BAB 2

221 35 26
                                    

"Adik Mingyu?"

"Oh teman Mingyu"

Atap sekolah memang selalu menyenangkan, angin di sana terasa lebih menyejukkan. Atap yang sebelumnya kosong kini sudah terisi beberapa tanaman, serta bangku-bangku aesthetic yang terbuat dari kayu dan pagar pembatas untuk keselamatan. Setelah pergantian kepala sekolah 3 tahun yang lalu, atap kosong tersebut kini berubah menjadi sebuah taman. Saat jam istirahat, di sana hanya akan ada beberapa siswa, tak banyak. Lainnya memilih untuk berada di kantin ataupun taman luas yang rimbun dekat lapangan basket outdoor.

"Apa yang kau lakukan disini?" tanya Jungkook yang tanganya masih sangat setia menggenggam buku gambar.

"Tidak ada"

Setelah saling menyapa, keduanya kini berdiri bertumpu pada pagar, menatap lurus pada bangunan sekolah yang terlihat sangat kokoh. Menikmati hembusan angin, seolah diantara hembusan itu ada beberapa pesan.

"Apa kau membolos? Wah seharusnya aku tak pernah percaya pada wajah polosmu" teriak salah satu diantara keduanya. Beberapa saat lalu ketika ia masih menikmati hembusan angin, ia teringat bahwa jam istirahat makan siang masih satu jam lagi. Dan bagaimana makhluk yang berada di sebelahnya saat ini sudah berkeliaran di atap sekolah sendirian.

"Tidak, aku tidak membolos" jawab Eunseo sedikit berteriak menatap Jungkook, memberi sinyal bahwa yang ada dipikirannya salah. "Aku diusir dari kelas" lanjutnya, kini suaranya jauh lebih pelan.

"Siapa?"

"Guru fisika"

"Pak Suho?" tanya Jungkook, bukan, ini lebih ke pernyataan. Seolah ia tahu bahwa guru fisika yang gemar mengusir murid ketika tidak bisa mengerjakan soal-soal yang diberikan adalah guru tampan bernama pak Suho. Si lawan bicara hanya mengangguk.

"Pak Suho yang cintanya selalu ditolak bu Irene?" tanyanya lagi, kini nadanya sudah naik satu oktaf, dan yang ditanya hanya mengangguk sekali lagi.

"Lalu apa kau sendiri membolos?"

"Tidak, kelasku sedang kosong. Kakakmu Mingyu sedang tidur jadi tidak ada seseorang yang bisa kuganggu , aku bosan jadi aku kemari"

"Bolehkah aku meminjam buku gambarmu" pinta Eunseo, gadis itu kini menatap penuh harap ke arah Jungkook.

"Jika kau ingin melihat hasil gambarku, kau bisa melihatnya di ruang seni"

"Aku akan menggambarmu" ucapan Eunseo cukup membuat Jungkook terkejut, ia mengerutkan dahinya, menatap Eunseo mendalami mata indah itu. Memastikan jika ia sedang tidak dipermainkan. Pasalnya tidak ada yang berani menyentuh buku gambar Jungkook, lelaki itu akan marah. Ditambah gadis di depanya secara terang-terangan ingin menggambarnya. Banyak yang menggambar wajah Jungkook secara diam-diam dan hasil gambarnya hanya akan berakhir ditempat sampah.

"Apa kau bisa menggambar?" tanya Jungkook ragu, mood nya sedikit buruk ketika mendengar pernyataan Eunseo yang akan menggambarnya.

"Pinjamkanlah buku gambarmu, aku akan membuktikanya" tanganya sudah mengadah, ia menatap Jungkook mencoba meyakinkan lelaki itu.

"Baiklah" Jungkook pasrah, dengan penuh keraguan ia memberikan buku itu kepada Eunseo.

----

"Apa kau benar-benar adik Mingyu?" tanya Jungkook setelah beberapa saat keduanya saling hening. Mereka telah pindah di posisi nyaman, duduk di kursi dekat pintu masuk atap. Eunseo tengah fokus dengan gambarnya, sedangkan Jungkook hanya menatapnya bosan.

THE DAY WE MEET AGAINWhere stories live. Discover now