oh ternyata

68 19 3
                                    

Ya aku memutuskan untuk ikut olimpiade matematika itu. Bahkan, saat ini aku sudah berada di ruangan latihannya. Sendirian. Ternyata, si Key dan Uti mengambil bidang biologi. Perasaan yang maksa aku buat ikut terus bilang dia juga ikutan siapa dah? Kok jadi sendirian gini:v

"Hei, boleh duduk di sini nggak?" Oh ini kakak kelas yang waktu itu Key samperin.

"Boleh kak."

"Eh kelas berapa?" Di tertawa kecil namun tak dapat menutupi lesung pipinya yang imut.

"Kelas 10 kak."

"Kok tau aku kakak kelas?"

"Iya, soalnya waktu itu aku nemenin Key buat nganterin barang kakak."

"Oh temennya Key, eh iya kakak lupa bilang makasih. Makasih ya!" Lesung pipinya semakin terlihat saat senyumnya mengembang.

"Makasih buat apa kak?" Aku menggaruk tengkukku canggung, apalagi dia berhijab membuatku takut salah kata.

"Karena mau nemenin plus nungguin Key di kelasku."

"Hm nggak papa kak."

"Namamu siapa?" Oh iya, latihan akan berlangsung 10 menit lagi.

"Anandara Bintang Hejy kak, kakak panggil aku Anan aja."

"Oh, kenalin nama kakak Yumiza Asyifa dan kamu boleh manggil kakak Yumi aja."

"Kak Yumi?"

"Iya." Kami terkekeh bersamaan.

"Boleh minta nomormu ngga?"

"Oh boleh kak."

Sejak saat itu, kami menjadi dekat layaknya kakak adik. Saling terbuka bahkan saling curhat-curhatan, ya biasa cewek hehehe.

-Mochi-

Hari ini aku mendapat piket memegang buku absen latihan olimpiade. Jadi aku penasaran dengan siapa saja yang ikut, karena aku lupa. Aku duduk di meja pengambilan absen, sejam sebelum latihan dimulai. Aku tidak pulang terlebih dahulu, melainkan menunggu di sekolah.

Saat mataku menelusuri nama-nama yang satu bidang denganku, aku berhenti saat melihat nama cowok yang tak asing di ingatanku. Tapi anehnya, aku seperti de javu saat memperhatikan nama tengahnya.

Fata.

Siapa dia? Kenapa ingatanku seperti merasa, aku telah mendengar nama ini berulang kali? Ah biarkan saja. Lebih baik aku menutup buku absen dan memandang sekitar, lagian dia juga abang kelasku. XI.IPA. 1.

"Heh curut! Betah amat lo di sekolah?" Uti mulutnya lemes banget ya, minta digetok palu pak hakim:')

"Ya gimana? Kalian ngga ngajakin gue pulang, ya mending gue di sini aja." Sahutku cuek lalu merapikan letak buku absen, agar lebih cantik di pandang mata.

"Yee, emang lo mau jadi baygon di antara gue ama bang Gani?"

"Mati dong lo berdua karna gue."

"Lah ko gitu?"

"Kalian kan nyamuk yang harus dimusnahkan, karena suka main di pojokan rumah." Aku mengibaskan rambut panjangku. Anjir kecolok, said malaikat rakib dan atid.

"Ck, nggak style kita banget kali mojok-mojokan di sudut rumah kayak nggak ada restoran aja buat mojok." Uti nyengir.

"Apa bedanya lah? Sama-sama mojok intinya, nyebut kali istighfar! Dosa!"

Mochi (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang