🐿️ Part 9 🐿️

108 28 0
                                    

Unexpected Destiny

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Unexpected Destiny

Part 9

🐿🐿🐿🐿🐿🌵🌵🌵🐿🐿🐿🐿🐿


Aldrift memandang kumpulan anak-anak panti yang bermain di halaman. Raut wajah mereka menampakkan kegembiraan, senyum terpatri di bibir yang mengeluarkan celotehan manja. Berbeda dari beberapa waktu lalu saat para orang suruhan ingin menggusur tempat ini.

Duduk pada bangku kayu di bawah pohon belimbing, Aldrift mengamati satu persatu bocah-bocah itu berlari tanpa beban, tak ada raut khawatir dari mereka akan hari esok.

Aldrift merasa nyaman berada di tempat ini. Suasana panti bersatu dengan tawa anak-anak yang tinggal di dalamnya, menyaksikan kebahagian yang dibagi oleh sesama. Tanpa adanya sepasang orang tua, hanya ada pengelola panti yang akan senantiasa melimpahkan kasih sayangnya.

Kursi sedikit bergerak, menandakan adanya seseorang yang duduk di sampingnya. Saat ia menoleh, iris tajamnya mendapati keberadaan Kayla di sana.

"Jadi kamu sudah pernah ke panti ini sebelumnya?" Aldrift hanya mengangguk untuk menjawab.

"Kenapa tidak bilang?"

"Aku tidak tahu kalau kamu mau ke sini," jawabnya yang melirik jahil pada Kayla. Melalui ekor mata ia memerhatikan perempuan berhijab itu mengangguk dengan bibir membentuk huruf O.

Hening, ia memilih untuk kembali mengamati anak panti yang bermain. Meski diam, dalam benak sana ia memikirkan bagaimana nasib panti ini ke depannya. Melihat nominal yang tertera dalam map yang beberapa waktu lalu ia lihat, sangatlah mengejutkan.

Tak pernah terbayangkan dalam pikirnya kalau harga sebidak tanah akan semahal itu. Ke mana saja dia selama ini?

Jika ia menggunakan seluruh tabungannya, itu tidak mungkin. Jika pun iya, itu saja masih kurang. Meminta ayahnya?

Heh. Tidak mungkin. Bisa dibayangkan apa yang akan ia dapat. Jalan satu-satunya adalah membicarakan hal ini pada teman-temannya. Barangkali mereka bisa membantu.

"Jadi, bagaimana nasib panti ini ke depannya?" Aldrift memerhatikan Kayla yang menunduk, memilin jari-jarinya di atas pangkuan. Ketika gadis itu mendongak, ia dapat menangkap raut kekhawatiran di sana.

Ia tersenyum, mencoba menularkan perasaan tenang pada Kayla. Berharap tak ada lagi gelisah yang melanda. "Aku akan berusaha mencari dana untuk membantu melepaskan panti ini."

"Apa tidak ada cara lain?"

Ia menghela napas dalam, menunduk memandang kosong sepatu yang ia kenakan. "Kalau berdasarkan surat-surat yang dipunya ahli waris pemilik tanah ini sebelumnya, Pak Ropik pastinya akan kalah. Karena tidak ada surat menyurat yang sah atau pun saksinya." Ya. Itu lah yang sedari tadi menjadi bahan pertimbangannya.

Unexpected DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang