden

3.9K 403 18
                                    

"Jika kau mencoba mengkritik tindakan ku lagi, aku dengan senang hati mencabut setengah saham ku pada perusahaan mu. Jangan lupa siapa yang telah menyuntik dana perusahaan mu, Hiashi."  Pria itu tersenyum sinis. Ia kembali melanjutkan langkah nya yang tertunda. Bunyi pintu yang ditutup menyadarkan pria paruh baya tersebut dari ketegangan nya.

Begitu melihat kepergian pria itu. Ia langsung melempar sebuah buku hingga menabrak pintu,

"Dasar bocah tengik sialan!" Ucap nya kasar.

*

Hinata berdiri dengan posisi gugup. Mata nya beberapa kali menatap Bola besar yang melayang ke sana kemari dengan panik.

Gadis dengan rambut diikat tinggi itu segera menghampiri sebuah bola yang melayang menghampiri nya. Ia memukul bola itu dengan Kedua tangan dengan keras.

Hinata meringis saat melihat kedua tangan nya memerah. Sungguh, ia sama sekali tidak tahu permainan Voli yang sedang ia mainkan. Ia sangat payah  dalam pelajaran olahraga. Semua orang juga sudah tahu, kenapa dirinya tetap di ajak?

"Hinata awas!" Seru seorang teman kelas nya saat lawan tim dengan sengaja memukul bola besar itu ke arah Hinata dengan kencang.

Bruk!

Hinata tidak bisa menghindari nya. Bola itu menghantam kepala nya dan membuat kepala nya seketika  pusing dan pandangannya kabur. Sontak Para Majikan yang asyik dengan permainan basket dan Futsal segera menghampiri gadis itu. Hinata limbung ke belakang dan jatuh pingsan. Naruto menangkap tubuh mungil itu tepat waktu sebelum tubuh Hinata terbanting ke belakang. Ia segera membopong tubuh Hinata di antara kedua lengan nya. Mata biru nya memberi isyarat pada Sai untuk menyelidiki kejadian itu.  Sedangkan yang lainnya segera mengikuti Naruto dari belakang. Terkecuali Sasuke yang mendengus cuek dan tetap dengan bola basket di tangan nya.

Apa peduli ku? Batin Sasuke.

Sai menepuk kedua tangan nya. Meminta perhatian pada Para Siswi yang tadi bermain Bola Voli.

"Baiklah. Bisa jelaskan pada ku, apa yang terjadi?" Tanya Sai sambil tersenyum palsu.

Para Siswi dengan pakaian Olahraga tersebut segera menunduk. Mata mereka saling mencuri untuk mengisyaratkan sesuatu.

"Tidak ada yang mau mengaku?"
Tanya Sai sambil mengangkat alis nya.

"Kalian yakin?" Tanya Sai lagi. Namun para perempuan itu tetap diam dan enggan membuka bibir mereka.

Sai menganggukkan kepala nya pelan, "Baiklah. Jika tidak ada yang mau menjelaskan nya. Aku dan yang lain pasti bisa menemukannya. Mungkin aku tidak akan memberinya keringanan bila ketahuan. Ah, yang menyembunyikannya juga mungkin akan di hukum sedikit."

Seorang gadis segera keluar dari kerumunan. Ia menatap Sai dengan ekspresi gelisah dan takut.

"A-ano Sai-kun, sebenarnya Aku melihat Naomi-san sengaja memukul Bola Volly ke arah Hinata-san." Adu Gadis itu sambil melirik pada sosok Siswi yang menatap nya dnegan pandangan tidak percaya. ucapan gadis itu di setuju oleh sebagian para Siswi di lapangan. Tentu saja mereka tidak mau menutupi dalang dari semua masalah ini,  bisa-bisa kehidupan mereka di sekolah akan segera berakhir sekarang juga.

"Mereka berbohong!" Bentak seorang gadis dengan rambut sebahu bewarna cokelat. Ia menatap gadis pengadu itu dengan tajam. "Memang kau melihat ku melakukan itu?"

Gadis itu menatap Naomi dengan ragu, "A-aku dengar kau ingin melakukan sesuatu pada Hinata-san saat Permaianan Volly. Jadi mungkin saja.."

"Kau berbicara seenaknya saja! Bilang saja yang melakukannya adakah Dirimu sendiri, namun melimpahkan kesalahan pada orang lain." Decak Naomi kesal.

[6] MY MAIDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang