***

Kalila menaruh tas di tempat duduknya. Ia tersenyum mendapati Rio duduk sambil bermain ponsel. Beberapa anak sudah ada yang datang. Ada yang sedang piket membersihkan kelas dan ada juga yang sedang mengajarkan PR. Kalila mengambil Paperbag yang berisi dua kotak bekal satu untuk Pangeran satunya lagi untuk Rio.

"Hay Kalila lihat PR dong." Yuli yang baru datang menyapa Kalila. Yuli adalah teman sebangku Kalila yang memang suka mencontek PR-nya.

"Ambil aja di tas. Aku mau ketemu Rio dulu."

"Oke!! Makasih ya.."

"Semangat, semoga Rio bisa suka sama lo!!" Yuli menyemangati Kalila. Semua anak-anak di sekolah sudah tahu bagaimana perasaan Kalila pada Rio. Karena Kalila yang tidak pernah menyerah mengejar Rio kapanpun dan dimanapun. Walau sudah di tolak berkali-kali. Bisa dibilang Kalila itu bucinnya Rio.

Rio juga termasuk cowok yang dingin. Dia susah di dekati wanita manapun. Hanya Kalila lah satu-satunya wanita yang kuat bertahan mendapatkan hati Rio disaat orang-orang mundur dengan teratur.

Kalila melangkah ke meja nomer tiga urutan ke dua dari depan. Tempat dimana Rio duduk. Wajahnya terasa panas, melihat Rio yang selalu nampak tampan di matanya. Entah kenapa dia sulit sekali berpaling dari pria itu.

"Rio, aku buatin kamu nasi goreng seafood." Ujar Kalila sambil menyerahkan sekotak bekal berwarna merah jambu di meja Rio.

Rio yang tengah asik bermain game mengalihkan pandangannya. Ia menatap kesal Kalila karena telah mengganggunya. Ia kesal dengan Kalila yang semalam telah membuatnya khawatir tapi gadis itu malah mau di boncengi cowok lain, disaat jelas-jelas gadis itu adalah calon tunangannya. Dengan sekali sentakan Rio membuang nasi goreng itu hingga tumpah berceceran di lantai.

Semua orang yang berada disana terkejut begitu juga dengan Kalila. Baru kali ini Rio membuang makanannya biasanya pria itu hanya menolak dan pergi. Tapi sekarang pria melemparnya tanpa rasa bersalah.

"Gue alergi seafood." Setelah mengatakan itu, Rio kembali memainkan game di smartphonenya.

Kalila berusaha untuk tersenyum namun tidak bisa menghentikan air matanya. Ia tahu Rio tidak alergi dengan Sea Food. Pria itu tega sekali melakukan hal ini padanya. Padahal ia sudah bersusah payah memasak dari tadi pagi. Tanpa sadar Kalila terisak dalam diam. Ia berusaha untuk tidak menangis sambil bersuara.

Kalila jongkok untuk membersihkan makanan yang tumpah itu. Namun ia terkejut melihat sapu dan serokan. Ia mendongak mendapati Pangeran disana. Lagi-lagi pria itu datang disaat-saat seperti ini. Ia tersenyum tanpa sadar.

"Minggir gue mau nyapu, hari ini gue piket." Kalimat itu membuat Kalila terdiam, ia tidak menyentuh masakannya yang sudah berceceran bagai sampah di lantai.

"Gue baru tahu kalau ada orang yang menghargai anak-anak yang piket kebersihan disini." Pangeran membersihkan nasi yang berceceran itu. Rio yang awalnya bermain game teralihkan menatap tingkah Pangeran yang sok menjadi pahlawan.

'Cih dia bilang jadwal piket! Padahal namanya saja belum di masukkan di jadwal piket' Rio mendengus tidak suka. Entah kenapa ia jadi membenci Pangeran sejak cowok itu muncul di kehidupannya.

Kalila menghapus air matanya. Lalu mengambil kotak makanannya lalu menaruhnya ke dalam Paperbag kembali. Baru saja Kalila ingin pamit kepada Rio. Pangeran datang kembali.

"Bekal buat gue bawakan?" Kalila mengangguk kemudian mengeluarkan sebuah kotak bekal yang sama bentuk dan warnanya dengan apa yang ia berikan kepada Rio.

"Temenin gue makan di taman." Hal itu ternyata tak lepas dari pengamatan Rio. Cowok itu menatap keduanya kesal. Ia tidak menyangka jika Kalila juga membuatkan untuk Pangeran. Sialan! Bahkan dengan tempat yang sama persis dengannya. Apa sih maunya gadis itu! Apa gadis itu mau mempermainkan perasaannya? Rio berdecak sinis! Tidak tahukah Kalila jika ia begitu gila karena berusaha mengingkari jika ia menyukai gadis itu!!

Bisa-bisanya Kalila melakukan hal ini padanya. Rio mematikan ponselnya kesal, ia jadi tak berniat bermain lagi. Moodnya langsung hilang karena kedua orang itu. Apalagi disaat punggung mereka menghilang keluar dari kelas. Rio tidak menyukai hal itu. Ia tidak suka ada cowok lain yang mendekati Kalila-nya selain dirinya.

***

Pangeran duduk di atas tempat duduk panjang berdua dengan Kalila. Mereka memberikan jarak yang cukup jauh. Pangeran membuka kotak bekalnya dengan semangat. Ia tadi sengaja tidak makan. Hanya untuk bisa menyantap sarapan dari Kalila. Ternyata masakan gadis itu lezat sekali. Ia jadi rindu ibunya.

"Ini lo yang masak?" Tanya Pangeran. Kalila hanya mengangguk, ia masih agak canggung berduaan dengan Pangeran. Lalu hanya ada hening ditemani semilir angin.

Hingga beberapa menit kemudian suara Pangeran membuat Kalila menatap Pangeran.

"Sebesar itu rasa cinta lo buat Rio?" Ada rasa ragu untuk menjawab itu.

"Aku sangat mencintainya dari dulu hingga sekarang bahkan aku tak bisa menjelaskan sebesar apa cintaku. Karena setiap detak jantungku ada untuknya." Pangeran terkekeh mendengar itu.

"Apa lo nggak sakit selalu dapet penolakan dari Rio?"

"Semua orang pasti sakit kalau cintanya tak terbalas. Mungkin kamu jika di posisiku juga akan merasakan yang sama."

"Sayangnya enggak, karena gue itu Pangeran. Seorang Pangeran tidak mungkin cintanya tidak terbalas."

"Bahkan nggak lebih dari tiga detik sejak pertemuan pertama kita, gue yakin lo udah jatuh cinta sama gue.." Setelah mengatakan itu Pangeran menyelesaikan suapan terakhirnya dan meninggalkan Kalila yang terpaku memahami setiap kata yang di ucapkan Pangeran. Jantung Kalila tiba-tiba berdetak dengan begitu kencang. Kalila memegang dadanya mengamati punggung Pangeran yang menghilang dari pandangannya.

"Perasaan macam apa ini?"

***

Follow Instagram

Mana nih?

#teamPangeranKalila
#teanPangeranRena

Salam

Gulla
Istri sahnya Lee min ho ♥️♥️

Love you ♥️♥️

PANGERAN UNTUK KALILA (OPEN PO) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang