THE CHAPT 2-SIAL!!!

3.1K 565 236
                                    

Hai semua🖐

Selamat membaca cerita INTANIA

Jangan lupa pencet bintangnya dan koment disetiap line!!! Dan untuk sider, yuk keluar sebentar cuma buat pencet bintang aja. Tolong supportnya ya :)

^^^

"Tania bangun sudah siang!" teriak Fanda dengan suara 8 oktafnya yang membuat Intan langsung terperanjat bangun dengan mata terbelalak melihat jam keropi yang berada di atas nakasnya.

Kedua orangtua Intan memang memanggilnya dengan sebutan Tania. Berbeda dengan yang lainnya.

Benar saja jam sudah menunjukan pukul 06.20 dimana biasanya Intan sudah berangkat namun kini justru ia baru terbangun dari mimpi indahnya.

Sontak Intan langsung bangun dan berlari ke kamar mandi dengan kecepatan kilat seperti tokoh boboiboy yang merupakan salah satu film favoritnya.

Terdengar suara shower yang sudah menyala.

"Kenapa Mama nggak bangunin Tania lebih awal?" suara Intan terdengar parau menahan tangis.

Setelah selesai bersiap, Intan segera menuruni anak tangga yang melingkar dirumahnya dengan tergesa gesa dan tidak memperhatikan jalan.

"Sayang hati-hati. Nanti jatuh!" Tegur Fanda.

Fanda melihat Intan risih. takut anaknya itu jatuh dan terbentur. Apalagi sampai otaknya geser. saat normal saja Fanda kewalahan apalagi jika geser.

"Ayo Pa! Kita berangkat!" teriak Intan saat tinggal menuruni anak tangga terakhir dan segera berlari menuju pintu utama untuk bergegas ke sekolah.

Terlihat wajah Intan yang sangat panik dan matanya yang berkaca-kaca menahan bendungan air bening yang ingin menerobos keluar.

Kali ini dia benar-benar takut karena memang jam sudah sangat mepet dengan bel masuk. Berbeda dengan kamarin yang masih ada sedikit waktu.

Selama dua tahun Intan menduduki bangku SMA ini adalah hari pertama Intan telat bangun dan ada kemungkinan juga ia akan telat datang ke sekolah. dia paling anti dengan yang Namanya telat. Dia tidak mau di hukum, lebih tepatnya malu.

Rio hanya bisa tersenyum menggoda putrinya itu karna wajah Intan yang seperti ini sangat menggemaskan bagi Rio.

Tidak tega dengan wajah Intan yang semakin memerah menahan tangis, Rio segera bangun dan menyelesaikan sarapannya untuk mengantar Intan ke sekolah.

~~~

"Aishh.. gerbangnya udah ditutup Pa," lirih Intan dengan mata yang masih berkaca-kaca Intan melihat gerbang hitam sekolahnya yang menjulang tinggi itu sudah tertutup rapat.

"Yaudah masuk gih. nunggu apa lagi?"

"Ihhh papa. Tania takut dihukum. Papa tau nggak? Guru Tania itu sadis-sadis Pa. Kiler abis deh pokoknya. Papa nggak mau kan anak kesayangan Papa satu-satunya ini udah tinggal nama doang nanti?" ujar Intan menakut-nakuti, wajahnya sengaja dibuat se-serius mungkin.

Sungguh sebenarnya disini Intan yang ketakutan setengah mati. Intan terus membayangkan wajah guru killernya yang sangat menyeramkan itu dan suaranya yang melebihi kerasnya toa masjid ketika menghukumnya dan membuat Intan malu sepanjang hari.

"Terus?" tanya Rio enteng

"Tania gk usah sekolah ya Pa? Satu kali ini aja. Papa ijinin Tania ke guru piket. Bilang Tania sakit atau ij.."

mulut Intan tertutup sempurna saat melihat papanya sudah membuka pintu mobil dan keluar.

Intan menghembuskan nafas leganya dengan kepala tersandar di kepala kursi.

INTANIA : Melepas Pergi (SELESAI✔)Where stories live. Discover now