MCS : Perang Dimulai Gradeon !

2K 181 45
                                    

Seorang gadis berhijab putih yang menjulur panjang menutupi dada dengan bros pita pink yang tersemat di sana menambah kesan manis penampilan gadis tersebut.

Kakinya terus menapaki koridor sekolah dengan sebuah tas berisi mukena dan sajadah di tangannya. Matanya yang tajam sesekali membuat siswa ataupun siswi yang sedang nongkrong berdua kalang kabut sendiri, mereka takut mendapat ceramah panjang kali lebar kali tinggi dari gadis yang menduduki tahta Wakil Ketua Rohis itu.

"Eh kalian, ngapain berduaan di sini ha ?! Mau ngundang setan kalian !" Sembur gadis itu menujuk-nujuk seorang adik kelas yang ketahuan berduaan di tangga sekolah.

"Kita gak ngapa-ngapain kok kak," kata siswa gemetar. Sementara si siswi main cabut dari tangga seketikanya tahu kalau gadis itu datang.

"Gak ngapa-ngapain, eh, kamu pikir saya buta ya, orang jelas-jelas dengan mata kepala saya sendiri, kalian pegang-peganggan tangan !"

"Ya elah, cuma pegang-peganggan tangan doang kak, apa sih salahnya ?"

Gadis itu naik pitam, "Kamu bilang cuma ? Eh, denger ya, kali ini mungkin kamu cuma pegang-peganggan tangan, terus lanjut peluk-pelukan, dan terus lanjut sampai kebablasan. Inget, kamu itu masih belum umur dek, daripada ngabisin waktu untuk pacaran mendingan kejar prestasi dulu buat banggain orang tua ! Ngerti gak !?"

Siswa itu mengangguk seenaknya. "Iya iya..."

"Ya udah, sana !" Siswa itu pun pergi.

Gadis itu mengambil napas panjang dan menghempaskan secara perlahan sambil melanjutkan jalan.

Dan dari arah yang berlawanan, muncul empat cowok kakak kelas yang berjalan santai diiringi sorak-sorak histeris penggemar mereka di SMA Nagaswara. Dari gaya berjalan mereka saja, gadis itu sudah mulai mual melihatnya.

Gadis pemilik nama Sofia Natasya Hilmi itu masih diam di tempat sembari menunggu keramaian di koridor kedatangan keempat anggota Gradeon itu surut.

Tanpa Sofia sadari, satu dari empat cowok kakak kelas itu telah berada di depannya.

"Nama lo, Sofia kan ?" Tanya Excel yang malah disambut tatapan sengit dari pihak Sofia.

"Udah tahu pakai nanya." Sewot Sofia melarikan diri. Excel tidak mau kalah, dia berusaha mensejajarkan diri dengan langkah Sofia.

"Lo tahu kan siapa gue ?"

"Tahu."

"Boleh gak gue minta nomor  lo ?"

"Enggak."

"Kenapa gak boleh ?" Tanya Excel yang sebenarnya mulai risih dengan sikap cuek yang Sofia tunjukkan.

"Gak boleh ya gak boleh !" Sentak Sofia menghentikan langkah.

"Udah deh, mendingan, kalau kakak cuma mau nanya hal-hal yang gak penting, mendingan kakak cabut deh sekarang. Eneg tahu gak denger suaranya." Tambahnya.

Excel membuang muka sesaat, emosinya yang sampai ubun-ubun sebisa mungkin dia tahan. Melihat, kini ketiga temannya tengah berdiri menantang dari arah kejauhan.

"Okey, gue pergi. Tapi, gue harus dapat nomor lo dulu, gimana ?" Ujarnya menaikkan kedua alisnya.

"Gak akan !" Balas Sofia pergi begitu saja meninggalkan Excel yang penuh kekesalan.

Tidak berhenti sampai di situ saja. Sekeluarnya Sofia dari mushola, ternyata Excel telah menunggu di depan pintu. Tangan kirinya kini terbentang untuk menghalangi jalan Sofia. Tadi dia boleh gagal, tapi kali ini, dia bisa menjamin bisa mendapatkan nomor Sofia. Dan itu pasti akan terjadi.

"Minggir gak !"

"Nomor lo dulu."

"Kakak tuh budek atau apa sih ? Kalau enggak ya enggak !"

Excel menurunkan tangannya. "Oke. Gak masalah, lupain soal nomor lo. Pulang sekolah gue tunggu lo di depan kelas." Sahut Excel nyelonong pergi tanpa permisi.

"Ya Allah, tuh anak, kayak gak diajarin sopan santun sama orang tua, salam kek napa."

Sofia kembali ke kelas dengan perasaan bergemerutu dengan sikap Excel yang menurutnya sok kecakepan itu. Dia menjatuhkan tubuhnya ke kursi dengan kesal.

"Na, kamu tahu gak Kak Excel ?"

"Semua orang juga tahu kali Fi, siapa Kak Excel. Lo gimana sih ?" Ujar gadis berambut sebahu yang duduk di sampingnya.

"Dia memulai permainan lagi."

Erina, teman satu kelas, satu kos-kosan, dan satu bangkunya itu mengubah posisi duduknya lebih dekat dengan Sofia.

"Kali ini targetnya siapa ?" Tanya Erina penasaran.

"Aku." Sontak, Erina memundurkan tubuhnya tidak percaya. Sekelas geng Gradeon berani nargetin temannya yang anti pacaran itu ? Bukankah mereka tahu sendiri, siapa dan bagaimana sosok teman sebangkunya itu ? Kalau boleh minta nih ya, kenapa tidak dia saja yang menjadi target mereka, toh dia belum pernah tuh jadi target mereka, ya, beruntung-beruntungan lah, ada yang mungkin beneran jadi pacar salah satu di antara mereka, dan ada juga yang kena PHP doang. Tapi Erina berharap, sekali saja, dia bisa dekat dengan salah satu geng Gradeon.

"Lo gak lagi ngingo kan, Fi ?"

"Ngingo-ngingo dari mananya, orang tidur aja kagak." Kini, sorot mata Sofia lurus ke depan,"Awas saja mereka berani-beraninya mengajak Sofia Natasya Hilmi bermain-main. Perang dimulai Gradeon !" Tekannya di ujung kalimat.

🐰🐰🐰

Mengejar Cinta Sofia [TERBIT]✓#MCS1Where stories live. Discover now