🐿 Part 18 🐿

109 19 9
                                    

🐿️🐿️🐿️🐿️🐿️🌵🌵🌵🐿️🐿️🐿️🐿️🐿️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🐿️🐿️🐿️🐿️🐿️🌵🌵🌵🐿️🐿️🐿️🐿️🐿️

"Markas narkoba Remo sudah digrebek polisi. Sesuai petunjuk orang yang lo tangkap kapan lalu, mereka mendapatkan tangkapan yang sangat besar. Mungkin itu yang mendasari dia menculik Kayla." Penjelasan Candra didengar baik oleh Aldrift. Semalaman, ia harus pontang-panting mencari tempat disekapnya perempuan yang ia cintai.

Tidak membuahkan hasil, berakhirlah ia di sini-cafe bersama teman-temannya, memikirkan rencana untuk menyelamatkan Kayla.

Aldrift meremas rambutnya kasar. "Tapi kenapa Kayla? Dan dari mana dia tahu mengenai Kayla?" Semua diam, merasa buntu akan semua jawaban.

Kelima pasang mata itu hanya menatap satu arah-meja yang berada di tengah-tengah mereka. Aldrift yang sebelumnya menopang dagu dengan pikiran yang berkecamuk, kini menegakkan tubuh. Sekelebat bayangan mengingatkan dirinya akan sesuatu.

"Apa jangan-jangan ...." Ia memandang satu persatu temannya, memerhatikan wajah mereka menunggu kalimat yang akan dia ucapkan.

"Beberapa waktu lalu aku menggagalkan kerja sama Papa dengan Sundra. Apa karena itu dia menculik Kayla?"

"Bisa jadi," timpa Bimo sembari menjentikkan jari. "Mungkin saja ini untuk balas dendam sama lo."

"Lalu, apa yang harus kita lakukan sekarang?"

"Jalan satu-satunya kita harus menemukam tempat di mana Remo menyekap Kayla." Aldrift mengangguk, menyetujui ide Candra. Memang hanya itu satu-satunya cara.

Benda pipih di atas meja bergetar. Aldrift si pemilik gadget itu menatap layar menyala yang menampakkan sebuah nomor, masih bisa diingat siapa pemilik deretan angka itu.

Tangan kekar refleks meraih dan cepat menggeser tombol hijau. Sebuah panggilan terhubung, menampakkan sebuah pemandangan yang membuat matanya terbelalak.

"Keparat!" Bangkit secara tiba-tiba membuat semua temannya turut mengikuti, melalui ekor mata ia menangkap tatapan yang membutuhkan penjelasan.

Suara tawa terdengar dari seberang, lalu menampilkan sosok yang membuat amarahnya naik ke permukaan. "Remo," geramnya.

Sedang tawa disertai tangis masih jelas ia dengar. "Datanglah ke gudang kosong belakang area balap sekarang juga." Gigi Aldrift gemeletuk, urat lehernya begitu tampak ketika menahan kemarahan mengingat bagaiman kondisi Kayla yang tertangkap layar.

"Tapi ingat. Jangan bilang siapa-siapa." Setelah Remo meletakkan jari telunjuk di depan bibir, panggilan itu pun terputus.

Mengumpat dalam hati, ia bergegas meninggalkan cafe. Sebelum itu, ia memberitahukan Revin di mana keberadaan Kayla saat ini. Tentu saja ia tidak ingin mendapat masalah dari papanya.

 Tentu saja ia tidak ingin mendapat masalah dari papanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Unexpected DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang