16 | THE PLANNING

890 53 3
                                    

Lift berdenting  di dalam gedung apartemen bertingkat tepat dilantai dua puluh. Libra melangkah menelusuri lorong menuju kamarnya dengan helaan napas gusar, ia mencoba tenang untuk apa yang sudah terjadi.

Begitu ruang nomor seribu enam belas itu dibuka, tombol lampu langsung dinyalakan. Ia memungut beberapa surat yang ada di lantai kemudian pandangannya berkeliaran, paling tidak dia aman di sini.  Sebuah tempat yang dia beli dari harta sepeninggalan orangtuanya ditambah uang hasil pekerjaannya, dulu, sebelum terjun ke dunia gemerlap malam. Libra senang berada di sini walau setiap malam ia harus meratapi nasib yang beriringan dengan rasa pilu, tertekan bahkan tak bahagia.

 Libra senang berada di sini walau setiap malam ia harus meratapi nasib yang beriringan dengan rasa pilu, tertekan bahkan tak bahagia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Mengapa tadi aku segala menciumnya?'

Lima rangkai kata itu masih terus terngiang dikepalanya. Tangannya juga masih belum bisa ia jauhkan dari bibirnya. Libra sendiri akui memang ia sangat merindukannya, namun tetap saja hal seperti itu tidak boleh lagi terjadi. Dari hati yang paling dalam, jujur, dia bersikeras belum bisa kembali. Kata-kata Ferly dimalam itu, terlebih saat pria itu mengatasnamakan Letty dan Audrey sebagai alasan agar Libra singgah dirumah itu lagi.

Biar begitu, yang terpenting dan sudah pasti mulai sekarang, uncle Richard takkan bisa mengganggunya. lagi.

Libra mengusap lembut perutnya sendiri. "Kamu tidak keberatan kan, sweety, hanya tinggan dengan mama?" katanya seraya tersenyum kemudian Libra mulai membuka semua surat teruntuknya.

TAGIHAN
TAGIHAN
TAGIHAN

Libra menghela napas lagi seraya berpikir apa benar tagihannya sebanyak ini? Maklum saja, semenjak Madam Tamara memfasilitasinya, Libra tidak pernah mengurus hal semacam ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Libra menghela napas lagi seraya berpikir apa benar tagihannya sebanyak ini? Maklum saja, semenjak Madam Tamara memfasilitasinya, Libra tidak pernah mengurus hal semacam ini. Lama tidak ia singgahi,  dia pikir segala urusan sudah ia selesaikan sebelum ia menyadari bahwa uang yang dia miliki sudah habis tak bersisa. Kemudian Libra teringat bahwa ada satu lagi rasanya benda berharga yang ia miliki.

Kakinya melangkah ke kamar lalu membuka lemari dan merogoh sesuatu dibawah pakaian yang tertumpuk. Benar saja, di sana ia dapatkan satu kotak beludru.

"Kamu tenang ya, sayang! Mama tidak akan pernah hidupkan kamu dengan uang haram. Setelah ini, apa lagi sejak adanya kamu,  mama akan semakin semangat jalani hidup ini." katanya sekali lagi.

Libra di Bulan AugustusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang