Bab 12 : Tertangkap Basah

957 68 0
                                    

"Adrian?"

Aku menoleh.

Gawat, aku ketahuan.

Dr. Ismail sekarang berdiri tepat di depanku. Bagaimana bisa?

"P...Pak Dokter?" kataku gugup.

"Kamu kabur ternyata. Benar-benar ambisius, ya," dr. Ismail berkata dengan tenang. Aku terdiam, masih gugup.

"Kamu pasti heran, mengapa saya bisa disini. Anak saya juga ikut olimpiade. Tapi, dia olimpiade biologi."

Aku membuka maskerku. Pengap juga pakai masker terus.

"Saya tidak akan memarahimu, apalagi menghukummu. Justru saya apresiasi kegigihanmu," dr. Ismail bertepuk tangan. Aku menganga, tak bisa berkata apa-apa.

"Tapi Adrian, mohon maaf, caramu mewujudkan kegigihan itu salah. Dibanding meminta izin kepada saya, atau membujuk baik-baik, kamu justru memilih cara seperti ini."

Aku menunduk, merasa sangat bersalah. "Maaf, Pak."

"Sekali ini, saya maafkan. Jangan diulangi lagi. Sekarang, kembali ke rombongan sekolahmu, pamit ke guru, dan pulang ke rumah sakit," kata dr. Ismail.

Aku pun menyalami tangan beliau, lalu kembali ke rombonganku.

~Story of Two Dreams~

Aku tenggelam di dasar lautan. Sulit sekali untuk bernapas, melebihi ketika penyakitku kambuh.

Aku berusaha menggapai permukaan. Sulit. Setiap aku bergerak ke atas, tubuhku semakin lemah dan sesak. Kembali jatuh ke dasar.

Aku mencoba lagi. Berusaha dengan sisa-sisa tenaga yang ada. Namun, semakin aku bergerak, semakin lautan ini mengimpitku.

"To...long...." ucapku lirih. Percuma. Tak ada seorang pun di sini. Hanya aku yang semakin tenggelam ke dasar lautan.

Aku....

"Adrian!" Seseorang mengguncangkan tubuhku.

Aku terbangun. Ah, ternyata hanya mimpi.

"Tadi, Mama dengar kamu mengigau. Mimpi buruk?" tanya Mama khawatir. Aku mengangguk.

"Memangnya, tadi aku ngomong apa, Ma?" Tanyaku.

"Kamu bilang, 'tolong' tadi. Suaramu lirih banget. Kamu juga sesak napas, lebih parah dari biasanya. Mau cerita?" jawab Mama.

Aku menggeleng. Tadi kan hanya mimpi. Tak perlu dirisaukan. Kenyatannya, aku berada di kamar rumah sakit sepulang olimpiade.

Aku menenangkan diriku, berusaha melakukan hal lain.

~Story of Two Dreams~

Satu minggu lebih berlalu dengan sedih dan bosan. Sedih karena penyakit yang semakin parah. Bosan karena tak ada yang bisa ku lakukan.

Kini, paru-paruku semakin lemah. Terakhir tes, fungsi paruku tinggal 50 persen. Rendah sekali.

Aku semakin sering sesak napas dan batuk. Bahkan, meskipun oksigen tambahan telah ku pakai. Pencernaanku juga mulai kena. Sakit dan kram perut, muntah parah, bahkan sepertinya aku tak bisa makan apapun. Apapun yang ku makan, pasti keluar lagi.

Aku sangat kelaparan. Meskipun ada infus, tapi itu sama sekali tidak membuatku kenyang.

Namun, hingga hari ini, aku masih setia menunggu pengumuman lomba. Akankah aku menjadi juara?

Semoga.

~Story of Two Dreams~



Hai!
Semoga suka ceritanya! Maaf kependekan.

Jangan lupa vote dan komentar ya!
Terima kasih!

A Medal For AdrianWhere stories live. Discover now