"Iya, gue juga tau kali kak" Zahra menutup pintu sedikit keras. Zahra yang menyenderkan kepalanya pada jendela yang tiba tiba terbuka membuatnya sedikit kaget

"Ya allah kenapa gak bilang bilang si kalo mau buka" ucap Zahra

Arfan tak membalas ia memilih untuk memasang seatbelt.

💫💫💫

Arfan menepikan mobilnya, sesegera mungkin Zahra keluar dari mobil karena jam hampir menunjukan pukul 7 tepat.

"Kak makasih, Assalamualaikum"

"Ya. Waalaikumussalam" Zahra turun dari mobil. Matanya langsung tertuju pada seorang perempuan yang tengah berjalan santai ke arahnya,dengan ditemani 2 orang temannya

"Hai, mantannya Revan" Cytntya melirik kedalam mobil yang baru saja ditumpangi Zahra,bibirnya terangkat menampilkan senyum liciknya

"Wih cowok baru ya, bagus lah cepet move on nya"

"Apaan sih kak, kepo banget sama urusan orang"

"Tapi kalo dilihat lihat selera lo tinggi juga ya, tapi lebih ganteng Revan gue sih" Zahra memutar bola matanya malas, kemudian dia hendak melarikan diri dan tak menanggapi Cyntya, namun badannya dicegah dengan tangan Cyntya yang dibentangkan dihadapan Zahra

"Apaan lagi sih kak, mau nanya Revan? Ya mana gue tahu"

"Lo jadi adik kelas songong banget sih" Mata Zahra dan Cyntya saling bertemu nampak kilatan marah dari Cyntya, matanya memerah

"Zahra, ini sudah hampir pukul 7" mereka semua kompak menatap seorang laki laki yang baru saja keluar dari mobil, menggunakan kacamata hitam dan kemeja putih

"Pacarnya Zahra ya?" Tanya Cyntya dengan senyum liciknya

"Bukan" balas Arfan dengan datar tanpa menoleh ke arah Cyntya

"Terus?"

"Calon suaminya, kenapa?"

💫💫💫

Zahra melangkahkan kaki nya menuju kantin, kali ini sekolah rasanya berat tidak ada Ela membuatnya malas melakukan apapun. Bukan karena Zahra tak punya teman selain Ela, tapi semenjak Zahra memutuskan untuk berhijrah teman teman dikelasnya menjadi sedikit berubah lebih tepatnya menjauh

Itu tak menjadi masalah untuk Zahra, sekalipun Zahra tak punya teman disekolahnya yang penting Zahra tidak menjadi orang yang menyusahkan orang lain. Karena sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain. Yang penting Zahra tidak pernah menyerah untuk selalu menebar kebaikan dan tetap istiqomah.

"Neng Zahra kok sendirian, neng Ela nya mana?" Zahra tersenyum simpul pada bi Ina—Pedagang di kantin sekolahnya

"Nggak bi, Ela gak sekolah dia izin dulu"

Bi Ina mengangguk paham kemudian menyerahkan mie goreng pesanan Zahra, ia menerimanya dan duduk dibangku paling ujung

Tiba tiba Revan datang ntah dari mana, Zahra sedikit terkejut dengan kedatangannya, bahkan ia sampai tersedak dan segera meminum air yang dipesan tadi

Sujud Terakhirku [OPEN PO]Where stories live. Discover now