CHAPTER IV : HENTAI GUY

1K 97 17
                                    

"AHOMINE...!" Teriakannya menggelegar memecah kesunyian malam di tengah hutan. Suara beberapa binatang yang biasa memeriahkan suasana pun mendadak diam. Tak ada yang berani mengeluarkan suara. Mungkin mereka bersuara, hanya saja tertelan oleh teriakkan maha dahsyat yang berasal dari makhluk bertubuh mungil, berambut indigo sebahu, dengan wajah imut melebihi marmut—yaitu Hyuuga Hinata.

"Ssuutt! Jangan berteriak seperti itu, Hinata!" Pria tinggi bertubuh besar nan kekar dipenuhi otot yang menggiurkan segera membekap mulutnya tanpa perasaan. Tak peduli bahwa gadis itu mendadak melihat malaikat pencabut nyawa di hadapannya akibat bekapan tangan yang berbau busuk itu. Entah apa yang telah ia sentuh sebelumnya hingga tangannya menguarkan bau yang mampu membuat seluruh sigung di hutan pundung di pojokkan karena kalah bau olehnya.

"??!!##!!??" Hinata menggerutu tak jelas. Mengucapkan sumpah serapah pada Daiki sembari melayangkan beberapa pukulan mematikan yang sama sekali tak memberikan pengaruh apa-apa. Berharap pria itu melepaskan tangan laknat itu dari mulutnya.

"Tck, mendokusai!" Daiki berdecak kesal. Kian mengeratkan pegangan tangannya di pinggang ramping Hinata. "Padahal aku belum melakukan apapun padamu, tapi kau berteriak seolah aku akan memperkosamu." Berujar frontal, seenak udelnya saja. Ia bilang 'belum' kan? Berarti makhluk dekil tapi seksi itu sudah memiliki niat untuk melakukan 'sesuatu' terhadapnya.

BAHAYA! HINATA DALAM MASALAH BESAR SEKARANG.

Oke, sepertinya caps lock Author jebol mengakibatkan satu kalimat diatas tercetak begitu besar dan tebal. Lupakan masalah mengenai caps lock jebol! Kita kembali ke masalah inti.

Hinata yang kesal menggigit tangan Daiki hingga suara rintihan kesakitan serta gerutuan kasar lelaki itu terdengar nyaring.

"Baka! Kenapa kau menggigitku hah? Tck, kuso! Aku tak akan bisa main basket lagi nanti." Ujar Daiki berlebihan. Memandang sengit kearah Hinata yang memasang wajah santai seolah mengatakan memangnya-aku-peduli-rasakan-kau.

"Salah kau sendiri. Untung saja aku tak menendang 'adik kecilmu' itu. Lain kali aku akan melakukannya jika kau berbuat macam-macam padaku." Ancam Hinata sungguh-sungguh sembari menyeringai lebar.

GLUPH

'Dasar iblis kecil!' Batin Daiki kesal.

"Sudahlah. Ayo kita kembali ke tenda! Bodoh sekali aku karena mudah tertipu olehmu. Lain kali aku tak akan mau ikut denganmu lagi. Huh!" Ujar Hinata menggembungkan pipi kesal. Melangkah pergi meninggalkan Daiki yang masih merutuki tindakan liar gadis mungil itu hingga membuat tangannya membiru karena gigitan tadi.

"DAIKI ... CEPATLAH!" Teriakkan Hinata kembali mengudara.

"Iya iya. Dasar cerewet!" Dengus Daiki melangkah malas menyusul Hinata yang telah berada beberapa langkah di depannya.

.

.

.

.

.

.

"Aduh...! Ittai ..." Ringis Hinata menahan perih dan sakit. Kini kedua lutut yang putih mulus itu menjadi lecet plus mengeluarkan darah. Tak sengaja tersandung sesuatu entah apa itu, hingga membuatnya jatuh ke tanah dalam posisi tak elit. Satu kata untuknya. Me-ma-lu-kan.

Rok pendek selutut yang ia pakai terangkat tanpa disadari, memperlihatkan pantsu merah muda bergambar hello kitty yang begitu imut. Daiki terpaku di tempatnya. Tak mampu bersuara ataupun mengedipkan mata. Ia terlalu menikmati pemandangan menyegarkan nan langka di depannya ini. Bahkan kulit dekil-coret-eksotisnya kini mengeluarkan semburat merah tipis yang memberikan kesan manis padanya.

FIRST KISSWhere stories live. Discover now