20||JADIAN?

Mulai dari awal
                                    

SELAMAT BERSENANG-SENANG DISINI, HANA. INI AKIBAT DARI KEJADIAN TADI SIANG DI KORIDOR SEKOLAH. GARA-GARA LO LUKAS MULAI BERGANTUNG SAMA LO.

Kejadian di koridor?

Hana mulai mencerna kata-kata itu. Ah, Hana ingat saat tadi siang Lukas sempat mengajaknya berbicara dan menyuruhnya untuk kembali ke sikapnya yang semula hingga berakhir untuk yang pertama kalinya Lukas memegang rambutnya.

Bersamaan dengan itu, suara pintu tertutup dengan keras berhasil menyadarkan Hana.

Brakkkk

Refleks, Hana berlari mendekati pintu itu. Memutar knop pintu dengan tidak sabaran berharap dapat membuatnya terbuka. Hana mulai panik saat menyadari keadaan gudang yang gelap. Bau pengap membuat Hana kesusahan bernapas.

"TOLONGG!!!!" Hana menggedor pintu kencang hingga membuat tangannya memerah akibat kerasnya pukulan yang ia keluarkan. Tanpa sadar air matanya meluruh begitu saja. Matanya kembali menatap pintu dan menemukan secarik kertas berwarna merah yang menempel pada pintu. Dengan cepat Hana mengambilnya.

Gue peringatin sekali lagi. JAUHIN LUKAS ATAU LO BENER-BENER HABIS MALAM INI!

"AAAAKKKKHHHHHHH!!!!" Teriak Hana kencang. Ia menjambak rambutnya sendiri hingga membuat beberapa helai rambutnya rontok. Pita kuning yang selalu bertengger manis di kepalanya kini jatuh mengenaskan dan rusak begitu saja.

"Maksudnya apa ini orang? Kenapa gue harus jauhin Lukas?"

Tubuh Hana meluruh begitu saja. Pundaknya bergetar hebat dengan tangis yang semakin kencang. Ia memukul keras lantai kotor gudang itu berharap dapat melampiaskan emosinya. Tubuhnya terasa begitu lemas dengan napas yang semakin sesak akibat pasokan oksigen yang sangat minim karena debu.

Tanpa seseorang ketahui, gadis yang berada di luar gudang itu tersenyum puas. Tangannya memutar kunci yang dirinya gunakan untuk mengunci pintu.

"Rasain lo, Hana."

                          ****

Lukas menghentikan langkahnya saat mendengar suara keras seperti kayu dipukul disertai dengan tangisan yang terdengar menyedihkan. Kardus besar yang berisi dokumen yang sudah tidak terpakai menghiasi tangannya. Lukas berniat menaruhnya ke gudang.

Dengan mempercepat langkah akhirnya Lukas sampai di gudang.

"Tolong...."

Suara yang terdengar lirih itu membuat Lukas yakin kalau di dalam gudang ada seseorang. Buru-buru ia membuka pintu namun keningnya mengernyit saat pintu tidak mau terbuka.

"Biasanya nggak dikunci." Gumam Lukas.

"ADA ORANG DI DALEM?" Teriak Lukas berharap mendapat sahutan.

"Lukas..."

Lukas melebarkan matanya. Ia mengenali suara ini. Jantungnya berdetak cepat saat mengetahui Hana lah yang terkunci di dalam.

"Na, lo di dalem?" Tanya Lukas panik.

"Iya. Tolongin." Sahut Hana dari dalam.

Dengan cepat Lukas mendobrak pintu itu. Dobrakan pertama masih belum bisa membuat pintu terbuka. Lukas mencoba beberapa kali hingga pintu itu terbuka sempurna dengan keadaan engsel yang patah.

"HANA!"

Lukas terpekik kaget saat menyadari Hana yang terkulai lemas di lantai kotor. Namun yang membuat Lukas heran, gadis itu masih bisa menampilkan senyum cerianya walaupun Lukas yakin badan gadis itu terasa lemas.

Buru-buru Lukas menghampiri Hana lalu membopongnya keluar. Sesampainya di luar ia mendudukkan Hana di bawah.

"Kenapa bisa kayak gini?" Tanya Lukas seraya memandang Hana. Pertanyaan dari Lukas membuat Hana kembali mengingat kejadian tadi. Tidak dirasa, air matanya kembali turun mengiasi wajahnya yang terlihat pucat.

Lukas tertegun lalu entah dorongan dari mana dirinya membawa Hana kedalam rengkuhannya. Dada bidangnya menjadi senderan kepala Hana. Dengan lembut, Lukas mengelus rambut lembut Hana yang berantakan namun masih saja mengeluarkan aroma strawberry yang hari ini begitu Lukas rindukan.

"Gue takut." Cicit Hana yang masih menangis sesenggukan.

"Ada gue."

Setelah lumayan lama akhirnya tangis Hana berangsur hilang. Lukas mengurai peluakan mereka. Tangannya ia letakkan di pundak Hana.

"Cerita sama gue."

Hana meneguk salivanya susah. Tatapan Lukas yang tajam seolah memberitahu bahwa dirinya ingin segera memangsa pelaku dari masalah ini.

Hana melirik tangannya yang masih menggenggam kertas. Sadar akan arah pandang Hana, Lukas mengikutinya. Matanya membelalak kaget saat mendapati memar kebiruan yang menghiasi tangan Hana.

"Ini kenapa?" Tanyanya. Pandangan matanya beralih kearah kertas yang berada di genggaman Hana lalu mengambilnya tanpa sempat gadis itu sembunyikan.

Setelah membaca tulisannya, tangan Lukas terkepal emosi. Jadi ini yang membuat Hana menjauhinya hari ini? Siapapun orang itu pasti akan Lukas balas nantinya.

"Jadian sama gue."

Bagaikan tersambar petir di sore hari, perkataan Lukas membuat Hana tersengat. Otaknya tiba-tiba berhenti bekerja dengan bumi yang tak lagi berputar. Mulutnya ternganga mencoba mencerna pernyataan sosok tampan yang berada di depannya.

"Perlu gue ulangin?" Tanya Lukas dengan santai berbanding terbalik dengan Hana yang jedar-jeder tidak karuan. Seperti orang bodoh, Hana mengangguk pelan.

"Jadian sama gue, Hana."

"Hah?"

******

Vote commentnya jgn lupa.

Salam,

Ia♡

HALU(Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang