🐿️ Part 17 🐿️

95 21 0
                                    

Unexpected Destiny

Part 17

🐿️🐿️🐿️🐿️🐿️🌵🌵🌵🐿️🐿️🐿️🐿️🐿️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🐿️🐿️🐿️🐿️🐿️🌵🌵🌵🐿️🐿️🐿️🐿️🐿️

Tidak seperti biasa dirinya yang akan keluyuran, hari ini tidak ada gairah akan hal itu. Hanya duduk diam di rumah dengan menghindari keberadaan sang papa di beberapa titik.

Seakan pasrah pada kekejaman malam  dengan kesakitan oleh hawa dingin yang menusuk, Aldrift duduk menatap sisa-sisa siluet orange senja. Dalam benak sana ia memutar memori pesakitan, sebuah putusan yang diketahui atas pengambilan sepihak.

Malam itu, hanya ada kegetiran dalam diri Aldrift. Di saat semua menikmati makan malam dengan tawa dalam obrolan, ia hanya diam dengan mencuri pandang pada keberadaan gadis di seberang meja.

Sesak sekali jika Aldrift mengingat makan malam itu.

Aroma parfum yang sangat ia kenali tercium halus, tak ada niatan dari pemilik iris hitam legam itu menoleh. Tetap lurus pada pandangan langit yang mulai menunjukkan kepekatan tanpa gemintang.

"Al. Mama lihat beberapa hari ini kamu sering sekali berdiam diri. Ada apa, Nak?"

Aldrift tersenyum tipis. Tidak langsung bicara, ia memilih untuk menyiapkan hati terlebih dahulu. "Mama ingat waktu Al mengatakan sedang menyukai seseorang?" Ia tahu, pasti mamanya mendengarkan apa yang ia katakan.

"Perempuan itu cantik, Ma. Senyumnya bikin Al nagih. Apalagi kalau Al mengatakan isi hati sama dia. Rona merah yang keluar di pipinya juga senyum malu-malunya membuat Al suka," lanjutnya. Terbayang saat ia mengatakan mencintai Kayla dan mendapati warna tomat di wajah perempuan bermata hazzle itu.

Sebuah usapan di kepalanya membuat hatinya berdenyut nyeri. "Tapi setelah ini Al nggak bisa lihat itu semua, Ma."

Usapan di kepalanya berhenti. "Kenapa begitu, Sayang?" tanya sang mama. "Al sedang berantem sama dia?"

Aldrift menunduk, ia menggeleng dengan meremas jarinya, menahan sesak yang baru kali ini dirasakan karena seorang perempuan.

"Al, bilang sama Mama, Nak. Ada apa?" Mengikuti tangan mamanya yang menangkup wajah, ia memandang perempuan yang telah melahirkannya dengan sendu.

"Ma," panggilnya. "Perempuan itu namanya Kayla, Ma." Kerutan di kening sang mama terlihat jelas, tanda tengah berpikir.

"Kayla, Ma," ucapnya lirih disertai setitik air mata yang jatuh. Saat itulah, mamanya seperti tahu apa yang dimaksud dirinya.

Mama menutup mulut dengan tatapan tidak percaya, menggeleng dengan terkejut. "Kayla perempuan itu, Ma." Saat itulah tangisnya pecah kala sang mama membawanya dalam pelukan.

"Kenapa kamu diam saja, Sayang?" Aldrift diam, ia hanya mampu memeluk mamanya erat, menumpahkan pesakitan yang sejak beberapa hari ini ia nikmati sendiri.

Unexpected DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang