"Kapan kamu sayang sama Pangeran?" Pipi Kalila bersemu membaca itu. Ia tersenyum tanpa sadar. Bahkan ia tidak sadar jika sudah ada Pak Wildan berdiri di belakangnya sedang ikut membaca kertas itu tapi tidak terbaca karena matanya yang rabun. Sekali sentakan guru bahasa Inggris itu mengambilnya. Pangeran terlihat kaku melihat itu. Begitu juga Kalila yang kaget.

"Kamu nyontek ya?" Tanya Pak Wildan membuat semua orang di kelas menahan napas. Beberapa anak yang menyontek lewat ponsel alias Mbah Google dan pesan WA pun nampak hati-hati. Sedangkan Pak Wildan kembali membaca kertas itu. Keningnya berkerut membaca isi pesan itu. Pak Wildan kemudian menghela napas sabar membaca pesan itu. Bisa-bisanya anak zaman sekarang pacaran disaat-saat seperti ini.

"Siapa yang nulis ini?" Tanya Pak Wildan pada Kalila. Mau tidak mau Kalila menunjuk ke arah Pangeran yang nampak tersenyum seolah tidak berbuat salah.

"Saya nggak nyontek pak. Bapak bisa baca sendirikan apa yang saya tulis ke Kalila bukan contekan."

"Kamu memang nggak ngasih contekan atau mencontek tapi kamu pacaran di kelas waktu ulangan lagi. Sampai kamu nulis udah sayang apa belum?" Semua orang di kelas terkejut, begitu juga dengan Rio yang menjadi penasaran apa yang ditulis Pangeran. Karena sedari tadi tangannya sudah gatal ketika melihat aksi Pangeran melempar kertas ke Kalila.

"Bapak salah lagi, saya ngak pacaran sama Kalila. Dia aja belum sayang sama saya pak gimana mau pacaran. Kalau nggak percaya bapak tanya aja Kalila, dia udah sayang sama saya apa belum?" Pangeran mencoba mengeles belum sempat Pak Wildan membalas seseorang di belakangnya mengumpat.

"Cangekaman!! (BACOT!!)" Semua orang di kelas tidak percaya mendengar umpatan itu. Karena pria itu terkenal diam dan jarang bicara bahkan dingin. Tapi dia berani berkata seperti itu di depan seorang guru. Kalila juga terheran-heran bahkan menatap pria itu. Apalagi Rio itu seorang ketua OSIS.

"Kalian berdua keluar hormat di tiang bendera sampai jam istirahat!" Teriak Pak Wildan kepada Rio dan Pangeran.

****

Pangeran dan Rio berdiri berdampingan hormat di depan Bendera. Sudah lebih dari dua puluh menit mereka menghadap bendera. Tangan Pangeran sudah pegal. Sebentar lagi bunyi bel akan berdering. Seperti harapan Pangeran bel berbunyi. Baru saja ia ingin ke kelas menyusul Kalila.

Rio menahannya lalu menarik kemeja Pangeran. Hal itu membuat Pangeran tersentak menatap Rio aneh. Apa masalah pria di hadapannya ini? Ia tidak pernah mencari gara-gara dengannya.

"Gara-gara lu gua jadi di hukum!" Ucap Rio penuh kebencian. Pangeran berdecih sekarang ia paham situasinya. Lagipula ia tidak takut jika pria ini memukulnya karena Rio bukanlah tandingannya.

"Asal lu tahu, lu di hukum karena ucapan lu yang nggak sopan bukan karena gua."

"Gua juga nggak tahu kenapa tiba-tiba  lu ngomong kotor gitu, kecuali kalau lu cemburu ngeliat Kalila dekat sama gua." Rio menatap tajam Pangeran ia menahan tangannya untuk tidak meninju pria ini.

"AS*!!" Sebagai gantinya Rio mendorong Pangeran hingga terjatuh. Aksi Rio mendapat perhatian anak-anak jadi berkumpul melihat mereka. Apalagi notabenenya Rio seorang ketua OSIS jadi membuat anak-anak penasaran apa yang terjadi.

