Bab 22 : Di Rumah Sakit

1.6K 65 4
                                    

Aku membuka mataku. Ah,  disini lagi, dinding putih ini, dengan peralatan medis yang sudah terlalu bosan untuk disebutkan.

Masih terasa sakit, meskipun berkurang.

Pak Surya membelai rambutku. "Dri...." Memandangku iba.

Ini sudah biasa, Pak, batinku.

Tak lama kemudian, Mama datang.

"Adrian? Kambuh lagi, Nak?"

Iya, Ma.

"Bapak kembali ke sekolah dulu, ya," Pak Surya pamit. Aku mengangguk.

Pak Surya pun meninggalkanku dan Mama di kamar.

~Story of Two Dreams~

"Adrian! Kami datang!" Teriak Kevin di luar kamar.

"Masuk," ujar Mama.

"Assalamu'alaikum," Ifan dan Kevin memasuki kamar. Mereka memang sudah WhatsApp akan menjengukku sore ini.

"Waalaikum salam," jawabku, yang sudah tak terhalang masker lagi.

"Tante...." Kevin menyalami Mama, sementara Ifan hanya mengatupkan tangan. Bukan mahram, ia pernah bilang.

"Dri...." Ujar Kevin, sedih. "Padahal, tadi masih ketemu pas lihat pembagian kelas,"

Apasih, Kevin, batinku. Jujur, perkataannya memperburuk perasaanku.

"Kevin, Adrian tuh lagi sakit! Kasih semangat kek, ceriain, ini malah dibikin tambah sedih," protes Ifan.

"Maaf, Dri,"

"Nggak apa-apa. Jadi, gimana kelas baru kalian?" Aku akhirnya membuka topik.

"Lah, kan kita sekelas, Dri?" Kata Ifan heran.

"Aku kan bimbingan olimpiade,"

"Oh, iya. Ya, seperti itulah, Dri. Nggak belajar. Wali kelas baru, Bu Aruna, lumayan killer," jawab Ifan.

"Ada anggota gengnya Aldo yang sekelas dengan kita?" tanyaku lagi.

"Ada. Nicholas dan Rio," jawab Ifan.

"Yee, ngomongin kelas kalian terus. Gue gak ditanya, nih?" Ujar Kevin.

"Ok, Vin. Gimana kelas baru kamu?" Tanyaku.

     "Enak, Dri! Teman sekelasnya asik-asik. Banyak anak hits di situ. Gurunya, Pak Anto, koplak banget!" Jawab Kevin.

"Enak ya, jadi anak IPS," gumamku.

"Iya, dong. Santai! Hahaha,"

Kami pun berbincang-bincang dengan berbagai topik. Tak terasa, setengah jam sudah berlalu.

"Eh, sudah setengah jam nih. Kami pulang dulu, ya?" Pamit Kevin.

"Iya. Hati-hati di jalan!"

"Ingat, lo itu kuat. Jangan menyerah, ya?" Kata Kevin lagi.

"Makasih, Vin," aku tersenyum.

Mereka pun pergi meninggalkan kamar.

"Mereka sahabat yang baik ya, Dri," ujar Mama.

"Iya, Ma. Aku beruntung punya mereka."

~Story of Two Dreams~

"Ma, kalau seandainya aku dari lahir sehat-sehat saja, hidupku akan gimana?" Tanyaku, di malam hari. 

"Kenapa kamu tanya gitu, Nak?"

"Entahlah, Ma. Kadang iri, lihat teman-teman yang sehat. Bisa melakukan apa saja sesuai kemauan mereka. Nggak perlu terhalang penyakit," jawabku sedih.

"Mungkin, aku nggak harus capek-capek merasakan kegagalan. Gagal olimpiade pas SMP, misalnya. Itu kan, aku sebenarnya sudah siap. Tapi, gara-gara CF, nggak jadi ikut!"

"Karena aku sakit, orang-orang meragukan mimpiku. Mereka bilang, 'Adrian, kamu tuh penyakitan! Gak akan bisa!'. Memangnya, penyakit berbanding terbalik dengan kesuksesan, ya, Ma?"

Mama hanya menyimakku mengoceh.

"Adrian...." Dan lagi, beliau membelai rambutku.

     "Setiap orang memiliki perjuangannya masing-masing. Kamu, berjuang untuk olimpiade dan melawan cystic fibrosis. Diluar sana, mungkin ada yang keluarganya berantakan. Broken home, misalnya.  Ada yang kesusahan ekonomi. Ada yang kondisinya lebih parah dari kamu.

    Jadi, jikapun kamu sehat, pasti tetap ada perjuangan lain. Dan, kenapa Tuhan kasih penyakit ini ke kamu, karena Dia tahu, kamu kuat. Kamu bisa melalui semua ini.

Kamu pasti tanya begitu karena sudah lelah dengan penyakit ini, kan?" Tanya Mama lagi.

"Sebenarnya, ya, Ma," jawabku.

    "Nggak apa-apa, Nak. Jika kamu lelah, istirahatlah dulu. Istirahat tidak menjadikanmu lemah, tapi justru untuk mendapatkan energi baru. Ya, kan?

    Mungkin susah untuk bersyukur sekarang. Keadaannya seperti ini. Nggak apa-apa. Nggak apa-apa kalau kamu sedih. Nggak apa-apa kamu nangis, capek. Itu manusiawi, Nak.

Tapi, ada satu hal yang harus tetap kamu lakukan,"

"Apa, Ma?"

"Jangan menyerah dengan perjuangan ini, ya?" Kata Mama.

Aku tersenyum. "Iya, Ma. Aku tak akan menyerah,"

~Story of Two Dreams~















Hai!
Kalau suka, jangan lupa vote dan komentar ya!

Oh iya, ada pemberitahuan :

Mulai besok, jadwal Story of Two Dreams kembali menjadi seminggu sekali, setiap weekend. Dan maaf, mungkin akan ada saat-saat dimana saya tidak bisa konsisten update sesuai jadwal. Karena saya kelas 9, dan akan menghadapi Ujian Nasional.

Tapi tenang saja, setelah Ujian Nasional, insyaallah cerita ini akan segera diselesaikan.

Mohon maaf, dan terima kasih!

A Medal For AdrianWhere stories live. Discover now