"Kau bisa berhenti ku omeli jika kau berhenti menjadi adikku. Bagaimana?"

"Kau ingin membuang adik tampanmu ini Noona? Wah aku tidak bisa percaya ini!"

"Ya, jika aku bisa membuangmu sudah ku buang kau sejak dulu. Tidak peduli kau tampan atau tidak!" Yoona benar-benar jengah dengan adik satu-satunya itu. Entah sejak kapan atau belajar dari mana Eun Woo jadi pintar menjawab perkataan noonanya.

Ponsel Yoona berdering. Yoona segera bangkit dan berjalan menuju kamarnya. Dan menutup pintu kamarnya keras-keras karena kesal dengan Eun Woo

"Dasar sinting! Noona seperti itu pasti karena noona tidak memiliki kekasih," umpat Eun Woo pada noonanya. Tentu saja dengan lirih karena mau bagaimanapun ia juga tetap takut dengan noona yang ketika marah seperti singa kelaparan itu.

--

"Hal--"

"Sudah selesai bersih-bersih badan Nona Im?"

Yoona menjauhkan ponselnya dari telinga, melihat siapa yang melepon karena ia tidak mengenal suara siapa itu. Tidak tertera nama di panggilan itu, hanya nomor saja.

"Siapa ini?"

"Apakah kau sudah melupakan pria tampan yang telah mengantarmu pulang hari ini, Nona Im?"

Yoona menghela napas. Pria ini sungguh-sungguh keras kepala, begitu pikir Yoona.

"Kenapa meneleponku?" Yoona tidak menanggapi pertanyaan Sehun.

"Merindukanmu? Bisakan itu menjadi alasanku meneleponmu?"

Yoona merinding mendengar suara rendah Sehun barusan.

"Berhentilah menggodaku Tuan Oh. Karena aku sungguh-sungguh tidak tertarik untuk menanggapimu."

"Maka aku akan terus berusaha untuk membuatmu menjadi tergila-gila padaku."

"Omong kosong macam apa itu? Aku tidak membencimu awalnya. Jika kau terus menggangguku bisa saja aku jadi benci padamu tahu," ancam Yoona pada Sehun.

"Besok kau akan berangkat bekerja pukul 2 kan? Aku akan menjemputmu. Tunggu aku di rumah sayangg, aku menyukaimu!"

Tut

Yoona baru saja mau mengomel pada Sehun namun panggilan itu sudah diputus terlebih dahulu oleh Sehun.

"Whoah, dasar bajingan gila. Di tv aku melihatnya begitu tenang dan berkarisma. Tapi lihat dia di kenyataan sungguh berbeda. Woah, aku tidak bisa percaya ini!!"

--

Dan benar saja Sehun sudah ada di depan apartemen Yoona siang ini. Padahal Yoona sengaja berangkat satu jam lebih awal agar ia tidak bertemu dengan Sehun. Namun pria itu sudah berdiri di depan apartemen Yoona dengan pakaian kebangsaannya. Hoodie hitam,kacamata hitam,masker dan topi hitam. Persis seperti teroris. Pikir Yoona.

Sehun membuka pintu penumpang untuk mempersilahkan Yoona masuk. Yoona pun melangkah mendekat

"Aku bisa berangkat sendiri. Tidak perlu tumpanganmu," ketus Yoona

"Perlukah aku menggendongmu?"

Mata Yoona membola seketika, tentu saja ia tak ingin hal itu terjadi. Yoona kini tahu bahwa setiap perkataan Sehun adalah benar-benar ia lakukan, bukan sekedar omong kosong.

Yoona melangkahkan kakinya masuk ke mobil sehun dengan sebal. Sementara Sehun tersenyum cerah di balik maskernya.

--

My Secret RomanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang