3 | OPERATION WEDDING

5.8K 194 4
                                    

Ferly menghela napas lega karena akhirnya acara menyebalkan menurutnya selesai. Arloji dipergelangan tangannya sudah menunjukan pukul setengah satu malam. Tinggal sedikit lagi, saat tamu-tamu ini benar-benar pergi, dirinya bisa pulang ke rumah.

"Sudah saya transfer sisa uangnya!" ucap Ferly seraya menunjukan bukti transaksi dari ponselnya.

"Thank you sir, lain kali pakai jasa kami lagi."

'Ah tak sudi, jika aku mengingat pelayanan parkirnya tadi.' keluh Ferly dalam hatinya yang lagi-lagi harus mengangguk lamat sambil menunjukan senyum palsu, karena Letty berada disampingnya.

Tanpa berlama-lama lagi, Ferly bergegas pergi dari gedung itu, hingga hampir sedikit lagi kakinya tiba dipintu, Letty memanggilnya.

"Ferly?"

Ferly berhenti tanpa menoleh.

"Ada apa, ma?"

Letty tidak menjawab.

Ferly menyentakan kaki. "God, come on mam? What happen?" gerutunya.

Kali ini Letty menggelengkan kepala lalu mengarahkan ibu jarinya pada sosok wanita yang tengah tidur pulas dengan posisi duduk. Itu Libra yang terlihat sama lelahnya.

"God, wanita ini, pada akhir acarapun masih membuat saya tak habis pikir." Ferly terus mengomel sambil membopong tubuh Libra menuju mobil yang sudah disiapkan.

Meski hatinya dibuat gondok, Ferly tetap dengan hati-hati meletakan tubuh Libra di kursi belakang. Diiringi perhatian Letty yang bahagia, malam ini Letty memilih ikut bersama Ferly setelah meminta salah satu ajudan untuk membawa mobilnya ke rumah.

"Jadi, sudah berapa lama kau mengenalnya, Ferl?" Letty bertanya. Sekaligus membuka percakapan setelah lima menit mobil melaju.

"Aku tidak mengingatnya, ma."

Letty tersenyum simpul. Anaknya yang satu ini memang dikenal cuek sejak dulu. "Lalu, bagaimana mengenai sanak saudaranya?"

"Tidak ada! Kedua orangtuanya anak tunggal seperti dirinya."

Letty memperhatikan Libra dari spion dalam mobil. "Kasihan dia. Sepertinya dia sangat lelah, mama rasa kita bawa saja dia ke rumah."

"Kalau dia di bawa ke rumah, untuk apa dia memiliki apartemennya sendiri, ma?" tanya Ferly sambil memijat keningnya sendiri.

"Kau ini bagaimana? Cepat atau lambat, Libra akan menjadi mantu mama. Pokoknya sebelum dia menikah denganmu, mama tidak izinkan dia pergi sendiri."

Ferly mengatur napasnya samar. "Baik, kalau begitu saya menikah besok!"

Letty menoleh ke arah putranya dengan cepat.
"Besok? Jangan-jangan dia sudah hamil? Astaga Ferly, ini yang mama takutkan kalau belum menikah kau sudah tinggal sendirian. Kau--"

Ferly menginterupsi. "Astaga! No. What are you talking about? Saya tidak seperti itu, okey!"

"Benar hal semacam itu tidak terjadi? Oke mama mencoba percaya padamu." Letty mengelus dadanya berulang. "Besok, undang semua pegawai kantor. Pokoknya harus." Letty tampak begitu antusias sementara Ferly mulai frustasi.

Libra di Bulan AugustusWhere stories live. Discover now