CHAPTER III : NOT SENSITIVE GUY

1K 112 20
                                    

Seorang lelaki bertubuh tinggi terlihat kelelahan. Butiran keringat berjatuhan di wajahnya yang tampan dan putih bersih. Ia terus berlari mencari tempat yang aman untuk bersembunyi dari fans-fans fanatiknya. Maklumlah ia kan seorang model terkenal yang sedang naik daun saat ini.

Kise Ryouta. Itulah namanya.

Selain berfose di depan kamera, ada kegiatan rutin yang selalu ia lakukan. Yaitu berkejar-kejaran dengan para fansnya. Kadang ia sedikit terganggu dengan tingkah laku mereka. Waktu istirahatnya yang minim malah digunakan untuk olahraga lari—dalam artian melarikan diri dari kejaran mereka.

Kinipun ia tengah melakukan kegiatan rutin tersebut. Berlari memasuki sebuah ruangan bertuliskan UKS yang tertempel di depan pintu.

Ia segera mengunci pintu. Masih dengan nafas yang terengah-engah karena terlampau menguras tenaga dan staminanya. Perlahan ia berjalan mendekat kearah ranjang, bermaksud untuk berbaring dan beristirahat sejenak. Matanya sedikit membulat terkejut ketika melihat keberadaan gadis yang dikenalnya. Apalagi dengan keadaan yang jauh dari kata baik-baik saja.

Ia tengah berbaring lemah dan tak berdaya di ranjang yang satunya lagi. Karena demam yang tiba-tiba menyerang hari ini, maka dengan terpaksa ia beristirahat disana hingga keadaannya membaik dan kuat untuk pulang ke rumah.

"Hinata-cchi ..." Kise menyebutkan nama gadis itu dengan suara cemprengnya seraya berjalan mendekat ke ranjang tempatnya berbaring.

Tentu saja ia mengenal sangat mengenal gadis itu karena tempat tinggal mereka dekat alias bertetangga. Bahkan mereka tak jarang suka berkunjung ke rumah masing-masing, entah itu untuk mengerjakan tugas sekolah bersama, sekedar mengobrol saja sambil menonton film, atau memasak dan makan bersama. Hubungan mereka sangat dekat jika diluar sekolah, namun jika sudah di area sekolah mereka bersikap seolah tak saling mengenal secara akrab.

Jangan salahkan Ryouta tentang hal itu. Hinata sendirilah yang meminta agar saat di sekolah mereka bersikap biasa saja dan berbicara seperlunya. Agar para fans lelaki bersurai pirang itu tak merasakan kecemburuan yang berlebih terhadapnya. Ia sangat tak suka menerima tatapan menusuk dari para gadis saat mereka sedang berbicara. Tak nyaman rasanya. Maka mau tak mau Ryouta menerima permintaan aneh Hinata itu, meski pada awalnya bersikeras menolak.

"Ryouta-kun ..." Ujar Hinata sama terkejutnya dengan keberadaan Ryouta disana.

"Hinata-cchi ... Apa yang terjadi padamu?" Seru Ryouta terlihat khawatir. Ia menyentuh kening Hinata kemudian membelai pipi sang gadis dengan tangan kirinya.

"Aku hanya sedikit demam. Uhuukk ... Uhuukk ..." Jawab Hinata dengan suara lemah dan sesekali terbatuk.

"Aku harus segera membawamu pulang dan merawatmu." Ujar Ryouta yang begitu jelas memancarkan raut wajah khawatir dan sedih melihat keadaan Hinata saat ini. Ia merengkuh tubuh mungilnya.

"Ti-tidak usah, Ryouta-kun. Aku—" Ucapan Hinata segera dipotong oleh Ryouta.

"Ssuuttt! Jangan membantah! Pokoknya aku akan membawamu pulang, baik kau mau ataupun tidak." Ryouta tetap bersikeras untuk membawa Hinata pulang, berjalan keluar ruangan sembari menggendongnya ala bridal style.

Semua mata memandang dengan sorot beragam kearah Ryouta dan sosok gadis berambut indigo panjang dengan kedua mata terpejam yang tengah berada di dalam gendongan posesifnya. Ada yang terkejut, tak suka, merasa cemburu dan iri. Namun Ryouta sama sekali tak peduli dengan semuanya. Yang ia pedulikan kini hanya Hinata, tak ada yang lain.

Sedangkan Hinata sendiri hanya bisa pasrah, terdiam di dalam dekapan tubuh hangat lelaki itu sembari memejamkan mata. Perasaannya kini sangatlah nyaman dan tenang, meski tubuhnya menghantarkan panas yang cukup tinggi disertai batuk yang terus mengganggu.

FIRST KISSМесто, где живут истории. Откройте их для себя