not (C) day three

45 18 9
                                    

Maklum, ide banyak bermunculan saat kita membuang sampah metabolisme tersebut. Jadi sediakan hp dulu ya;)

•manusia•

Hari minggu. Aku bangun tepat pukul 2:30 PM. Dari pagi siap solat shubuh lho gengs baru bangun jam segitu:'

Kejadian kemaren nggak nyangka banget soalnya, sekali dalam seumur hidup aku benar-benar berada di tengah-tengah kejadian tersebut.

Hm, aku bangun dari tidur lalu menuju ke meja makan. Eits, udah sikat gigi dulu kali ya:v

"Kebo banget si kak? Udah mau ashar noh, solat sana!" Dhitra menyahut dari ruang keluarga.

"Iyaaa." Dengan langkah malas aku mengambil wudhu lalu solat zuhur.

Setelahnya, aku berjalan gontai ke arah Dhitra yang masih menonton tv. Aku memeluknya dari samping, memejamkan mata. Sungguh, kantuk ini masih menggantung di kedua mataku. Ternyata, tidak tidur untuk satu malam itu memang menyiksa.

"Ngantuk banget ya kak?" Dhitra mengusap rambutku sambil terkekeh.

"Iya, kakak nggak tidur semaleman Dhit. Udara di sana dingin banget, susah tidur juga di suasana baru." aku mencari posisi nyaman di pelukannya, dia tinggi lho dari pada aku. Perasaan yang lahir duluan siapa, yang ketinggian siapa:v

"Hahah, itu si elonya yang kagak mau tidur. Banyak cogan pasti di sana ya?"

"Nggak ah, gue kan setianya sama satu orang."

"Siapa?"

"Mochi." sayangnya kata-kata itu hanya tersebut di hatiku.

"Ada."

"Yaudah. Bangun ah! Gue ambilin kasur santai dulu." aku menegakkan tubuhku dan bersender pada sofa.

"Nih tidur sini kita!" aku mengikuti Dhitra yang lebih dulu berbaring setelah kasur ia bentangkan.

"Mama papa kemana si Dhit?" ucapku lirih sambil memeluk guling, masih ngantuk gengs:'

"Jalan kali? Lupa gue, udahlah bobok aja."

"Hm." Setelahnya semua gelap.

Di dalam mimpi aku bertemu dengan doi, dia mengajakku makan gorengan di atas jembatan penyebrangan. Lah? Kok di bawahnya ada odong-odong warna-warni berlalu lalang, transportasi udah zamannya pake odong-odong ya? Pake lampu lagi, keren deh malam ini.

Dia tertawa padaku, bahkan sejak awal kami bertemu dia tertawa terus. Aku membalikkan badan ke belakang, mana tau ada sutradara kan yang lagi ngambil iklan pepsodent dengan objeknya dia? Tapi... not anyone in here. Just us.

Aku ingin bertanya, tapi ia lebih dulu menggenggam tanganku. Tiba-tiba saja kami sudah berada di taman hiburan yang di sekelilingnya terdapat pohon memakai lampu tumbler, cantik. Tapi bagaimana kami bisa berpindah tempat secepat ini?

Lagian, sejak kapan dia kenal sama kamu nan?

Sejak kapan kita go public masalah identitas kita padanya? Question's my heart.

I don't know heart, maybe it just our dream? Dream so high? My answer.

"Kak..." mama membangunkanku dari mimpi indahku. Yah si mama-,-

"Apa?" aku bergerak sedikit. Ternyata aku dan Dhitra tertidur di depan tv.

"Masuk sana! Udah malem." aku langsung saja berjalan meninggalkan mama dan Dhitra, sementara mama membangunkan Dhitra.

Saat membuka pintu kamar, mendengar kata Dhitra membuat kantukku menguap entah kemana. Aku ingat atas kesalahanku padanya, yaitu... jarang ada untuknya. Maaf Dhitra:'(

Mochi (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang