"Wohooo, jangan bilang kau menyukai Noona?" Eun Woo menatap Jin Young dengan tatapan menggoda.

"Siapa yang tidak menyukai Noonamu Eun Woo-ya. Dia cantik, pintar, dan baik. Laki-laki waras mana yang tidak menyukainya?" Jin Young tersenyum tipis.

"Aku yang tidak menyukainya, dari sekian banyak wanita di Korea kenapa Im Yoona yang menjadi Noonaku. Mungkin aku telah melakukan dosa besar di masa lalu, sehingga aku mendapatkan Noona yang seperti itu," Eun Woo bercerita dengan penuh emosi, mengingat mengapa nasibnya sangat buruk dengan memiliki Noona seperti Yoona.

Jin Young hanya tersenyum menanggapi celotehan adik dari wanita yang dicintainya itu. Sudah biasa baginya melihat Im bersaudara itu bertengkar di hadapannya.

"Hyung, ku harap kau segera sadar, Noonaku sangat buruk untuk dirimu. Sungguh!" Eun Woo menepuk pundak Jin Young.

(Tidak heran bukan mengapa Yoona susah mendapatkan kekasih? Tingkah adiknya menjadi salah satu penyebabnya.)

--

"Kita sampaaii!" Sehun melepaskan genggaman tangannya pada Yoona dan merentangkan tangannya merasakan angin yang menyentuh kulit putihnya.

Yoona menatap pemandangan sekitarnya. Sungguh indah, cuaca yang tidak terlalu panas dan pemandangan hijau yang menghampar luas sungguh memanjakan mata.

"Kau sungguh beruntung Yoona-ya bisa melihat pemandangan indah ditemani pria terindah di Korea," celetuk Sehun

"Yoona-ya?" Yoona mengulangi, dahinya mengernyit.

"Wae? Kau kekasihku, tidak mungkin aku terus memanggilmu dan berbicara dengan kaku bukan?"

Yoona menghembuskan napasnya kasar.

"Terserah kau saja. Aku lelah berdebat denganmu. Rasanya tidak akan pernah berujung," Yoona mendudukan dirinya di atas rerumputan hijau.

"Yeoksi, kamu tidak akan bisa berlama-lama menolakku."

"Yak! Aku hanya tidak ingin berdebat, bukannya aku sudah menerimamu."

Yoona membuang pandangannya. Ia kembali menatap pemandangan di depannya.

Sehun dan Yoona kembali fokus pada pemandangan di depannya. Mereka sempat terdiam beberapa saat.

"Pasti sekarang kau sedang memikirkan betapa beruntungnya kau bisa berada disini denganku bukan?" celetuk Sehun dengan penuh percaya diri.

"Aku sedang memikirkan dosa besar apa yang aku lakukan di masa lalu hingga aku mendapat hal-hal tidak terduga beberapa hari ini. Apakah dahulu aku pernah menghianati negara? Atau dahulu aku adalah seorang ratu yang jahat terhadap budaknya hingga aku sekarang terjebak dengan pria gila yang setiap hari menggangguku," cerita Yoona panjang lebar.

"Yak! Aku ini sebuah anugrah untukmu tahu!" Sehun tak terima dengan perkataan Yoona.

Yoona hanya tersenyum meremehkan pada Sehun.

"Anugrah pantatku!"

"Hidupku tidak pernah tenang semenjak bertemu denganmu tahu."

"Lihat sajaa, dalam beberapa waktu kamu akan menjadi tidak bisa jauh-jauh dariku sayang," Sehun tersenyum manis pada Yoona.

Jika saja wanita itu bukan Yoona mungkin dia sudah hilang kesadaran karena senyuman maut seorang Oh Sehun. Sayangnya itu adalah Yoona semakin melihat Sehun tersenyum seperti itu ingin rasanya Yoona menguncir bibir itu agar berhenti berkata omong kosong terus.

"Kau akan terus meneleponku 'sayang kau ada dimana? Segeralah pulang. Aku merindukanmu' atau 'sayang apakah kau tidak ingin menemuiku. Aku ingin pergi berkencan denganmu' aku berani bertaruh untuk itu!"

My Secret RomanceOù les histoires vivent. Découvrez maintenant