Prologue

347 31 30
                                    


[] ♥ []

🌱🌱———————————————

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🌱🌱
———————————————

'Kebahagian bisa datang dari siapa saja, dan kamu berhak menerimanya Lio.'

Itulah kalimat yang selalu Lio ingat dari mendiang ayahnya. Menjadi acuan dan penyemangat hidupnya, hingga dia masih bisa
bertahan sampai saat ini.

Keluarga Lio hancur, setelah kepergian ayahnya.
Sama halnya dengan anak-anak lain, dia juga butuh kasih sayang dari orang tuanya.

Lio tersenyum simpul memandangi figura berukuran sedang, berisi foto ayahnya. Dia sedang membersihkan figura itu dengan teliti dan berulang-ulang.

'Eftychía, Storgí, Oikogéneia, Agápi semua orang pantas mendapatkannya. Termasuk kamu.'

*(Kebahagiaan, Kasih sayang, Keluarga, Cinta)

Perkataan ayahnya selalu saja terngiang di telinga. Beliau sering mengatakan hal itu ketika mereka sedang mengobrol di halaman belakang sembari menikmati senja di penghujung hari. Ah, rasanya Lio ingin mengulang moment itu.

Lalu dia menatap figura besar, foto keluarga kecilnya yang menggantung kokoh di dinding. Lio ingin bahagia bersama ibu dan kedua saudara kandungnya.

Bagaimana pun juga, dia hanya anak remaja tanggung yang menginginkan keluarganya kembali harmonis. Dan hal itu hanya bisa terjadi, jika dia berhasil menyelesaikan misi yang diberikan oleh ibunya.

Misi yang akan berdampak buruk bagi targetnya, yaitu temannya sendiri. Zea namanya.

Gadis lugu yang selalu bisa membuat Lio tersenyum saat menjahili dan melihat segala tingkah bodohnya.

Gadis manis yang dikirimkan Tuhan untuk menempati hatinya yang kosong. Bibirnya tersenyum kecut. Figuranya kembali  disimpan ketempat semula.

"Ayah, kenapa ini sulit sekali?"

Lio menghela nafas berat. Disatu sisi dia ingin bersama Zea, disisi lain kebahagiaan keluarganya juga tidak kalah penting.  Untuk sekarang, bolehkah Lio bersikap egois?

Lio harus memilih salah satu bukan? Baiklah, dia akan melakukannya. Dan juga, dia sudah siap menerima segala resiko dari keputusan yang sudah diambilnya. []

———

A/n :

Halo, ini cerita pertamaku!

Maaf kalo agak gaje, but I hope you like it.

Jika ada typo, akan segera direvisi.

Makasih udah baca :)

Pliss, give your suport gaess!

Yuk, go to the next part!

🌱🌱

 EFTYCHÍAWhere stories live. Discover now