5. I'm Fine.

Mulai dari awal
                                    

Seharusnya ia memperlakukan Sehun dengan baik. Tapi, alih-alih memperlakukan Sehun dengan baik, Rachel malah berlaku sebaliknya.

Definisi seseorang yang tidak tahu diri.

"Sendirian lagi?"

Rachel yang baru saja tiba di kampusnya mendadak terkejut karena seseorang tiba-tiba menyentuh lengannya. Beruntung Rachel bukanlah seorang yang mengidap penyakit lata yang akan mengucapkan hal-hal aneh saat terkejut ataupun seorang atlet tinju yang akan memberikan pukulan maut pada orang yang berani membuatnya terkejut.

"Bikin kaget aja lo, Ra!" sahutnya sembari mengelus dadanya pelan.

"Ini udah tiga hari, Chell. Lo nggak khawatir?"

"Kenapa gue harus khawatir?" tanyanya dengan wajah datarnya sembari melangkahkan kakinya menuju ke kelasnya.

Chiara, sahabat karib Rachel, mengikuti langkah gadis tersebut, jika Rachel sudah bersikap seperti ini, itu tandanya ia berniat lari dan menjauhi percakapan mereka.

"Lo nggak takut semisal Sehun ternyata diculik?"

Langkah Rachel berhenti, kepalanya menoleh kepada Chiara, lalu kemudian matanya menatap Chiara dengan tatapan tajamnya. "Lo bilang apa, sih? Memangnya ada orang kayak Sehun yang diculik?"

"Heh! Sehun itu anak konglomerat yang super tajir. Selain itu, Sehun cakep pakai banget. Kalau bukan om-om yang nyulik dia karena dia orangnya kaya, bisa jadi dia diculik sama tante-tante girang karena ketampanan yang Sehun punya."

"Lo ketularan begonya Chaeri? Tumben," jawab Rachel seadanya kemudian melanjutkan langkahnya.

"Jangan nangis lo kalau mayat Sehun tiba-tiba ditemukan."

"Lo nggak bisa ngomong yang berfaedah, yah?" semprot Rachel lagi-lagi menghentikan langkahnya.

"Kenapa? Lo khawatir, kan? Cowok yang ngejar lo setengah mampus itu hilang tanpa kabar selama tiga hari. Lo merasa kehilangan, kan?"

"Nggak!"

"Nggak usah sok nggak khawatir. Noh, mata lo udah mau nangis. Sono beli tisu!"

Kini gantian Chiara yang meninggalkan Rachel.

Ini gila!

Sepeninggal Chiara, air mata Rachel mendadak turun satu persatu. Dadanya terasa nyeri sekali.

Sial. Dirinya betulan menangis. Sudah tidak tahan akan sesak yang menggerogotinya.

Iya, benar apa kata Chiara.

Sehun hilang tidak ada kabar sudah sekitar tiga hari. Chat, pesan, telepon, atau apa pun itu, semuanya tidak Rachel dapatkan lagi dari Sehun.

Terakhir ia melihat Sehun adalah hari di mana dirinya meninggalkan lelaki itu di depan rumahnya tiga hari yang lalu. Sesudahnya, Sehun tidak pernah muncul di hadapannya lagi.

Kadang Rachel iseng untuk lewat di depan fakultas Sehun, tapi dirinya tidak menemukan sosok lelaki itu.

Dirinya berpikir, apa Sehun marah karena dia meninggalkannya di mobil sendirian malam itu? Apa karena hanya itu? Atau memang sudah waktunya Sehun membuktikan omongan Rachel bahwa lelaki itu hanya main-main dengannya saja? Rachel tidak tahu jelas apa alasan Sehun. Yang ia pikirkan hanyalah mengapa dirinya merasa tidak biasa tanpa Sehun.

***

"Rachel?"

Rachel yang tadinya hendak membuka pintu mobilnya menoleh, mendapati seorang perempuan cantik yang ia ketahui bernama Irene, bukan dari fakultasnya, tapi perempuan itu dari fakultas yang sama dengan Sehun. Hanya saja perempuan itu sering ke Fakultas Kedokteran, mengingat bahwa Irene adalah seorang kekasih dari senior Rachel di kedokteran.

"Kak Irene? Nungguin Kak Suho, yah?" tebaknya.

Perempuan tersebut mengangguk. "Bagaimana kabarnya Sehun? Udah ada perubahan setelah operasi?"

Kedua kening Rachel mengernyit. "Operasi?" tanyanya bingung.

"Iya operasi. Kemarin Sehun operasi usus buntu, kan? Katanya parah, yah? Belum sempat nengokin, kalau kamu ke rumah sakit, salam untuk dia, yah. Bilang ke dia kalau nanti malam Kakak datang jengukin dia. Dia dirawat dj Dahlia Hospital , kan?""

Untuk saat ini, air liur Rachel terasa seperti sebuah kerikil yang sangat susah untuk ia telan.

Operasi? Rumah sakit? Usus buntu? Sehun?

Ia sama sekali tidak tahu itu semua. Jangan bilang jika selama ini Sehun hilang karena alasan itu.

Tanpa memberi respon terlebih dahulu untuk kalimat yang dikeluarkan oleh Irene, Rachel langsung masuk ke dalam mobilnya dan menjalankan mobilnya bak orang kesetanan menuju ke Dahlia Hospital. Benar atau tidaknya Sehun dirawat di sana, ia tidak peduli. Ia hanya harus sampai di sana terlebih dahulu. Itu yang ia pikirkan.

Hanya dalam kurun waktu sekitar sepuluh menit, Rachel sampai. Ia memarkirkan mobilnya dengan model yang tidak wajar, lagi-lagi tidak peduli jika mobilnya mengganggu atau bahkan bisa diderek karena melanggar aturan parkir.

Gadis itu berlari ke arah resepsionis, menanyakan pasien atas nama Sehun, kemudian berlari lagi menuju ruangan yang seorang perawat beritahukan padanya.

Hingga langkah gadis itu berhenti tepat di depan sebuah ruangan yang ia yakini adalah ruangan milik Sehun.

Hatinya terasa dicubit kecil-kecil, lagi-lagi terasa nyeri. Itu yang ia rasakan.

Melalui kaca kecil yang ada di pintu, Rachel dapat melihat dengan jelas keadaan di dalam sana.

Di mana Sehun sedang tertawa bahagia bersama dengan seorang gadis.

Natasha Sue.

Seorang yang pernah dekat dengan Sehun.

"I'm fine," bisiknya kemudian pergi dari sana dengan matanya yang berembun.

***
B e r s a m b u n g

Sweet But Psycho (RSB 7) Sudah Terbit ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang