xviii

12.8K 2.4K 145
                                    

"Ngerasa nggak sih, makin ke sini bukunya Dan Brown tuh makin ngebosenin," kata Laras sambil membolak-balik buku di tangannya. Saat ini ia tengah berada di kamar Yanu yang tampaknya baru saja dipel, penuh dengan wangi pembersih lantai pinus.

Yanu yang baru datang dan meletakkan gelas berisi air putih mengangkat alis. Pemuda itu duduk di samping Laras, membalik kover buku yang dipegang oleh gadis itu.

"Oh, emang iya?"

"Jangan-jangan kamu belum baca yang ini," tanya Laras penuh selidik. Yanu mengangkat bahu.

"Lupa punya buku yang ini," kata Yanu enteng. Laras mengernyitkan kening.

"Bisa-bisanya lupa." Gadis itu menggeleng tak habis pikir.

"Kebanyakan menimbun, lupa dibaca," jawab Yanu singkat. Laras mengerutkan bibir mendengarnya.

Meski Laras suka buku, tapi kadang alokasi dananya tersalur untuk yang lain-lain. Ada lipstick baru, lah. Makanan enak ini, lah. gelang lucu, lah. Laras bukan orang yang suka belanja, namun kadang laman toko daring membuatnya hilang logika secara mendadak.

Maka, bertemu Yanu yang kamarnya sudah mirip perpustakaan mini benar-benar membuatnya senang. Selain koleksi buku yang banyak, Yanu juga membaca semua jenis buku, bahkan chicklit dan novel remaja yang biasanya hanya menarik minat pembaca wanita.

"Dulu suka banget yang Angels & Demon, kayak, mindblowing gitu nggak sih? Oh, sama yang Deception Point."

Yanu hanya manggut-manggut mendengarnya.

"Emang udah baca yang baru, Ras?" Yanu mengambil ponsel dan pengisi daya, mencolokkan alat tersebut ke stopkontak.

"Udah, tapi nggak terlalu suka," ujar Laras jujur. Ia meletakkan kembali buku tersebut ke dalam rak, lalu menarik asal beberapa buku.

"Rekomendasi lagi, dong, Nu. Jangan yang tebal-tebal udah mau UAS," kata Laras lagi. Yanu mendengus mendengar hal itu.

"Udah tau mau UAS bukannya baca materi malah nyari bacaan lain."

"He he ... baca materi ntar aja H-1," jawab Laras sambil meringis. Meski sedikit menggerutu, Yanu meletakkan beberapa buku di depan Laras.

"Mana yang belum dibaca?"

Mata Laras dengan cepat memindai judul-judul di depannya. Beberapa pernah dia baca, beberapa hanya pernah mendengar judul. Yang lain tampak asing.

Laras menjatuhkan pilihannya pada buku berjudul The Call of The Wild yang memang selalu ingin dibaca tetapi lupa melulu. Lalu, matanya tertumbuk pada buku di tangan Yanu.

"The Great Gatsby?"

"Udah baca?" Yanu balik bertanya. Laras mengangguk cepat.

"Baca plus nonton filmnya. Bagusan bukunya, sih. Suka banget sama gaya nulisnya Fitzgerald." Di kepalanya, terbayang pesta-pesta gemerlap dan musik jazz yang mengalun di antara gelas-gelas sampanye.

"Terus, aku suka karakter-karakternya," kata Laras bersemangat.

"Oh? Biasanya orang nggak suka sama karakternya," gumam Yanu, nadanya tertarik. Laras mengibaskan tangan.

Parade NgengatWhere stories live. Discover now