"Jae, kami minta maaf tapi Jaemin benar-benar mengalami kangker darah stadium awal. "
"Hyung tidak. " Tangis Jaehyun pecah saat itu juga.
"Apa yang bisa membuat Jaemin kembali sembuh, hyung? "
"Kami bisa melakukan kemoterapi untuk mencegah perkembangan kangker nya, atau pendonoran sumsum tulang belakang atau sel induk. "
"Aku tidak mau Jaemin tau akan hal ini, hyung. "
"Tapi kau harus membujuknya untuk kemo, Jae. "
"Tidak untuk saat ini, hyung. Kondisi Jaemin benar-benar tidak baik sekarang. Aku belum bisa mengatakan ini pada Jaemin, jika aku mengatakan hal ini sekarang, itu bisa membuat kondisi Jaemin semakin memburuk."
"Ya sudah, lakukan yang menurut mu lebih baik, Jae. Kami juga akan melakukan yang terbaik untuk Jaemin. "
"Ne hyung. Terimakasih. "
*flashback end
***
"Aigoo hyung, kau lama sekali aku sudah lapar. " Ucap Jeno
"Mian Jeno-ya. Ini untuk kalian, makanlah. " Ucap Jaehyun. Kemudian beralih pada Jaemin yang masih menutup matanya.
"Nana, cepat bangun, ne. Hyung menunggu mu. Hyung merindukan kau yang cerewet, Na. " Ucap Jaehyun
"Hyung kau tak makan? " Tanya Jeno
"Sudah kau makan saja, melihatmu saja sudah membuat hyung kenyang. "
"Aish kau ini hyung. "
Jaehyun terus memandang sosok Jaemin yang sedang menutup matanya dengan masker oksigen yang menutup sebagian wajahnya, menggenggam tangan Jaemin dengan lembut sembari merapalkan doa.
Tak lama setelahnya, jari-jari Jaemin mulai bergerak. Jaehyun yang melihatnya segera berdiri.
"Nana, kau dengar hyung? "
"Hyu-ng"
Jaehyun segera memencet tombol yang berada di atas berangkar Jaemin. Tak lama setelahnya Jhonny datang untuk memeriksa Jaemin.
"Bagaimana hyung? "
"Kondisinya sedikit membaik, Jae. Hyung tinggal dulu ne, nanti ada apa-apa kau tinggal memanggilku lagi. " Ucap Jhonny kemudian berjalan keluar ruangan.
"Hyu-ng" Jaehyun menoleh pada sosok Jaemin yang memanggilnya. Jaemin sedikit mengubah posisi tubuhnya untuk menjadi posisi duduk.
"Nana jangan banyak bergerak dulu. " Jeno membantu Jaemin menjadi sedikit duduk.
"Ada yang sakit, Na? " Tanya Jaehyun
"Sedikit se-sak, dan pu-sing. "
Jaehyun mengulas senyumnya dan mengusap surai cokelat Jaemin lembut. "Cepat sembuh ya, Nana. "
"Aku ingin pulang, hyu-ng. "
"Tidak tidak kau harus disini!" Jeno membantahnya cepat.
"Hyung masker oksigen ini mempersulit ku untuk berbicara. "
"Kau masih sulit bernapas? " Tanya Jaehyun
"Sedikit sesak, hyung. Tapi tak apa jika tidak menggunakan masker oksigennya. "
Jaehyun melepas masker oksigen yang ada di wajah Jaemin. "Kalau sesak bilang, jangan diam. Paham? "
Jaemin tersenyum "iya hyung. Emm ngomong -ngomong Echan, kau tak pulang? "
"Kau mengusir ku Na? " Tanya Haechan
"Tidak, aku hanya bertanya. "
"Ah ya sudah aku pulang saja, Jaemin mengusir ku. " Haechan merubah posisinya menjadi berdiri dan seakan-akan dia akan benar-benar pergi.
Jaemin merengek "ah Echan, disini saja, temani Jeno hyung, aku hanya bertanya, bukan mengusir. "
Haechan dan Jeno terkekeh melihat tingkah Jaemin yang menggemaskan.
"Iya aku akan disini bersama kalian. " Ucap Haechan tersenyum kepada Jaemin
"Echan terbaik. "
"Tapi kau harus janji, kau harus sembuh dengan cepat. "
"Iya, Echan. "
Jaehyun yang melihat adiknya tersenyum, tanpa sadar dia juga ikut tersenyum, namun di dalam hatinya dia juga merasa sedih mengingat Jaemin harus menghadapi penyakit yang ada ditubuhnya.
"Kalian harus selalu bahagia. " Ucap Jaehyun pelan
***
Jaemin terbangun saat hari sudah pagi, para hyungnya tengah tertidur di sofa, posisinya sangat tidak enak, Jaemin yakin para hyungnya, dan juga temannya itu tidak nyenyak saat tidur dalam posisi duduk seperti itu.
Jaemin menghela napasnya "hyung."
Jaehyun bukanlah orang yang sulit bangun, dengan suara sedikit saja sudah membuat Jaehyun terbangun. Jaehyun mengerjapkan matanya, mendengar Jaemin memanggilnya dia segera bangun dan menghampiri Jaemin.
"Kenapa, Na? Ada yang sakit? "
Jaemin menggeleng "Jeno hyung dan Haechan tidak dibangunkan,hyung? Mereka tidak pergi ke sekolah? "
"Tidak, hyung sengaja tidak membangunkan mereka, kasihan, mereka pasti lelah, jadi hyung akan mengizinkan mereka nanti. "
Jaemin hanya mengangguk, "hyung aku ingin mandi. Tubuhku rasanya lengket sekali. "
"Kau tidak bisa pergi ke kamar mandi dulu, Na. Kau harus tetap berada di ranjang, tubuhmu masih sangat lemah, hyung akan memandikan mu disini saja ya. "
Jaemin merengek "hyunggggg aku maluuuu. "
Jaehyun yang gemas dengan Jaemin mencubit pipi Jaemin lembut, "kenapa, kita sama-sama laki-laki, Na. "
"Emm yasudah hyung. "
Tbc.
