Chapter 9

45 10 4
                                    

"Alen, rambutmu..tidak berubah."

Aku kaget dengan perkataan Vlad dan langsung mendorongnya menjauh.

Benar saja, rambutku tidak berubah dari pertama aku masuk. Masih berwarna maroon lengkap dengan enam jumput warna berbeda.

"Kenapa begini?" tanyaku pelan dengan sorot mata kecewa pada Lash.

"Cara kerja alat ini membutuhkan waktu Al, mungkin sekitar 2-3 jam hingga reaksinya bekerja sempurna."

"Kau bagus tetap mempertahankan kesadaranmu, seharusnya dengan itu tidak akan memakan begitu banyak waktu." jelas Lash yang membuatku lega mendengarnya.

"Wah wah wah, apa aku ketinggalan pesta kecil disini?" sebuah suara bariton berasal dari pintu masuk lab membuatku langsung menegang.

"Nah, son. Apa kau tidak ingin ikut mencabut apa yang sudah kutanamkan ke dalam dirimu hm?" tanyanya pada Vlad.

Dapat kulihat rahang Vlad yang mengeras, sedangkan Lash yang pucat pasi seolah pembantu yang baru saja ketahuan mencuri di rumah majikannya.

"Terra-flux!" Vlad langsung memberikan serangan kepada George.

Bum!

Gumpalan akar yang seharusnya menelan George malah meledak dan terbakar.

"Akhirnya aku bisa mencoba ini, bukankah ini keren?" George mengeluarkan bola-bola api dari telapak tangannya.

Aku mencoba mengusap kelopak mataku, namun kenyataan ini tetap tersaji di depanku. George memiliki seluruh jenis flux pada tubuhnya!

Kulihat Vlad menggerakan tangan di belakang tubuhnya. Rupanya dia mencoba menahan George, keadaan kami saat ini benar-benar tidak menguntungkan.

Grep!

Dahan kayu itu menyangga kedua kaki dan tangan George dari belakang.

"Lash, ayo cepat!" teriak Vlad yang membuat Lash sontak menggendongku untuk kembali ke jendela tempat masukku.

Usaha kabur kami tidak berjalan semulus yang diharapkan, George berhasil melepaskan diri dan menghujani kami dengan bola-bola es yang cukup besar.

Salah satu serangannya mengenai akar penunjang dan menyebabkan kami jatuh padahal tinggal seperempat jalan lagi hingga kami tiba di tanah.

Badanku yang sudah sangat sakit kini bertambah nyeri karena jatuh dari ketinggian itu, baik sekali orang gila itu.

"Lash, bawa Alen menjauh. Aku akan mencoba menahan Ayahku sebisaku." kulihat Vlad yang tampak memegangi tangannya yang kurasa terkilir.

"Jangan bodoh, dia memiliki seluruh flux sekarang. Kau tidak akan sanggup untuk menghadapinya." larangku sembari terus memperhatikan George yang entah dimana sekarang.

"Tapi kita tidak punya pilihan, tubuhmu sendiri sedang dalam keadaan tidak buruk untuk mengeluarkan flux!" bentaknya yang kusambut dengan tatapan sinisku.

"Vlad..Alen..kalian harus lihat ini." ucap Lash dengan suara bergetar.

Aku memperhatikan arah pandangnya dan sekitika kurasakan banyak bulir keringat jatuh dari pelipisku saat mengetahui apa itu.

Disana, George yang sedang menggunakan Mors-flux pada seluruh tamunya. Bahkan aku bisa melihat anak kecil yang menangis dihadapannya ikut terkena Mors tersebut.

Kabut hitam pekat yang menyelimuti anak itu dan seakan menarik jiwanya dengan kasar lalu kembali pada George.

Para manusia itu berhamburan keluar namun tak ada yang selamat, semuanya terjebak dalam asap hitam itu.

Frost SuccubiWhere stories live. Discover now