MCS : Fia, Lo itu Lucu

1.3K 141 41
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu. Yuk baca Al-Kahfi dulu sebelum baca part ini. Jangan lupa bismillah nya ya👍👍😉

🐇🐇🐇

"Udahlah, menjadi diri sendiri itu sudah menjadi hal yang Fia suka." Jawab Sofia tanpa sadar.

"Lo bilang apa tadi ?" Sofia tersadar sendiri atas apa yang barusan terucap dari mulutnya.

"E e enggak. Udah, lebih baik Kak Ali balik ke kelas, biar Fia sendiri yang cari tasnya." Lee menggeleng penuh.

"Kalau gue nggak mau balik gimana ?"

"Pokoknya balik ! Sana !" Usir Sofia tegas.

"Okey, tapi lo mesti jawab satu pertanyaan gue dulu."

"Nggak usah basa-basi, sa na !" Kali kedua, Lee menggeleng menolak perintah Sofia.

"Jawab pertanyaan gue dulu."

"Ya ya ya. Apa !"

"Lo kok galak sih ?" Sofia mengerutkan keningnya mendengar pertanyaan aneh itu.

"Apaan sih ? Udah, kalau kakak nggak mau pergi, Fia aja yang pergi." Dan benar, Sofia mengalah dan pergi meninggalkan Lee.

Lee terdiam di tempat menatap punggung Sofia yang makin mengecil. Tanpa sadar, seulas senyuman mengembang di bibirnya.

"Fia Fia, lo kok lucu sih ? Gue  gemes jadinya."

🐇🐇🐇

Sudah. Sofia sudah lelah untuk mencari dimana Excel membuang tas kesayangannya itu. Semua tong sampah sudah dia kais menggunakan tangan kosong, namun nihil, dia tak kunjung mendapati tasnya itu.

Disandarkannya punggung di sebuah tiang yang menghadap lapangan basket. Tatapannya yang sesak tengah memikirkan tas itu tak berubah menatap kosong lapangan.

"Lo di sini ternyata, Fi. Ayo masuk, udah bel noh," ucap Hanna menyikut lengan Sofia yang belum merespons. Mendapati keadaan itu, Hanna balik menyenggol lengan Erina.

"Rin, kenapa nih anak ?" bisik Hanna tepat ke lubang telinganya.

"Ta hu."

Buru-buru Hanna ikut duduk di samping Sofia dan memulai bicara memecah lamunannya.

Hanna memegang lengan Sofia, "Fi, masuk yuk, udah bel tuh."

Sofia malah menenggelamkan wajahnya ke lipatan tangannya. Suara tangis tipis mulai merajai dirinya. Cepat-cepat, Erina dan Hanna langsung intens menyikapi sikap Sofia itu.

"Fi, lo kenapa sih ? Ada masalah apa ?" Tanya Erina yang semula tetap berdiri.

"Iya, Fi. Lo kenapa sih, ada masalah ? Cerita dong sama kita, mungkin aja kita bisa bantu." Sofia menggeleng dengan posisi masih menyembunyikan wajahnya.

"Ya udah, nggak papa kalau lo nggak mau cerita sekarang. Lebih baik, kita temenin lo ke kamar mandi ya, lo cuci muka habis itu kita ke kelas," ujar Erina mencoba menarik tubuh Sofia. Wajah yang banjir air mata itupun menampakkan gambarannya.

"Iya..." Ucap Sofia menyanggupi usulan Erina.

***

"Masih gara-gara tas itu ? Astaga Fia, yang dikatakan Kak Excel itu bener. Maaf, bukannya apa-apa, lagipula, gue sebagai temen lo agak prihatin kalau lo sekolah masih pakai tas hitam lo itu. Rasanya aneh tahu nggak, kita semua tahu kalau lo itu berasal dari keluarga yang jauh lebih berada dari gue dan Erina, tapi kok penampilan lo itu malah jauh dari mana lo berasal," jelas Hanna usai memasukkan semua bukunya ke dalam tas.

"Iya, Fi. Gue aja juga heran banget, tuh juga sepatu, udah berapa lama lo nggak ganti. Perasaan, tuh sepatu udah lo pakai mulai dari pertama kali kita kenal sampai sekarang." Tambah Erina kemudian menata letak tas di punggungnya.

Sofia menatap kedua temannya bergantian.

"Jujur, pinginnya sih aku ganti sepatu, tas dan semua perlengkapan sekolah dengan yang baru. Tapi kalian harus tahu, sepatu dan tas yang selalu kalian anggap aneh itu sudah terlalu banyak menyimpan kenanganmanis di antara diriku dan kakak perempuanku sebelum kenangan manis itu mati bersama kejadian keji yang tidak akan pernah aku maafkan." Kata Sofia seperti menenggok ke belakang kejadian di masa lalu.

"Gue masih belum ngeh deh. Maksud lo apaan sih?"

"Sama kayak Erin, gue juga nggak paham maksud lo."

Sofia menggelengkan kepala singkat dan tersenyum lebar. "Udah, nggak usah dibahas soal ucapanku yang terakhir itu. Kita pulang yuk ?" Ajaknya mengalihkan topik. Sofia menarik tasnya yang masih bersandar di kursi dan menarik kedua temannya keluar dari kelas yang sudah sejak tadi sepi.

Tiga sahabat itu berjalan beriringan di koridor sekolah sambil mengukir ocehan-ocehan ala anak SMA pada umumnya. Sedikit tawa dan canda tercipta dari mereka.

🐇🐇🐇

Mengejar Cinta Sofia [TERBIT]✓#MCS1Where stories live. Discover now