MCS : Jadi Diri Kamu Sendiri

1.3K 143 292
                                    

Sedetik bel istirahat berbunyi, Sofia langsung tancap gas untuk menemui Excel di ruang kelas unggulan yang berada di lantai lima.

Kedatangan Sofia yang terkesan mendadak itu pun membuat penghuni kelas unggulan yang terisi geng Gradeon dan Queen's itu terbengong di tempat, apalagi Sofia acap kali menggebrak meja Excel.

"Eh, lo ngapain ke sini ! Lo nyasar apa gimana ?" Sofia tidak menghiraukan kicauan Teresa yang menarik-narik tangannya agar keluar dari kelas.

"Dimana kakak buang tas saya hem !?"

Excel membuang muka sejenak,"Ck, buat apa lo masih ngurusin tuh tas butut. Nggak bersyukur banget udah gue beliin tas mahal." Ucap Excel tak bersemangat.

"Bersyukur ? Saya lebih bersyukur jika kakak tidak membuang tas saya ! Sekarang," Sofia melirik ponsel mahal Excel dan mencekalnya,"katakan, dimana kakak membuang tas saya atau ponsel kakak saya buang !" ancamnya.

"Silakan."

Sofia makin dibuat geram dan membanting ponsel mahal Excel hingga berantakkan di lantai. Semua orang yang ada di kelas mengangga tidak percaya atas apa yang barusan terjadi.

Megan menarik bahu Sofia keras,"Eh, lo nggak tahu malu ya, datang-datang nggak jelas dan sekarang, lo ngacurin ponsel Excel, mau lo apa sih !"

"Jangan ikut campur." Balas Sofia kesal. Alhasil, sikap yang Sofia tunjukkan membuat Megan dan dua anggota Queen's geram seketika.

Teresa mencengkeram kuat lengan Sofia, "Eh, lo berani ya sama kita, emangnya lo siapa he !" Dengan cepat, Sofia menepis tangan Teresa. Keberaniannya pun dibalas dengan tamparan yang siap Teresa layangkan, namun, mata Sofia yang cepat menangkap gerakan tangan Teresa berhasil menghentikan niatannya.

"Wuuu...teliti juga tuh cewek nangkep serangan," bisik Joan di belakang kepada Lee yang malah gelagapan sendiri melihat ulah Sofia.

"Gue pisah aja ya mereka, entar kalau mereka berantem gimana ?" Balas Lee kembali berbisik.

"Ngapain dipisah, seru kali kalau mareka berantem."

"Seru dari mananya ?" Tanya Lee menyipitkan kedua bola matanya.

"Kita liat aja nanti."

Nathan yang baru saja kembali dari toilet mendadak muncul dan melepas tangan Sofia dari Teresa dengan lembut sembari meyakinkan tidak akan terjadi apa-apa padanya. Setelah terlepas, buru-buru Sofia menarik tangannya dari genggaman Nathan.

"Gue tadi denger, lo nanya siapa Sofia kan ? Asal lo tahu, mulai detik ini Sofia menjadi pacar gue," sontak pernyataan itu mengejutkan seisi kelas unggulan yang sejak tadi sibuk merekam detik per detik yang terjadi usai kedatangan Sofia,"Dan lo nggak punya hak untuk melakukan hal apapun yang menggangu ketenagan Sofia di sekolah ini ! Karena bila lo melanggar, gue nggak bakal tinggal diam !"

Sofia mematung tanpa tahu harus apa.

Excel yang keras menolak pernyataan itu pun menarik bahu Nathan segera. "Lo apa-apa sih main ambil keputusan he !"

"Diam nggak lo ! Jangan ikut campur !"

"Gimana gue nggak ikut campur..."

Bla bla bla...

Tahu sendiri bagaimana kisahnya bila Excel dan Nathan dipertemukan. Percekcokkan dan dendam kesumbat akan meledak-ledak seketikanya. Tak ada yang bisa menghentikan perdebatan mereka yang makin menjurus pada perkelaian.

Di tengah orang-orang sibuk memisahkan Excel dan Nathan, sebuah tangan menarik ujung lengan baju Sofia lalu membawanya keluar kelas.

"Berisik ya ?" Ungkap seseorang yang menariknya keluar dari zona tidak nyaman itu.

"Lumayan."

"Maaf ya, mereka mah kalau ketemu pasti gitu, berantem mulu."

"Kan tiap hari mereka bertemu kak, jadi mereka ribut terus dong."

"Yaaa begitulah."

Lee mulai kehabisan topik untuk berbicara pada Sofia lagi, padahal dalam benaknya dia masih ingin mengulangi ucapannya yang kemarin itu mumpung tidak ada Abahnya Sofia.

"Emmm...Fi."

"Iya."

"Lo kok nggak mau jadi pacar gue sih ? Gue kurang apa sih buat lo ?"

Sukses Lee ! Pernyataanmu barusan membuat Sofia kalang kabut sendiri.

"Kak Ali kok tanya gitu sih ? Udah ah, Fia mau cari tas Fia dulu." Sofia melajukan langkah menyisiri setiap tempat sampah yang dijumpainya. Tak mau kalah, sekaligus penasaran ingin tahu jawaban Sofia, tanpa menghiraukan tatapan siswa lain yang melihat, Lee ikut membantu Sofia mencari keberadaan tasnya.

"Fi, jawab dulu pertanyaan gue," kata Lee dengan tangan masih di dalam tempat sampah.

Sofia hanya cuek saja dan beralih ke tempat sampah yang lain.

"Please, jawab dulu pertanyaan gue, karena, bagaimana gue tahu lo suka cowok yang bagaimana kalau gue aja nggak tahu tipe cowok apa yang lo suka." Lagi, Lee masih bertanya sambil sibuk membantu Sofia mengacak-acak tempat sampah.

"Gue janji, setelah lo kasih tahu, gue bakal berubah menjadi..."

Sofia menyela dan memberikan tatapan jengah pada Lee,"Jadi power ranger ? Ultramen ? Spidermen ? Batman ?"

"Bukan itu maksud gue, Fi."

"Udahlah, Kak Ali menjadi diri sendiri itu sudah menjadi hal yang Fia suka." Jawab Sofia tanpa sadar.

🐇🐇🐇

Kalau kamu....tipe perempuan atau laki-laki seperti apa yang kamu mau ?

Kayak Lee ?

Nathan ?

Excel ?

Atau Joan ?

😕😕😕

Bingung sendiri😭😭

Mengejar Cinta Sofia [TERBIT]✓#MCS1Where stories live. Discover now