THE CHAPT 46- SUMBA

1.3K 89 72
                                    

Hai semua🖐

Selamat membaca cerita INTANIA

Jangan lupa pencet bintangnya🌟

Buat sider keluar bentar yuk, pencet bintanya aja.

^^^

Banyak orang yang menganggap cinta itu hanya tentang bahagia saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Banyak orang yang menganggap cinta itu hanya tentang bahagia saja. Mereka tidak tahu, bahwa luka yang disebabkan oleh cinta akan bertahan begitu lamanya.
.
.
.

Cahaya mentari perlahan masuk memenuhi sudut kamar. Tebalnya gordeng berwarna tosca itu tak mampu menghalangi cahaya itu untuk terus menyelusup masuk.

Silaunya cahaya mentari mulai mengusik kedamaian sosok gadis mungil yang tengah terlelap dibalik selimut putihnya. Ia melenguh ketika mendapati cahaya mentari itu menerpa netranya yang masih tertutup rapat hingga cahaya itu seolah hilang dan sengaja di halangi oleh sesuatu yang Intan tak tahu itu apa, membuatnya kembali terlelap dengan damai.

Pergerakan lembut dikulit pipi putihnya membuat netra matanya perlahan terbuka, sayup-sayup ia melihat sosok laki-laki yang selama ini selalu ada untuknya tengah tersenyum.

Intan membalas senyuman itu ketika netra hitamnya sudah terbuka sempurna, butuh beberapa kali untuknya mengerjap agar pandangannya tak lagi kabur.

"Selamat pagi," suaranya serak khas bangun tidur, membuat Al mengembangkan bibirnya lebih lebar.

"Pagi," balasnya sambil terus membelai lembut pipi Intan. Tangan satunya masih setia bertenger menghalangi cahaya yang ingin merusak ketenangan gadisnya.

Intan bangun, mendudukkan bokongnya. Menghirup udara yang terasa asri ini dalam-dalam seraya merentangkan tangannya. Tangannya dengan cekatan mengucek matanya berulang, menatap lurus pada wajah laki-laki yang kini tengah menatapnya. Kesadarannya belum benar-benar pulih.

Intan menguap tanpa menutup mulutnya, tangan Al tergerak untuk menutupnya dengan telapak tangannya. Mata Intan mengerjap mendapati tangan besar itu telah sempurna menempel di bibirnya yang terbuka.

Cengiran kuda terbit di wajah manis Intan, gigi putih rapinya berderet disana.

"Kakak ngapain pagi-pagi kesini?" Tanyanya serak. Menatap Al dengan muka polosnya.

"Semalam tidur jam berapa?" Al tak mengubris pertanyaan itu dan malah balik bertanya.

Intan bergumam pelan, menyipitkan matanya tanda ia tengah berpikir, "Jam dua kayaknya, eh engga jam tiga iya jam tiga."

Al mendengus, "Waktu gue suruh tidur lo gak tidur?"

Intan memperlihatkan deretan gigi putihnya, menggeleng mantap, "Tanggung banget soalnya. Lima episode lagi filmnya selesai jadi aku lanjut aja."

INTANIA : Melepas Pergi (SELESAI✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang