BAB 11

172 25 21
                                    

"Ini es krimnya kak, silahkan dinikmati" Eunseo baru saja keluar dari toko camilan sekolah, di tangannya menenteng dua es krim rasa vanilla untuknya dan strawberry milik Jaehyun

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ini es krimnya kak, silahkan dinikmati" Eunseo baru saja keluar dari toko camilan sekolah, di tangannya menenteng dua es krim rasa vanilla untuknya dan strawberry milik Jaehyun. Serta beberapa kantong tas yang berisi camilan yang belum sempat ia beli kemarin lusa.

"Apa kau bisa menghabiskan semua makanan ini?" tanya Jaehyun. Eunseo menoleh, mulutnya masih memproses dinginnya es krim, jadi dia hanya mengangguk sebagai jawaban. Jaehyun terkekeh ketika beberapa es krim tertinggal di luar mulut Eunseo.

Jaehyun dan Eunseo, entah mulai kapan mereka menjadi sedekat ini. Apakah sejak Jaehyun mengantar Eunseo pulang karena diutus Mingyu atau jauh sebelumnya ketika Jaehyun melihat Eunseo untuk pertama kalinya. Tidak ada yang tahu. Biarkan semesta berjalan dengan semestinya. Mereka berdua kini tengah menikmati es krim di kursi taman di bawah pohon rindang. Angin yang berhembus sedikit mengacak rambut Eunseo dan Jaehyun. Terik matahari tak dapat menjangkau keduanya, ada si pohon rindang yang menjadi tamengnya.

"Aku sangat suka suasana seperti ini" kata Eunseo, ia memejamkan matanya menikmati setiap hembus angin yang menabraknya.

"Ayahku pernah berkata, angin membawa pesan rindu untuk semua orang" Eunseo tak melanjutkan ucapannya, sekelebat bayangan ayahnya datang. Gadis itu sangat merindukan senyum hangat di wajah sangar milik ayahnya. Jaehyun terdiam, ia menatap lamat Eunseo, masih menunggu ucapan Eunseo yang sempat terhenti "Dulu aku tidak paham ucapan ayah, tapi  sekarang aku sudah cukup mengerti maksudnya" Jaehyun masih terdiam, matanya ia alihkan pada kepala Eunseo, luka kemarin lusa masih membekas disana.

"Kau benar-benar sudah sembuh?" tanya Jaehyun, Eunseo menoleh mengusap bekas luka di kepalanya sembari tersenyum ia mengangguk pelan menjawab pertanyaan Jaehyun.

"Aku minta maaf, kemarin lusa aku tidak bermaksud menyalahkanmu"

"Tidak masalah, aku tahu kau pasti khawatir melihat kekasihmu menangis dan ter..."

"Yeri bukan kekasihku" potong Jaehyun cepat. Tidak masalah sebenarnya jika Eunseo menganggapnya seperti itu. Hanya saja Jaehyun tidak ingin salah paham.

"Dia sahabatku sejak kecil" lanjut Jaehyun, Eunseo mengangguk tanda mengerti.

"Aku baru tahu kau adalah sepupu Mingyu. Aku, Mingyu, dan Jungkook sudah bersahabat sejak SMP, tapi aku tidak pernah melihatmu"

"Aku bersekolah di luar negeri saat SMP karena saat itu ibuku tengah fokus mengurus perusahaannya yang berada di luar, dan saat pertama kali masuk ke sekolah ini Mingyu menyuruhku untuk berpura-pura tidak mengenalnya. Si hitam itu tidak ingin ada yang salah paham karena banyak kakak kelas yang menyukainya, kak Mingyu tidak ingin aku terluka" jelas Eunseo, beberapa coklat juga sudah ia lahap.

"Aku tidak tahu apa yang membuat semua gadis menyukainya, dia tinggi dan hitam seperti monster" ledek Eunseo, Jaehyun tertawa. Kim Mingyu benar-benar tidak memiliki harga diri di mata Eunseo.

THE DAY WE MEET AGAINWhere stories live. Discover now