MAAF

3.5K 116 6
                                    

"Lo harus lakuin itu malam ini, jika lo mau dia seutuhnya."

"Tapi, gw ga yakin. Apa dengan gw lakuin itu, dia bisa jadi milik gw?walaupun dia harus melakukannya dalam keadaan tidak sadar?"

"Yes, dengan dia lakuin itu hubungan dia sama Seina akan hancur dan lo harus lakuin sesuai rencana. Begitupun gw, gw akan melakukan hal yang sama."

"Di club Tarza. Jangan lupa."

"Tapi, gimana gw bisa ngajak dia kesana?"

"Serahin itu ke gw."

Setelah panggilan terputus seorang mulai melancarkan aksinya.

Seina kini sedang bersama Satria, mereka sedang bermain congklak di ruang keluarga. Gunung congklak Seina belum terisi penuh, berbanding terbalik dengan Satria yang sudah over, bahkan ia harus meletakkan bijinya diluar lubang.

"Bang, lo jangan curang dong." ucap Seina mengerucutkan bibirnya.

Satria yang sedang asyik mengisi congklak langsung menoleh "Lah, gw ga curang."

Seina memicingkan matanya "Apaan anjer, lo dari tadi naro di satu lubang bijinya dua! harusnya satu wooy."

"Lo liat? hehehe." ucap Satria seraya terkekeh.

"Emang gw buta apa?" ucap Seina seraya menutup hidungnya.

Satria menoyor kepala Seina "Kok lo megang idung si? kalo buta itu pegang ini...." ucap Satria seraya memegang telinga.

"Se-freedom lo aja dah!" ucap Seina seraya mengacak-ngacak congklaknya dan mengambil ponselnya.

"Si kambing, ga usah lo acakin juga kampang." ucap Satria kesal seraya membereskan permainan congklak yang berhamburan.

"Bang,,,gw kangen Bang Sul." ucap Seina tiba-tiba dengan raut wajah sedih.

Satria tak menjawab karena ia tengah asyik menghitung biji permainan congklak. Gabut parah.

"Bang,, lo mah gitu. Gw 'kan lagi sedih, emang lo ga kangen Bang Sul?"

"Hm,"

"BANG SAT!! GW KANGEN SAMA BANG SUL, HIKS...HIKS...."

Satria yang mendengar teriakan Seina langsung menyudahi acara menghitungnya.

"Tadi udah berapa biji ya?"

Satria mendekat ke arah Seina dengan tangan yang masih memegang biji congklak.

"Udah, Sei jangan nangis. Sula 'kan lagi di Manado. Nanti, juga bakal balik kok." ucap Satria menenangkan.

Sula Wiloka, Abang kedua Seina yang sekarang sedang melanjutkan kuliahnya di luar kota. Sedangkan, Satria ia memilih kuliah di Jakarta, agar bisa memantau Seina.

"Hiks,,, Sei kesepian tauuu. Bunda sama Papa sibuk kerja, lo sibuk ngampus. Terus gw sama siapa kalo mau main?,hiks...."

"Lo 'kan ada Baron."

Seketika Seina langsung diam ketika mendengar nama makhluk astral tersebut.

"Ga usah bahas dia, lagi ga mood gw."

Satria mengangguk.

"Bang,, peluk." ucap Seina manja seraya melebarkan tangannya.

Satria dengan senang hati menurutinya, "Manja banget si." ledek Satria seraya membawa Seina ke dalam pelukannya.

"Jangan dicubit,elah." geram Seina Seraya menyembunyikan wajahnya di dada Satria.

Satria hanya tersenyum melihat tingkah adik kesayangannya yang sangat-sangat ajaib ini. Kadang galak, entar tiba-tiba aja ketawa kek orang gila. Hadeh.

COUPLE TOXICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang