melihatnya

227 35 15
                                    

Waktu itu, pagi datang seperti biasanya. Menurunkan embun yang membuat sekujur tubuh dingin, menusuk hingga ke tulang. Untuk pagi yang sama itulah, aku turun dari motor papa. Berpamitan sambil mencium tangannya, sebelum benar-benar masuk ke lingkungan sekolah.

Aku melangkahkan kakiku di koridor sepi, kenapa sepi? Aku terbiasa sampai di sekolah sebelum jam tujuh pagi, terlalu pagi untuk anak sekolahan sepertiku. Siapa sih yang mau datang kepagian? Apalagi, minggu-minggu class meeting seperti sekarang. Palingan juga akan ramai saat absen akan dibuka, lalu menghilang sampai absen siang diambil.

"Pagi Anan!" Ya, seseorang yang telah menemaniku selama 6 bulan belakangan ini di SMA ku yang tercinta ini.

"Pagi Key!" Jawabku pada cewek manis dengan tubuh yang sedikit berisi ini, Keyfa Aine Harsha. Ya dia juga termasuk siswi rajin, rajin datang pagi aja maksudnya. Katanya, 'siaga aja kalo ada pr kan? Auto nyalin punya temen deh.':v

"Eh, habis ngabsen ke atas yuk?"

"Ngapain dah? Pagi-pagi udah mau gelantungan di pohon mangga sekolah."

"Halah, ngeliatin abang kelas yang cogan-cogan. Jam pertama kan, jadwalnya bola anak kelas 12."

"Hum? Gimana ya?"

"Ayoklah nan! Temani aku yang sepi ini, tanpa kehadiran sosok 'dia' dalam hidupku."

"Ah bucin! Tanya Uti aja deh nanti!" Aku mengeluarkan ponsel dari saku, lalu memasang earphone sambil berselancar di sosmed.

"Uti mah ngebo dulu, ntar kalo nungguin dia keburu angkatan kita yang maen!" Key mengerucutkan bibirnya sebal.

"Yah itu berarti tandanya kamu gak dibolehin ngeliat cogan kelas 12. Mana tau aja kan di kelas 11?" Aku mengedikkan bahu acuh.

"Itu mah masih lama, abis zuhur baru deh jadwal mereka." Dia merengek-rengek tak jelas membuat kepalaku pusing.

"WOI! GAK PADA KE PALANGAN KALIAN? NGABSEN SONO!" Nah ini dia, si maimunah baru muncul:v

"Palangan apaan si nan?" Key menatap polos padaku.

"Lapangan kali Key, nalar napa? Miss typo kan suka gitu, sampe omongan pun ikut typo." Sindirku sambil melirik Uti.

"Udah deh, ayok ke lapangan. Kelas 12 lagi maen tau! Tadi dicariin, eh malah nongkrong berdua di sini." Uti menunggu kami memasang sepatu sambil berkacak pinggang di depan pintu kelas.

"Ya abisnya anak kelas pada belom datang, yang ada si Jono sama Beno tuh malah main congkak jadinya kaga tau." Sontak saja mendengar ucapanku, Uti langsung berteriak memanggil dua anak itu.

"JONO BENO DICARIIN BAMBANG TAU! KATANYA MAIN KUCING-KUCINGNYA DI MARKAS AJA, MEREKA JUGA PADA MAU IKUTAN!" Tolong selamatkan telingaku wahai pangeran!

"Ya gak usah teriak juga kali ti, kagak ada orang ini di kelas. Udah iye, makasih yak! Yok Ben, cabut!" Mereka berlalu begitu saja dengan Beno membawa tempat bermain congkaknya, dan Jono membawa sepelastik berisi kucing-kucingnya.

"Cowok masa main congkak si? Kalahan kita dong berarti?" Tanya Uti sambil menggandeng lenganku dan Key.

"Kok gitu? Kita aja udah main em el lan, lah kalo mereka cuma main congkak." Sahut Key.

"Gini ya, kalo diliat-liat sekarang cenderung gak ada orang main begituan. Paling kalo nyari di pasar loak pasti ada, mahal pula harganya ampe juta-an. Ya gak? Kata si Pino ice cup." Hum ti ti, mau aja diboongin Pino. Inilah dia, Azima Syafiuti. Sang toa mesjid, kemana-mana gak bakal ketinggalan ama suara teriakan cemprengnya.

"Boong itu si Pino, Saodah musuh gue aja kemaren bikin snap beli congkak di minimarket ada. Cuma 15an harganya..." Hahaha si Key mah.

"Masa si? Kemaren gue ke minimarket mawar kaga ada, beli dimana dia?" Uti melirik padaku lalu Key secara bergantian.

"Ya lo si belinya di minimarket mawar, mana bakal nemu? Orang minimarketnya jual popok bayi ama deodorant aja pake nama samaran, mawar." Sahutku asal.

"Yeee itu mah lain kali nan, emang kaya yang di tv? Si Mawar yang jual tisu pake boraks? Terus pake efek snapchat gitu, suaranya jadi imut-imut." Sontak saja kami tertawa. Receh si, tapi yang inilah membuat harimu di sekolah menyenangkan.

-Mochi-

Rasanya sangat membosankan, walaupun ada pemandangan cogan yang akan menyegarkan mata. Tapi? Ya beginilah kenyataannya. Tak ada yang menarik menurutku, namun dapat membuat makhluk di samping kiri dan kananku berteriak histeris.

"Kalian pada liatin siapa si? Kaga ada yang ganteng gitu tapi histeris banget." Tanyaku sambil menumpukan dagu dengan tangan di atas lutut.

"Ih liat deh itu bang Uki keringetnya, sumpaahhhhh... bikin ngiler!" Kata Uti sambil mengusap-usap lehernya kaya iklan minuman soda. Nyatanya nyegerin.

"Dih? Kalo lo Key?" Aku memandang ke arah kananku.

"Ga ada si, pokonya siapa yang cogan teriakin aja." Aku terbengong mendengar jawaban Keyfa. Hadeuh.

"Gaje lo. Gue ke toilet bentar ya? Bye semua!" Langsung saja aku berjalan ke toilet tanpa pengawal-pengawal ku itu. Kenapa nggak lari? Ya gak boleh dong, jadi cewek harus tenang sikit. Jaga image:D

"Huft, gak jadi lah. Males." Baru saja aku ingin berbalik, tak sengaja aku melihatnya. Cowok tinggi, putih, dan berpipi bulat.

Dia lah mochi ku:)

Saat itu ia sedang tersenyum sambil memakan stroberi di sebuah taman milik kelas. Mungkin kelasnya? Tanpa sadar, senyumnya menular ke wajahku. Sebelum ia sadar, aku memutuskan melanjutkan langkahku untuk kembali.

Sampai bertemu kembali mochi... ku:)

-Mochi-

Mochi (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang