KvsG 005

506 74 0
                                    

  Pintu lab kimia dibuka dengan lebar oleh guru kimia, kemudian murid kelas 11 IPA 4 berhamburan keluar.

    "Guys gue langsung turun ya?" pamit Bagas yang langsung belok menuju tangga yang berada tepat di samping lab kimia.

    "Bareng dong!" sahut Dinda kemudian mengambil tasnya yang berkumpul dengan tas lainnya di sebelah pintu lab kimia itu. "Duluan ya?" pamitnya.

    "Tiati, din" sahut Sheira yang masih menunggu kedua temannya keluar lab.

  Algaf keluar dari pintu lab dengan wajah kesal yang sangat kentara. Ia mengacak rambutnya dengan kasar, kemudian melemparkan tas yang paling dekat dengannya ke arah tangga.

  Sheira dan beberapa teman sekelasnya cukup terkejut melihat apa yang dilakukan oleh Algaf.

    "Udah sih, gaf, tahan emosi lo" Faiz mencoba menenangkan Algaf yang entah kenapa terlihat sangat marah.

  Algaf mengabaikan ucapan Faiz, ia menoleh pada Farida yang sedang mencari sesuatu.

    "Heh ikan pari!" seru Algaf sambil menarik siku Farida agar cewek itu menghadap padanya. "Lo gak bisa ya gak ganggu hidup gue?" tanyanya dengan sinis. "Gak cukup apa lo rusak hp dan ketenangan gue? Sampe-sampe nilai praktek kimia gue lo rusak juga! Masih kurang?! Rusakin aja semua hidup gue!" bentak Algaf dengan nafasnya yang menggebu.

  Farida mengernyit heran, ia heran kenapa Algaf selalu saja marah padanya. Memang benar praktek kali ini mereka satu kelompok dan Farida mengacaukannya. Tapi apa Algaf harus semarah ini padanya?

    "Bentar, gaf, gue lagi gak mau debat sama lo" ucap Farida yang terlalu lelah untuk meladeni Algaf yang sedang kalut ini. "Gue minta maaf karena tadi gak becus dan gagalin kerjaan kita, sumpah gue gak sengaja" Farida menyatukan kedua telapak tangannya, meminta maaf dengan tulus.

  Farida menarik tangannya agar terlepas dari cekalan Algaf. Kemudian kembali mencari tasnya.

    "Ra, lo liat tas gue gak?" tanya Farida pada Sheira yang berdiri didekat tangga bersama Yuni.

  Sheira terdiam, ia menggigit bibir bawahnya sambil berfikir apa jawaban yang tepat untuk diberikan pada Farida.

    "Mana tas gue?" tanya Farida yang sudah tak sabar.

  Tangan Sheira terangkat, ia pun menunjuk sebuah tas yang tergeletak di anak tangga. Yuni menggigit bibir bawahnya dalam-dalam sambil menutup matanya. Ia tak sanggup melihat reaksi Farida.

  Farida mengikuti arah telunjuk Sheira, ia menatap tasnya yang berada di anak tangga yang cukup bawah. Matanya berkedip beberapa kali

    "LIGHSTICK GUEEEE!!!" teriaknya kemudian berlari ketempat tasnya. "Ya ampun lighstick guee!!" serunya sambil membuka tasnya.

  Sheira dan Yuni menutup mata dan telinga rapat-rapat. Mereka tak mau melihat atau pun mendengarnya. Sayangnya teriakan Farida tetap terdeteksi oleh saraf pendengaran mereka.

    "LIGHSTICK GUEEE!!!" Farida berteriak sambil menahan tangisnya. "Siapa Yang Berani Rusak Lighstick Gue?!" bentak Farida dan kembali menaiki tangga. Sorot matanya sudah berubah tajam, penuh oleh aura kemarahan yang mendalam.

    "Siapa yang udah ngerusak lighstick gue?!" Farida mengulang pertanyaanya dengan suara yang lebih berat.

    "Ra, lo tau kan siapa yang lempar tas gue?" tanya Farida serius.

  Sheira diam, tapi matanya mengatakan sesuatu dan Farida langsung paham hal itu. Mata Sheira menatap Algaf yang sedang bersandar sambil mengobrol dengan Faiz.

    "Si protista itu?" tanyanya, kemudian tanpa menunggu jawaban dari Sheira, Farida langsung menghampiri cowok itu.

  Farida melemparkan tasnya dengan kasar, Algaf yang terkejut refleks menangkap tas tersebut.

    "Kenapa lo?" heran Algaf sambil mengulurkan tas Farida.

    "Lo yang lempar tas itu ke bawah?" tanya Farida dengan wajah datarnya.

  Algaf mengamati tas ditangannya, tak lama kemudian ia menganggukkan kepalanya.

    "Iya kayaknya, kenapa emang?" tanya Algaf yang masih heran dengan tingkah Farida.

Plakk!

  Farida menampar Algaf dengan keras. Dengan nafas memburu Farida menarik kerah seragam Algaf.

    "Berani-beraninya lo rusak lighstick gue!!?!" bentak Farida sambil menatap mata Algaf penuh amarah. "Iya tau gue salah udah ngerusak nilai praktek kimia lo, tapi lo gak seharusnya rusak lighstick gue!!!"

  Algaf melepaskan tangan Farida dari kerahnya dengan wajah heran. "Lo kenapa sih?!" tanyanya terbawa emosi.

  Farida berdecak sambil menatap Algaf sinis. Ia membuka resleting tasnya kemudian menunjukkan lighsticknya yang rusak.

    "Lo boleh bales dendam ke gue! Boleh banget!!! Tapi jangan ngerusak lighstick baru gueeee!!!" Farida kembali menutup tasnya. "Lo gak tau kan perjuangan gue buat dapetin nih lighstick!? Dasar ganggang gak punya perasaan!"

  Algaf mengerutkan keningnya, bingung dengan sikap Farida. Ia tak tahu harus merespon apa pada Farida yang sedang terbalut amarah kebencian.

  Disatu sisi, Algaf memang sengaja melemparkan tas Farida karena kekesalannya pada cewek itu. Tapi di sisi lain, ia tak bermaksud untuk merusak lighstick. Karena ia tidak tahu apa yang ada di dalam tas itu, bahkan Algaf pun tak tahu bahwa tas itu milik Farida.

    "Tanggung jawab! Lo harus ganti lighstick guee!!!" seru Farida dengan mata membara.

    "Dih ogah banget! Lo aja sampe sekarang belum ganti rugi hp gue!" jawab Algaf sambil melipat kedua tangannya didepan dada.

    "Aissh! Itu beda lagi! Sekarang ini, jelas-jelas lo sengaja rusakin lighstick gue. Lo harus ganti rugi!!" ucap Farida sambil melemparkan tasnya pada Algaf. "Lighstick gue gak cuman satu loh, harganya bisa lebih dari biaya benerin hp lo" lanjutnya dengan wajah sombong.

  Algaf mengintip isi tas Farida, kemudian kembali menatap pemiliknya. "Kalo gitu kita impas, lo udah rusakin hp gue dan sekarang gue rusakin lighstick lo. Anggap aja kita impas. Lo gak perlu ganti rugi, begitu juga gue"

  Farida diam untuk berfikir sejenak. Setelah beberapa saat, ia pun memutuskan jawabannya.

    "Aissh! Dasar ganggang!" cibirnya kemudian merebut tasnya. "Oke! Kita impas" finalnya dengan wajah kesalnya kemudian pergi dari hadapan Algaf.

    "Gaf, lo relain hp lo demi barang gak guna itu?" tanya Dika tak percaya.

  Farida yang mendengar pertanyaan Dika langsung mendelik dengan tajam, ia sudah siap mengomeli gamers noob itu. Untungnya Yuni menahan tangannya dan mengajaknya pulang.

  Faiz memukul dada Dika "Shh.. Dasar noob! Kalo ngomong liat situasi dong, hampir aja kita diomelin dia lagi"

  Dika menggaruk rambutnya sambil nyengir lebar "Maaf, gak sengaja"

    "Tapi bener sih kata lo, hp Algaf pasti lebih mahal dari lighstick-lighstick itu" ucao Faiz dengan suara yang lebib pelan.

    "Gue cuman gak mau lagi berurusan sama kpopers alay kayak dia" ucap Algaf dengan datar kemudian berjalan menuju tangga, hari ini ia cukup lelah. Ingin segera pulang dan beristirahat.

❌❌❌

K-POPERS VS GAMERSWhere stories live. Discover now