"Asal Lo tahu aja nggak selamanya orang bisa suka sama lu. Apalagi orang yang Lo sakitin sampai hatinya hancur berkeping-keping. Gua akan tunjukin perasaan Kalila akan berubah dari sayang sama Lo berpindah ke gua secepatnya." Rio mengeram mendengar itu ia melayangkan tinju ke arah Pangeran namun siapa duga. Kalila datang melindungi Pangeran hingga pukulan itu menghantam kepala Kalila dengan keras. Membuat semua orang terkejut begitu juga dengan Pangeran dan Rio. Kalila terjatuh meringis kesakitan ke tanah. Pandangan gadis itu buram ia tidak melihat apa-apa kecuali kegelapan.

"Berengsek!!" Teriak Pangeran mengeram marah ke arah Rio.

"Asal Lo tahu gua nggak akan biarin lu ngelukain Kalila lagi baik fisik maupun hatinya. Tadi lu udah liat bukan dia ngelindungin gua. Itu artinya dia udah mulai suka sama gua." Setelah mengatakan itu Pangeran mengangkat Kalila ala Bridestyle membawanya ke UKS sambil berlari meninggalkan Rio yang terdiam. Pria itu diam sambil menatap tangannya yang baru saja memukul Kalila memikirkan sesuatu yang tidak ingin ia inginkan.

"Itu semua nggak boleh terjadi." Gumam Rio menatap kepergian Pangeran. Kalila hanya miliknya, tak ada yang boleh memiliki gadis itu selain dirinya. Ia memiliki alasan kenapa bersikap kasar pada Kalila.

Pangeran menerjang gerombolan anak-anak bahkan menghiraukan sapaan temannya Alvian dan lainnya. Begitu juga dengan Serena yang sepertinya ingin mendiskusikan sesuatu Pangeran hiraukan yang ada dipikirannya adalah membawa Kalila menuju UKS. Dia harus menyelamatkan gadis itu secepatnya sebelum terjadi apa-apa.

"Kayaknya bos kita beneran suka deh sama Koala." Ucap Adam melihat Pangeran yang berlari seperti Pangeran di negeri dongeng menyelamatkan tuan putrinya. Mereka memang memanggil Kalila dengan sebutan Koala melihat gadis itu selalu menempel dengan Samudra dan Rio dulu kemana-mana.  Serta namanya yang diplesetkan jadi Koala.

"Lo bener dia kayaknya suka sama bayi koala." Timpal Faris heran ia jadi penasaran. Apa yang membuat Pangeran suka sama gadis alay yang penyakitan itu?

"Gua jadi kasihan sama Samudra saingannya banyak." Ucap Heru membuat semua orang menatap pria itu.

"Gua salah ngomong? Kan bener samudra juga suka sama si Koala?"

"Jadi lu dukung si bos baru atau lama?" Alvian menjitak kepala Heru membuat pria itu meringis kesakitan.

"Ya dukung bos baru dong. Emang gimana caranya bikin Kalila suka sama Pangeran. Kalau kita aja jomblo dan nggak pernah deket sama cewek."  Ucapan Heru Jleb banget seakan membuat nyali ketiga orang itu runtuh begitu saja. Mereka jadi bingung memikirkan bagaimana caranya? Nasib Jomblo.

****
Follow Instagram @wgulla_

Atau @pangerankalila

Gimana menurut kalian cerita part ini...

SPAM NEXT DISINI BIAR CEPET UPDATEEEE 🍁

Semoga kalian suka ♥️ jangan lupa Coment and Like kalau perlu Share ke temen-temen kalian atau nngak follow Wattpad Author juga..

Siapa yang suka lempar-lemparan kertas kayak gitu pas ujian?

PANGERAN UNTUK KALILA (OPEN PO) Where stories live. Discover now