16. - Kebenaran

Depuis le début
                                    

"Hey, tujuan lo ke sini buat apa? Buat jelasin semuanya ke Maura kan?" Joe berusaha membujuk Kinara dengan sabar agar gadis itu mau membuka mulut. Jika masalah tentang masa lalu Maura masih menjadi pertanyaan, setidaknya harus ada yang meluruskannya.

"K-Kinar gak mau di penjara... Ki-Kinar gak mau ibu dan ayah menderita karena Kinar..."

Joe memegang kedua bahu Kinara. "Dengar, gak ada yang ngehukum lo kalo lo mengakui kesalahan lo, terlebih sama Maura. Apa lo gak kasian sama Maura yang selalu nyalahin dirinya dan bilang kalo dia pembunuh?"

Kinara mendongak menatap Joe dan menggeleng cepat. "Kak Maura bukan pembunuh, kak Maura gak salah, Kinar yang salah... Maafin Kinar... Maafin Kinar... hiks..." tutur Kinara sembari menyatukan kedua telapak tangannya pada Joe.

"Bukan sama gue lo meminta maaf, tapi Maura" Joe menatap Kinara lekat untuk meyakinkan gadis di hadapannya itu. "jelasin semuanya ke dia"

"Gak! Lo gak boleh lakuin itu, Kinar!" Arsha menyahut. Joe menatap Arsha tajam, cowok itu langsung menarik Kinara ke belakang tubuhnya saat Arsha mendekat.

"Minggir! Ini bukan urusan lo!" kecam Arsha menatap tajam Joe balik.

"Dan ini juga bukan hak lo ngelarang dia untuk melakukan suatu hal yang benar!" tegas Joe. Cowok itu lalu menoleh melirik Kinara dengan ekor matanya dan berbisik, "pergi, masuk ke dalam. Aulanya ada di sebelah kiri paling ujung" ujar Joe, Kinara pun langsung berlari meninggalkan mereka memasuki hotel.

"BERHENTI!" Arsha berteriak dan hendak mengejar Kinara namun Joe menghadangnya.

"Urusan lo sama gue"

☃☃☃

Maura mengerutkan keningnya. "Maksud lo?" tanya Maura tak mengerti dengan ucapan Ben.

"Gue bicara tentang masa lalu lo" jawab Ben yang membuat Maura terdiam menatapnya.

Maura terdiam. Mendadak hatinya berdenyut setiap membahas masa lalunya.

"Mungkin sekarang lo sedang terombang-ambing di tengah lautan, tapi suatu saat lo akan nemuin daratan yang selama ini lo inginkan"

"Asal lo yakin sama hati lo, lo gak akan tenggelam dan mati begitu aja" lanjut Ben.

Maura menunduk sejenak lalu tersenyum tipis. "Gue bahkan udah tenggelam duluan"

"Nggak selama lo memiliki perahu yang kuat"

'Gue gak akan biarin lo tenggelam dan gak akan ada kata kehilangan untuk yang kedua kalinya buat gue'

"Apapun yang terjadi, jangan pernah melepas sesuatu yang lo yakini"

Ben menatap manik mata cokelat Maura dalam-dalam, membuat Ben merindukan seseorang. Kini hanya mata itu yang ia punya di diri Maura.

Ben terdiam sejenak sebelum kembali membuka suaranya. Rasanya Ben ingin mengungkapkan fakta yang sebenarnya pada gadis itu.

"Ada sesuatu yang mau gue omongin"

"Apa?"

Ben menarik napasnya dalam sebelum kembali membuka suara. "Tiga tahun lalu, tepat pada 1 Juli-"

BRAK!

"KAK MAURA!"

Teriakan seorang gadis yang baru saja memasuki aula pun mengundang perhatian semua orang menatap ke arahnya. Termasuk Maura dan Ben yang menoleh pada sosok Kinara yang berdiri di sana dengan penampilan acak-acakan.

Maura melepas diri dari Ben dan berjalan menghampiri Kinara yang menangis menatapnya.

"Lo kenapa, Ki?" tanya Maura, tangan kanannya bergerak merapihkan rambut Kinara yang tergerai tak beraturan. Kinara tak menjawab, gadis itu justru beringsut memeluk Maura dan meledakkan tangisnya di sana.

My Cold Prince 2 || (T A M A T)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant