Chap 21 : Pilihanku

13 2 0
                                    

Setibanya Nielsen di tengah-tengah keributan membuat semua orang terkejut.

Selain itu para murid juga terkejut kalau mantan siswa berbakat ada diantara mereka.

Tiara dan Nielsen saling menatap. Tiara memasang wajah biasa tak ada ekspresi disana.

Selain itu Nielsen memandang Tiara sama dinginnya. Ia juga memperhatikan sekitar.

"Kalian bertiga siapa nama kalian.. dan siapa yang memulai keributan ini..."

Ketiga siswa itu tak bisa bicara. Lalu seseorang mengacungkan tangannya.

"Namaku Julian, Julian san Coinel.." kata anak yang menjadi memegang pedang.
"Aku Ingra, Ingra Deleos.." kata yang memegang kapak.
"Aku Xuna, Xuna Zel Rius" yang terkahir memegang tongkat sihir.

Lalu Nielsen menatap ke arah Tiara dan siswi dibelakangnya.

"Aku tak perlu perkenalan" ucap Tiara santai.
"Aku juga tak bertanya.." jawab Nielsen dingin.
"A..aku...na..ma...namaku Luin, Luina Quisa" jawab siswi itu gugup.
"Jadi siapa yang memulai keributan.." Nielsen bertanya pada semua orang.
"Apa kau buta, jelas-jelas mereka yang salah, mereka bertiga telah mengejek dan melancarkan sihir pada Luina, dan  kau masih bertanya siapa pelakunya..." jawab Tiara.
"Sepertinya yang buta adalah dirimu, aku baru saja sampai disini, menurutmu apa aku tau kejadian sebelumnya..."

Tiara terdiam dan tidak melanjutkan perdebatannya dengan Nielsen.

"Se..se...sebenarnya siswa tingkat 4 yang mulai duluan..."

Tiba-tiba ada seorang siswi yang berbicara. Lalu siswi itu keluar dari kerumunan murid dan maju ke tengah.

"Siapa kau?" Tanya Nielsen dingin.
"A..aku teman Lui, namaku Riera nel Vandix....aku juga sama tingkat 2..."
"Jelaskan..."
"Jadi orang yang bernama Coinel merasa terhina karena dia dan Lui adalah pasangan untuk lomba antar sekolah 3 bulan lagi, ia merasa malu karena pasangannya bukan dari kaum bangsawan dan Coinel meminta protes pada pihak sekolah namun tak dikabulkan... jadi ia berkata ingin mengetes kemampuan Lui, namun yang ia lakukan seperti yang terlihat disini, ia membawa dua temannya untuk membuat Lui terhina dan dipandang lemah oleh semua orang..."

Siswa yang bernama Coinel, itu menundukkan kepala sambil mengumpat dalam hati.

"Keluarga Coinel merupakan keluarga bangsawan yang tiap anggota keluarganya berada di kursi pemerintahan, serta memiliki akses dagang yang luas dan telah menyumbang banyak pada akademi ini..."

Nielsen  berkata dengan nada datar. Namun hawa di sekitarnya sangat mencekam.

"Tapi itu bukan berarti kau bisa seenaknya di Akademiku.... kalau bukan karena orang tuamu yang berjasa pada akademi mungkin akan ku hukum kau seberat-beratnya, tapi aku menyimpan rasa hormat pada keluargamu..."

"Jadi kuputuskan kau untuk di skors selama 1 minggu dan menjalani kelas Asrama selama skorsingmu berlangsung.. dan untuk kalian berdua temannya kalian 5 hari..."

Sontak itu membuat Julian ternganga. Baru pertama kali dalam hidupnya ia dihukum sampai seperti ini.

"Tunggu sebentar....apa kau percaya dengan omongan mereka begitu saja.." Julian membentak.
"Ya... kenapa tidak.... kau yang pertama kali menghinanya dan melancarkan sihir listrik padanya... jangan pikir aku tak tau..."

Julian hanya bisa menahan amarahnya. Ia membuang muka dan membawa dua temannya untuk pergi dari sana.

Luina belum bisa bernafas lega karena ia berfikir akan dapat hukuman juga. Bagaimanapun ia juga sempat menghina Julian.

"Dan sekarang untukmu... "

Nielsen menatap dengan tatapan yang memyeramkan.

"Kali ini kumaafkan, lagipun kau itu korban.. dan satu lagi.. kau dan temanmu itu ke ruang Master Kelios..."
"A...ah.. baik..lah ayo Rie..."

Magical Story : Adventure In WARCRAFT WOLRDWhere stories live. Discover now